" Bagaimana, apakah sudah kalian lakukan perintah saya?" Ucap seseorang di sebrang sana.
"Sudah Tuan, kami sudah membawa gadis itu ke Mension. Terus kami harus apakan dia Tuan?" Ujar lelaki berpakaian serba hitam yang saat ini sedang berdiri di rooftop sambil menghisap rokok.
"Tidak perlu diapakan, cukup taruh dia di kamar saya. Nanti saya akan segera kesana"
"Baik Tuan" ucapnya.
Setelah selesai menghubungi seseorang yang dia sebut 'Tuan', ia langsung menuju gadis yang saat ini sedang terbaring dan tidak sadarkan diri.
"Taruh gadis itu di kamar Tuan".
Tanpa perlu bertanya anak buah dari pria itu langsung mengangkat gadis itu menuju kamar 'Tuan' mereka.
Selanjutnya mereka meninggalkan gadis itu disana dan menguncinya dari luar.
"Sudah kami lakukan bos" ucap salah satu dari mereka.
"Bagus, sekarang kita tunggu saja kedatangan Tuan. Ayo kita di luar aja" ujar pria itu.
••••
Cklek
Terbukalah pintu kamar yang di tempati oleh seorang gadis saat ini sedang terbaring tidak sadarkan diri dikarenakan pengaruh obat bius.
Nampak Pria yang memasuki kamar tersebut berhenti sejenak dan menutup pintu dengan pelan agar sang penghuni tidak terganggu.
Setelah nya Pria tersebut mendekati ranjang dan duduk di pinggir sambil menatap gadis pujaannya. Raut wajah nya yang datar tidak dapat di tebak apa yang sedang ada di pikiran pria itu.
"Kamu milikku Xania, akan aku pastikan bahwa setelah ini kamu tidak akan bisa keluar barang selangkah pun dari Mension ku"
Gadis itu adalah Xania yang saat ini sedang terbaring di atas ranjang, Pria merebahkan tubuhnya di sebelah Xania dan langsung membawa tubuh kecil Xania kedalam dekapannya.
Tidak hanya itu, Pria yang tak lain adalah Riko ia mengecup kening Xania berkali kali. Ia merasa bahagia bisa membawa gadisnya ke mansion miliknya walaupun dengan cara menculik gadis itu.
Ia paham betul caranya ini salah, namun karena rasa ingin memiliki dan takut kehilangan gadis itu akhirnya Riko dengan mantap menjalankan misi ini, Riko yakin esok gadis pujaannya itu akan memaki-maki dirinya.
"Good night sayang"
••••
Kesokan harinya gadis yang sedang terbaring di pelukan Riko terganggu oleh sinar matahari yang masuk ke dalam kamar dan mengenai wajah cantiknya, dengan perlahan ia membuka matanya lalu melihat sekeliling kamar yang terasa asing.
Dengan kesadaran yang mulai membaik Xania merasakan ada yang sedang memeluk nya, dengan cepat ia melihat siapa orang yang dengan lancang memeluk dirinya.
"Arghhh" Karena terkejut Xania pun berteriak keras karena yang memeluk nya adalah Riko.
"Kenapa?" Dengan panik Riko bangun dari tidur nya lalu meneliti sang gadis yang berteriak, ia takut ada sesuatu yang terjadi dengan Xania. Saat mengetahui bahwa gadis itu baik-baik saja ia pun langsung mendatarkan kembali wajahnya.
"Pak Riko? Apa yang anda lakukan disini? Lalu kenapa kita bisa satu kamar, apa yang terjadi?" Ujar Xania dengan mata yang berkaca-kaca.
"Dengerin dulu penjelasan saya" ucap Riko sambil berusaha mengambil tangan Xania namun di tepis oleh gadis itu.
"Gak, anda yang menculik saya kan? Iya saya ingat kemarin saya diculik dan kenapa bisa ada bapak? Apa semua ini rencana bapak?" Xania berusaha turun dari ranjang lalu mengecek tubuh nya apakah ada yang aneh, namun ternyata semua baik-baik saja.
"Syukur deh, setidaknya aku baik-baik saja" batin Xania
"Ya saya memang melakukan itu, karena saya mencintai kamu. Asal kamu tahu ya saya ini tidak suka kamu berkeliaran di luar dengan pria, jadi saya memutuskan untuk menculik kamu" ucap Riko dengan datar.
"Cinta? Gila ya ini tuh penculikan dan bapak itu gak mencintai saya, bapak obsesi itu namanya." Ucap Xania.
"Saya mencintai kamu dari awal bertemu, sudah beberapa kali saya berusaha mendekati kamu namun saya selalu gagal jadi menurut saya menahan kamu di mansion saya adalah hal yang benar" Riko menyeringai, lalu turun dari ranjang dan mendekati Xania.
Xania yang melihat Riko mendekati nya dengan refleks melangkah mundur namun kesialan menghampiri dirinya, ternyata ia sudah di ujung tembok dan tidak bisa kemana-mana.
"Mulai saat ini kamu milikku, selangkah saja kamu keluar dari mansion ini. Aku tidak akan segan untuk mematahkan kedua kakimu" bisik Riko tepat di telinga Xania.
Setelah nya ia meninggal kamar Xania dan menguncinya dari luar, Xania yang menyadari bahwa kamar nya terkunci langsung berlari ke arah pintu dan menggedor nya dengan keras.
"SIALAN LO RIKO, GUE BENER BENER GAK AKAN SOPAN LAGI SAMA LO! BUKA PINTU NYA BRENGSEK"
Dengan wajah yang sudah dibanjiri oleh air mata Xania terduduk di dekat pintu sambil menggedor-gedor.
"RIKO BUKA PINTU NYA! GUE TAU LO DENGER, BUKA GUA MAU PULANG!"
Berulang kali Xania berteriak namun tidak dihiraukan oleh Riko, sampai menjelang sore Xania lelah berteriak akhirnya ia memutuskan untuk beranjak menuju ranjang dan terduduk sambil memeluk kakinya.
"Hiks, gue mau pulang, Dinda tolongin aku" ucap Xania, ia terus saja menangis.
Disisi lain Riko yang sejak tadi berada di kamar yang bertepatan bersebelahan oleh kamar Xania, ia mendengar semua racauan gadis itu, namun ia memilih untuk tidak merespon.
Pria itu merasa kasihan namun Riko tetap lah Riko, ia akan dengan sangat mudah menyingkirkan rasa prihatin nya itu dan kembali menjadi pria dingin dan datar. Tanpa rasa belaskasi, ia adalah pria berdarah dingin mana mungkin dengan tangisan akan meluluhkan tekatnya.
"You're mine, always be mine Xania Eliazer"
••••
Halo readers, sorry banget baru update lagi. Aku lagi sibuk banget soalnya huhu sekali lagi maaf ya. Aku tau udah lama banget gak update dan banyak dari kalian yang udah ingetin aku, makasih loh udah komen ingetin aku🥺💜
Aku pamit lagi ya nanti aku usahakan update cepet. Semoga kalian suka ya di bab kali ini.
Jangan lupa vote dan follow nya ya...yang belum follow monggo di dulu follow hehe
See you guys🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Obsession
Romance"Mau, lari kemana lagi? Sudah ku bilang kau tidak akan pernah bisa lepas dari jangkauan ku sayang" senyum licik terlihat jelas di wajah yg tampan itu. "Kau, bisa gak Menjauhlah dari ku!" Gadis tersebut bergegas melarilan diri,ke sebuah tempat gang...