Ruang Tamu
"Aku mau kita kembali ke Indonesia, sudah cukup kamu di negara orang Xania. Aku akan mengizinkan kamu bekerja seperti biasa di RC Entertainment, dengan syarat kamu harus menjadi asisten pribadi aku!" kali ini Riko menatap wajah Xania dengan serius, bahkan suara lelaki itu seperti Riko sesungguhnya yang dingin tak tersentuh.
"Gak sudi, kamu pikir aku mau kembali ke sangkar milik kamu itu, hah! Jangan harap Riko Charles"
"Jangan membantah, Xania! Kamu tidak akan pernah bisa lepas dari pelukan saya, sudah cukup belakangan ini kamu saya lembutkan" Riko mengubah penyebutan 'aku' menjadi 'saya' saking emosi terhadap Xania.
"Lo pikir gue baper lo lembutin, hah?! Gak ya Riko, lo itu gak lebih dari pria brengsek yang maksa semua keinginan lo!" Begitu juga dengan Xania, ia kembali tidak terkendali. Ia begitu marah atas keputusan pria yang berada di hadapannya itu, tidak cukupkah dia mengurung dirinya selama ini.
" Xania! Berani kamu ya, saya sepertinya terlalu baik padamu. Sampai kamu memiliki nyali untuk membentak saya!" Riko menatap tajam Xania.
Dengan kasar Riko menyeret Xania masuk kedalam kamar milik nya dan langsung mengunci pintu tersebut, tidak lupa ia mengantongi kunci agar Xania tidak dapat keluar dari kamar.
"Mulai berani kamu, gadis nakal" Riko menatap wajah gadis dihadapannya dengan tatapan bergairah, tidak lupa juga dengan smirk.
"Mau apa lo? Jangan macam-macam!" Ucap Xania, gadis itu sungguh ketakutan sampai bulir keringat membasahi pipinya.
Melihat Riko melangkah semakin maju, Xania semakin kelimpungan berbagai macam pikiran kotor memenuhi otak kecil nya.
Dengan refleks Xania melangkah mundur seiring dengan Riko yang terus mendekat, sedangkan pria tampan itu semakin suka melihat wajah gadisnya ketakutan.
"Sungguh menarik" batin Riko.
"Jangan mendekat Riko, gue bakalan teriak selangkah lagi lo maju!" pekik gadis itu. Riko yang merasa tertantang semakin maju, ia tidak takut dengan ancaman Xania.
"Coba saja, aku pastikan setelah itu kamu sudah tidak lagi perawan. Ayo lakukan, aku dengan senang hati melakukan itu dengan kamu" Riko menunjukkan wajah dinginnya.
"Aku mohon jangan lakukan itu Riko, lepaskan aku. Aku janji setelah aku bebas aku akan pergi jauh dari hadapan kamu, aku janji!" Pecah sudah pertahanan Xania, ia yang sedari tadi berusaha kuat dan berani di hadapan Riko menjadi ciut.
Gadis cantik itu meluruhkan tubuh nya ke lantai dan mulai menangis, ia bahkan memohon kepada Riko agar tidak melakukan apa-apa terhadap dirinya.
"Aku cuma mau hidup tenang tanpa kekangan, aku bahkan meninggalkan kedua orang tua ku agar aku bisa bekerja di perusahaan mu. Aku gak mau sama kamu Riko, aku gak mau!"
Melihat kondisi Xania yang rapuh dan menyedihkan membuat Riko menjadi kasihan namun tetap mempertahankan wajah datar miliknya, Riko dengan perlahan ikut duduk dilantai menyamakan posisi dimana Xania berada.
"Aku tidak akan melakukan apapun kalau saja kamu menurut Xania, aku hanya ingin kamu selalu berada di sampingku. Aku sungguh mencintaimu sejak aku melihat kamu, Xania jadilah istriku" ucap Riko dengan lembut, tangan pria itu mendekat untuk agar bisa membelai lembut pipi gadis cantik dihadapan nya saat ini.
Xania tetap bergeming walaupun Riko menyentuh pipinya, ia sungguh terkejut dengan ucapan pria itu. Apa katanya, menikah? Yang benar saja, bahkan dirinya ingin pergi dari sisi pria itu. Ini malah ditawarkan menjadi istri nya.
"Aku gak mau, aku masih mau menggapai cita-cita ku Riko. Kamu tega melakukan itu kepada ku?" Dengan mata yang berkaca-kaca Xania menatap iba ke Riko.
"Hanya ada dua pilihan untuk kamu, menjadi istri saya atau kamu menjadi ibu dari anak saya tanpa pernikahan!" Ucap Riko tegas.
Pilihan macam apa itu, hei mana mau dirinya memiliki anak tanpa pernikahan sah.
"Pilihan macam apa itu, semua merugikan ku!" Ucap Xania tidak terima dengan persyaratan yang diajukan oleh Riko.
"Terserah, intinya besok kita kembali ke Indonesia setelah itu sebulan lagi kita gelar pernikahan mewah disana. Agar dunia tau kamu milikku!"
Setelah apa yang terjadi Riko dengan tegas memutuskan untuk mengikat Xania dengan pernikahan, menurut nya jika sudah menikah dan memiliki anak Xania akan semakin susah lepas dari pelukan nya.
Karena ia yakin jika gadis itu tidak semakin diikat ia akan pergi dengan rencana selanjutnya, ia tidak akan kecolongan lagi untuk kali ini.
Lihat saja apa yang akan Xania lakukan untuk lepas dari jeratan Riko, Riko yakin semua rencana Xania akan ia gagalkan.
Termasuk mengikat dan mengurung gadis itu di kamar, agar tidak bisa melarikan diri kembali.
Sesudah mengucapkan hal tersebut Riko melangkah keluar dari kamar Xania, dan kembali ke kamar milik nya.
Melihat Riko yang melangkah menjauhi kamar itu, Xania merasa lega karena tidak terjadi sesuatu disana.
Namun pemikiran gadis itu semakin tidak terkendali karena ajakan dari Riko yang akan menikahinya, apa yang harus dilakukan nya agar bisa lepas dari sini.
Perlahan Xania bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kasur, ia duduki posisi di pinggir kasur lalu mengambil HP di atas nakas.
Xania melirik pintu kamar yang belum tertutup rapat, dengan cepat menuju pintu dan menguncinya dengan rapat.
Sesudah itu Xania kembali duduk di kasur, dan setelah itu mengutak-atik Hp nya untuk mencari kontak orang tua gadis itu.
"Halo, nak"
"Halo Pah, tolong Xania Pah! Pria itu mengancam ingin menikah Xania setelah kembali ke Indonesia" tanpa mendengar ucapan dari sebrang sana Xania sudah berbicara dengan histeris.
"Hei ada apa, coba cerita dengan tenang. Papah akan mendengar, kamu jangan teriak nanti Pria itu mendengar." Ucap Papah Xania berusaha tenang walaupun ia cemas sekali, tetapi ia tidak boleh gegabah.
Dan di ceritakan lah oleh Xania, sebagai mana tadi Riko bertindak dan mengancam nya.
"Tenang dulu nak, papah akan menolong kamu. Sekarang papah gak bisa langsung kesana yang ada pria itu semakin menggila, cukup ikuti perkataan nya sampai ia merasa kamu memang sudah pasrah. Jangan sampai Hp kamu di ambil ya nak, pokonya sebisa mungkin kamu jangan terlihat memiliki rencana." Ucap Papah Xania yabg mengingatkan kepada sang anak agar tidak bertindak gegabah.
"Iya pah, janji ya tidak akan lama. Aku sudah tidak kuat disini pah" lirihnya.
"Iya, percaya sama papah ya. Nanti papah hubungi abang juga sekalian" ucap Papah Xania menenangkan sang anak.
"Baiklah, aku tutup ya Pah nanti Riko mendengar aku takut dia akan mengambil Hp Xania"
Tidak berselang lama Xania mematikan sambungan telpon mereka, ia meletakkan Hp itu kembali ke nakas dan sesudah itu Xania merebahkan tubuhnya.
"Mencoba kabur, sayang? Menarik, ternyata kalian ingin bermain-main dengan seorang Riko Charles, akan aku ikuti permainan mu. Kita lihat nanti, aku atau kamu dan keluarga mu yang menang" gumam Pria itu sembari tersenyum miring dari sebrang kamar Xania
****
Masih sabar nunggu next bab gak nih, readers?
Gimana sama bab kali ini?
Segini dulu ya, nanti aku update lagii.
Jangan lupa bantu vote & follow cerita ini ya boleh juga share ke teman-teman kalian, bantu ramaikan cerita ini biar author semangat update nya🫶
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Obsession
Romance"Mau, lari kemana lagi? Sudah ku bilang kau tidak akan pernah bisa lepas dari jangkauan ku sayang" senyum licik terlihat jelas di wajah yg tampan itu. "Kau, bisa gak Menjauhlah dari ku!" Gadis tersebut bergegas melarilan diri,ke sebuah tempat gang...