Bab 17

2.3K 61 1
                                    

Berbeda dengan di Belanda, saat ini di kota Surabaya ada sepasang suami istri paruh baya sedang bersantai di ruang tamu dengan beberapa cemilan manis dan segelas kopi, ya mereka adalah kedua orang tua Xania.

Karena perbedaan waktu yang cukup jauh, kini orang tua Xania sedang menikmati senja sambil duduk santai di sofa ditemani acara bola, dengan si suami yang merangkul pundak istri nya.

"Pah, gimana kabar Xania?" Tanya sang istri, Clara Evania Mama Xania.

"Terakhir aku hubungi, dia baik-baik saja Mah. Katanya dia mau cari kerja disana, Papah sudah melarang agar semua kebutuhan nya disana kita yang tanggung. Tapi anak kamu itu keras kepala sekali dia bilang cukup bayar sewa apartemen saja sisanya dia yang urus." Ucap sang suami, Gilang Mahendra Papah Xania.

"Anak itu selalu saja membuat khawatir orang tua, tapi papah gak beneran kasih untuk apartemen aja kan?" Clara menatap wajah sang suami dengan sedikit raut wajah kesal.

"Ya gak lah Mah, mana mungkin Papah setega itu. Papah tetap kirim seperti biasa." Ucap Gilang Papah Xania. Mana tega ia membiarkan anak gadis tersayang nya itu telantar di negara orang.

"Lalu bagaimana dengan Pria yang obsesi ke Xania Pah? Apa dia akan menemukan anak kita?" Clara melirik sekilas ke sang suami, lalu kembali menatap televisi.

"Papah juga kurang yakin Mah, secara Papah tidak sehebat Pria itu. Xania bilang Pria yang bernama Riko itu pemilik perusahaan R.C Entertainment tempat dia bekerja, jadi bisa saja koneksi dia jauh lebih besar" balas sang suami.

"Benar juga sih Pah, ya sudahlah kita doakan saja anak kita. Aku juga sudah sempat hubungi Xania dan dia bilang semua baik-baik saja disana, semoga saja."ucap Clara.

"Bang Evan bagaimana Pah, dia masih belum mau pulang ke Surabaya?" Tanya Clara kembali, ia cukup khawatir kepada anak bujang nya itu.

Pasalnya Setelah memutuskan bekerja di Singapura, Evan jadi jarang pulang ke Indonesia. Ntah apa yang membuat Pria berumur 27 tahun itu betah disana.

"Gak tau anak satu itu gimana mau nya, kemarin aku hubungi dia katanya masih banyak pekerjaan. Padahal udah hampir 2 bulan gak pulang."

"Yasudah nanti aku yang bicara sama anak bujang mu Pah."

••••

Malam hari di Belanda.

Tok Tok Tok

"Xania bangun dulu, sayang. Kita harus cari makan malam kamu dari siang belum makan loh."

Sedangkan si pemilik nama masih asik menyelami mimpi, ntah apa mimpi nya sampai Riko sudah menunggu sepuluh menit di depan kamar Xania tetapi gadis itu belum juga terbangun.

Huft

"Baiklah aku biarkan sampai jam 8 ya, nanti kita sekalian dinner di restoran." Ucap Riko.

Tidak lama setelah Riko kembali ke kamar milik pria itu, Xania terbangun dari tidurnya.

"Egh, jam berapa sekarang?" Ucap Xania.

Ia bangun perlahan lalu menyenderkan tubuhnya di sandaran kasur, lalu melirik jam yang terletak di atas nakas.

"Sudah Jam setengah tujuh ya, ternyata lama juga aku tidur. Aku mau mandi dulu deh"

Setelah itu Xania mulai turun dari kasur dan bergegas menuju kamar mandi.

Tidak butuh waktu lama untuk Xania membersihkan tubuhnya, hanya lima belas menit saja ia sudah selesai.

Dirasa sudah cukup Xania pun pergi meninggalkan kamar nya menuju dapur, ia sangat lapar karena belum makan dari siang.

"Sayang, sudah bangun?"

Crazy ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang