Pukul sembilan pagi di New York, sinar matahari sudah menerobos gedung-gedung pencakar langit, menciptakan bayangan panjang di trotoar yang ramai. Suara klakson mobil dan langkah kaki berdesakan mengisi udara, sementara aroma kopi dan roti panggang memenuhi kafe-kafe di sudut jalan.Sedangkan di lantai 40 sebuah gedung perkantoran modern, seorang pria bernama lengkap Riko Charles terperangkap dalam kekacauan.
Riko, dengan kemeja putih yang sedikit kusut dan dasi yang terlepas, duduk di depan layar komputernya yang memancarkan cahaya biru. Tumpukan berkas berserakan di sekelilingnya, mencerminkan betapa peliknya situasi yang sedang dihadapinya. Semalaman begadang demi menyelesaikan semua masalah yang terjadi, ingin marahpun ia sudah tidak bertenaga. Sepertinya ia akan minta sekertarisnya membawakan sarapan untuknya.
Dia adalah CEO dari sebuah perusahaan investasi dan agensi hiburan yang sukses, bukan hanya memiliki perusahaan Riko pun membuka bisnis F&B seperti restoran ala Prancis dan italia. Adapun Villa, Apartemen, Mall mewah dan Hotel elit berbintang lima juga ia miliki.
Tetapi kini perusahaan investasi miliknya yang berada di Amerika itu sedang terancam karena dugaan penggelapan dana yang melibatkan salah satu anak buahnya yang saat ini masih dalam pencarian. Suara jam dinding berdetak lambat, seolah mengingatkan nya bahwa waktu terus berjalan dan masalah ini tidak akan menunggu.
Di luar jendela, pemandangan kota itu memikat. Riko memandang keluar, melihat hiruk-pikuk kehidupan pagi ini. Namun pikirannya tidak bisa teralihkan. Ia kembali teringat pada Xania, gadis yang selalu menjadi penyejuk hatinya. Dulu kehadiran Xania seperti sinar terang di tengah kegelapan hidup yang ia jalani walaupun pertemuan mereka sangat singkat, tetapi kini, tanpa kehadirannya, ia merasa semakin terasing dalam kekacauan ini.
Entah sampai kapan gadis itu kembali pada nya, walaupun sudah menggerakan seluruh anggota dunia gelap nya pun masih sangat sulit untuk melacak keberadaan nya. Sempat berfikir untuk menyerah namun ternyata sulit, hati nya terus saja menolak.
Tidak lama Riko merenung, terdengar getaran ponsel yang berada di meja kerja milik nya, dengan langkah pasti Riko mendekati meja tersebut dan mengambil ponsel berlogo apel digigit setengah itu.
"Selamat malam tuan, kami ingin menyampaikan mengenai informasi keberadaan nona Xania. Kami mendapatkan jejak penerbangan atas nama Clara Evania yang diyakini adalah ibu kandung nona Xania, penerbangan itu menuju Singapura tuan" mendengar itu Riko tidak dapat menahan senyuman yang selama ini telah hilang, walaupun hanya senyuman tipis yang menghiasi wajah tampan nya.
"Pantas saja selama ini kamu susah ditemukan oleh anak buahku, saat mereka mengecek penerbangan atas nama kamu ataupun si brengsek Evan itu!"
"Bagus, bawa gadis itu ke hadapanku secepatnya!" Ucap Riko dengan senyum smirk-nya yang dingin, ada ketenangan yang menyimpan rahasia. Dia terlihat senang, tetapi matanya menyiratkan kedalaman yang tak terduga, seolah-olah dunia ini adalah permainan yang sedang ia mainkan dengan begitu tenang.
"Siap laksanakan, tuan!"
"Tunggu sebentar lagi, sayang. Aku akan menghukum mu, menurutmu hukuman apa yang cocok untuk kelinci kecilku yang liar ini?" Batin Riko.
Dengan tatapan tajam dan dingin, pria berumur 31 tahun itu kembali berdiri menghadap jendela yang menyoroti kepadatan kota New York. Sekarang di dalam kepala nya hanya memikirkan hukuman apa yang cocok untuk sang gadis, hukuman yang akan membuat kelinci liar itu tidak akan berani kembali pergi dari sisinya.
Salah satu nya ia akan segera menikahi gadis manis itu, secepatnya. Ia pastikan gadis nya terikat selamanya di ranjang hangat milik seorang Riko Charles.
*****
Sedangkan di singapura masih malam, karena perbedaan waktu.
"Dari mana dek?" Tanya Evan setelah melihat sang adik yang baru saja pulang, karena pada saat ini posisi Evan sedang di dapur membuat kopi untuk menemaninya bekerja.
"Dari cafe, abis ketemuan sama Dinda, kan udah izin bang Evan?" Dengan dahi mengkerut Xania bingung, abang nya ini masih muda tapi pikun.
Dengan langkah pasti Xania mendekati Evan dan mengulurkan tangan untuk menyalim Evan, Evan yang peka pun menyambut uluran tangan Xania.
"Oh iya, maaf abang lupa hehehe. Terus gimana tadi? Seru gak setelah setahun gak ketemu, abang pikir kalian akan menginap menghabiskan malam bersama" Evan nyengir kuda kala dirinya lupa bahwa Xania sudah mengabarinya akan pergi keluar.
Saat kegiatan membuat kopi selesai Evan berjalan menuju sofa di ruang tamu untuk melanjutkan pekerjaan nya, melihat Evan yang duduk di sofa Xania tidak terlalu pedulikan.
Gadis cantik itu berjalan mendekati kulkas dan mengambil minuman dingin yang ada didalam lemari es tersebut, meminum nya sampai habis lalu membuang ke tempat sampah.
"Gak bang, besok masih harus kerja. Tadi seru dan haru juga ketemu Dinda setelah satahun gak ketemu intinya kita girl time lah, oh iya besok abang ada jadwal meeting di luar kan, aku ikut gak nih?"
Xania pun ikut bergabung dengan Evan yang sedang duduk di sofa, dengan tangan yang sibuk membuka jam arloji milik nya.
"Gak usah lah dek, abang gak akan lama juga. Nanti abang anterin seperti biasa sampai depan kantor baru abang meeting" tanpa menoleh dari leptopnya, Evan menjawab Xania.
"Aku naik taksi aja bang, ini lokasi meeting nya lumayan jauh dari kantor"
"Gak apa-apa, abang anter seperti biasa." Dengan sabar Evan menjawab.
"Gak ya bang, aku gak mau ngerepotin terus kasian abang Evan jauh muter nya" tegas Xania.
"Iya deh, tapi gak apa-apa kan dek?" Evan menoleh ke Xania, lalu mengusap kepala sang adik dengan lembut. Ia mengalah jika sang adik kesayangan sudah menolak dengan tegas seperti itu.
"Iya, bawel deh. Udah ah aku mau ke kamar dulu ya, selamat malam bang." Setelahnya Xania beranjak dari sofa menuju kamar milik nya, tubuh gadis itu sungguh merasa gerah dan lelah jadi ia ingin segera mandi dan bobo cantik.
•••••••
Terima kasih kepada reader setia Crazy Obsession, yang masih setia menunggu kelanjutan cerita ini.
👇🏻SPAM KOMEN👇🏻
Jangan lupa bantu vote & follow juga share ke teman-teman kalian, bantu ramaikan cerita ini biar author semangat update nya💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Obsession
Romance"Mau, lari kemana lagi? Sudah ku bilang kau tidak akan pernah bisa lepas dari jangkauan ku sayang" senyum licik terlihat jelas di wajah yg tampan itu. "Kau, bisa gak Menjauhlah dari ku!" Gadis tersebut bergegas melarilan diri,ke sebuah tempat gang...