Bab 14

2.7K 78 0
                                    

🌺 SELAMAT MEMBACA 🌺


Tidak terasa Xania sudah seminggu berada di negara yang terkenal dengan kincir angin tersebut, selama itu pun Xania berusaha mencari kerja untuk membantu kebutuhan dirinya selama berada di Belanda.

Walaupun Xania selalu mendapatkan sokongan dari papa nya setiap bulan, namun ia merasa harus bekerja agar papah nya tidak perlu membiayai kehidupan nya selama disini. Cukup hanya membayar sewa apartemen yang saat ini dirinya tempati.

"Eh,susah sekali ya mencari kerja" ucap nya sembari melempar tubuh kecil nya ke ranjang.

Xania menatap langit-langit kamarnya ia terus berpikir agar mendapatkan pekerjaan yang sesuai, dirinya tidak pernah pemilih dalam hal pekerjaan. Namun semua lowongan yang berada disini tidak sesuai kemampuan yang ia miliki.

Siang ini Xania sudah beberapa kali mengunjungi website lowongan pekerjaan, dan semua lowongan yang ia minati semuanya tidak merespon email dari Xania.

Xania kembali bersila di atas ranjang dan kemudian mengambil ponselnya yang berada di meja, ia membuka dan mencari kontak Dinda. Lalu menelpon nya.

"Halo Din, gimana kabar kamu?" Ucap Xania.

"Xania! Aku kangen banget, kabar ku baik kok. Gimana kamu?" Ucap Dinda diseberang sana.

"Aku juga sama, disana gimana Din? Aku disini susah sekali cari lowongan pekerjaan"

"Sabar ya, nanti aku bantu cari deh buat kamu. Disini kacau Xania, semenjak kamu menghilang aku sempat di panggil Pak Riko dan di ancam juga. Tapi kamu tenang aja aku bisa melalui nya"

"Apa! beneran ya dia tuh serem banget, terus gimana keadaan kamu?"

"Aku gak apa-apa kok, tenang ya jangan stress aku disini aman. Udah dulu ya, aku udah harus kembali bekerja."

"Oke, nanti kita lanjut lagi ya"

Flashback on

Tiga hari setelah perginya Xania, Riko seperti orang kesetanan. Semua karyawan yang presentasi di ruang meeting pada pagi itu di maki-maki oleh nya, karyawan yang merasa modul presentasi tersebut sudah benar merasa heran sekaligus ketakutan oleh kemarahan Riko.

"Hentikan! Apaan itu, hasil input data yang kalian lakukan tidak memuaskan. Saya mau besok pagi sudah harus jadi dan lebih bagus dari itu" ucap Riko dengan datar bahkan terlihat ekspresi dingin yang menakutkan.

Semua karyawan yang berada di ruangan meeting tersebut terdiam tanpa berani menjawab, mereka tau jika mereka menjawab akan di pecat hari itu juga.

Setelah memarahi seluruh karyawan Riko bergegas meninggalkan tempat meeting dan kembali menuju ruangan nya, ia menjatuhkan diri nya dengan kasar.

"Bagaimana, apa udah ada kabar dimana keberadaan gadisku?"

"Maaf Tuan, kami masih belum menemukan nya" ucap orang kepercayaan Riko yang bernama, Randy.

"Gak becus, sekarang tarik wanita bernama Dinda kesini. Cepat!"

"Baik Tuan" ucap Randy dan langsung melakukan apa yang Tuan nya suruh.

Tidak berselang lama akhirnya Dinda di tarik paksa oleh Randy kehadapan Riko, terlihat Dinda begitu berontak saat tangan nya di tarik paksa.

"Permisi Tuan, ini wanita yang Tuan inginkan"

Riko yang sedang fokus kepada laptop nya menjadi tidak tertarik saat mendengar wanita bernama Dinda sudah di hadapan nya, ia menutup laptop tersebut lalu berjalan dengan wajah datar kehadapan Dinda.

"Dimana gadisku berada?" Ucap Riko

"Saya tidak tahu, Pak!"

"JANGAN BOHONGI SAYA, SIALAN! KATAKAN DIMANA XANIA BERADA SAAT INI?" Riko mencengkram dagu Dinda dengan kuat, sampai Dinda meringis kesakitan.

"Shh, saya benar tidak tau Pak. Saya saja sudah lama sekali tidak bertemu dengan nya, bukankah waktu itu Bapak bilang Xania sudah tidak bekerja di perusahaan ini?" Ujar Dinda berbohong, mana mungkin ia memberi tahu keberadaan sahabat nya itu kepada orang gila ini.

"Omong kosong! Saya yakin kamu tahu dimana dia, katakan sejujurnya atau kamu mau melihat keluarga mu yang menjadi sasaran permainan ku. Bagaimana?"

"Apapun yang Bapak ancam ke saya, tidak akan mempan. Bagaimana saya beritahu ke Pak Riko dimana Xania, sedangkan saya juga tidak mengetahui keberadaan nya."

Riko menatap tajam kepada Dinda, ia juga melihat apakah ada kebohongan di sana. Namun nihil semua terlihat jujur di mata Dinda.

"Shit, Randy bawa wanita itu keluar. Sekarang!"

Dengan kesal Riko kembali ke meja kebesaran nya, dan melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.

Flashback off




••••

Halo readers 🙌

Maaf sekali ya aku baru sempat update lagi, sudah lama sekali aku ingin up bab ini cuma belum ada waktu.

Bantu vote & follow cerita ini ya jika kalian suka🫶

Aku usahakan update cepat untuk bab selanjutnya.

See you guys

Silahkan tinggalkan jejak komentar kalian, aku ingin kenal para readers Crazy Obsession.

tbc

Crazy ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang