Bab 9

3.3K 103 3
                                    

Sesampainya Xania di supermarket ia langsung saja bergegas membayar ojek onlinenya dan berlalu masuk kedalam, Xania mendekati lorong perbumbuan dan memulai mengambil bahan apa saja yang di butuhkan setelah selesai di lorong bumbu Xania berpindah ke lorong keperluan wania ia mulai memilih keperluan nya selama sebulan.

Saat Xania hendak mengambil pembalut yang di simpan cukup tinggi membuat Xania kesusahan mengambil nya secara tubuh nya yang sangat mungil untuk menjangkau rak tersebut, ia terus berusaha agar bisa menjangkau kebutuhan yang sangat penting itu namun saat hendak mencoba kembali ia di kejutkan adanya tangan yang ikut mengambil objek itu.

"Ini punyamu" ucap seseorang itu,

Mengapa suara nya pria? Untuk apa dia di lorong kebutuhan wanita. Batin Xania.

Tanpa menunggu lama Xania memutar tubuhnya menghadap seseorang itu, mata nya melotot sempurna saat tau siapa yang ada di hadapannya saat ini.

"P-pak Riko?"

"Hm, lain kali mintalah bantuan kepada petugas disini. Tubuh mu sangat kecil sekali hanya untuk mengambil barang di tempat yang tidak terlalu tinggi itu" ucap Riko sedikit mengejek sang gadis.

****

POV Riko

Beberapa waktu lalu Riko tidak sengaja melihat gadis cantik berpakaian kemeja biru langit sedang duduk di sofa resepsionis, dengan pandangan terus mengarah kepada gadis tersebut ia berjalan mendekat berniat akan menegur gadis itu.

Namun saat sedikit lagi ia sampai gadis itu pergi begitu saja tanpa melihat nya dan segera manaiki motor yang ia yakini itu adalah ojek online, Riko mendatarkan wajahnya saat tau gadis itu di pakaikan helm dengan pengemudinya.

"Berani sekali dia menyentuh wanitaku" batin Riko.

Dengan wajah dingin nya ia berjalan menuju mobil hendak mengikuti sang gadis, Xania. Pegawai yang berlalu lalang disana sungguh ketakutan dengan aura yang dikeluarkan Riko, mereka sampai tidak berani menyapa. Pegawai lainnya yang hendak melewati hanya berani membungkukan tubuh mereka, tanpa menegur sang atasan.

Riko mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata rata karena motor yang di tumpangi Xania tepat berada di depan nya, Xania yang di ikutipun juga tidak sadar bahwa ia sedang di ikuti Riko. Terlihat motor tersebut memasuki area supermarket yang berjarak tidak jauh dari kantor, Riko yang melihat itu segera ikut memarkirkan mobilnya dan mengikuti gadis itu berbelanja.

Riko yang tidak biasanya bersikap seperti ini ia tidak menyadari nya, entah mengapa ia merasa harus mengikuti Xania kemanapun ia pergi. Padahal dulu Riko bukan tipe pria yang suka berbelanja dan mengikuti wanita belanja, bahkan Riko tidak pernah mau ikut Mama nya berbelanja. Katanya membosankan, aneh sekali bukan.

Apakah Riko harus mempercepat rencana untuk memiliki Xania seutuhnya agar ia tidak perlu menghawatirkan gadisnya itu di rebut pria lain.

"Sepertinya aku harus gerak cepat untuk segera memilikimu honey, dan aku akan membawamu ke istana milikku agar tidak ada pria lain yang dapat merebutmu dari aku" batin Riko.

••••

Kembali dengan Xania yang saat ini masih terdiam menatap tubuh tegap sang atasan yang baru saja membantu nya padahal ia belum mengucapkan terima kasih tetapi Pria itu sudah meninggalkan nya terlebih dulu, ia tidak mengerti mengapa bisa bertemu dengan Pria itu di supermarket ini.

Padahal yang Xania tau atasannya itu sangat anti keramaian dan bisa di bilang ia sangat introvert.

Tidak ingin mengambil pusing Xania segera mengantri untuk membayar belanjaan nya dan ia akan langsung pulang untuk mengistirahatkan tubuh nya yang sudah terasa lelah.

Saat sudah membayar semua belanjaan nya, Xania membawa kantong plastik yang berisikan kebutuhan hidup ke dalam taksi yang sudah ia pesan online.

"Pak ke komplek B ya" ujar Xania kepada supir taksi.

"Baik non" balas supir taksi.

Taksi segera melaju dengan kecepatan sedang menuju tempat tinggal Xania, saat di pertengahan jalan tiba tiba saja taksi tersebut berhenti dengan rasa penasaran Xania bertanya.

"Ada apa pak, Kok tiba-tiba berhenti?" ujar Xania.

"Maaf non, di depan ada sekelompok preman yang menghadang mobil kita"

Xania merasa heran ini baru saja pukul delapan malam lalu kenapa ada saja begal yang berani melakukan aksi ini di waktu yang terbilang masih cukup sore.

"Terus bagaimana pak, kita lapor polisi saja ya?"

Dengan panik Xania langsung mengambil HP nya untuk menghubungi pihak berwajib.

"Astaga, bagaimana ini hp ku lowbet lagi" ucap Xania panik.

DUK DUK DUK

"HEI KELUAR KALIAN, JIKA TIDAK KAMI AKAN PECAHKAN KACA MOBIL INI"

"Ya Tuhan lindungilah aku" batin Xania.

PRANG

Kaca mobil tersebut pecah saat si preman memukul kaca itu dengan kayu.

Cklek

"Eh apa apan ini kalian main tarik saya"

Xania memberontak menarik tangannya yang sudah di pegang sang preman, namun karena ia tidak cukup kuat akhirnya terseret menuju mobil preman tersebut.

"CEPAT IKUT KAMI" ucap preman tersebut.

Para preman itu menarik Xania dari dalam taksi dan membekapnya dengan kain yang sudah di berikan obat bius.

"Pak taksi, tolong saya!!" Teriak Xania sebelum akhirnya ia kehilangan kesadaran.




🖤🖤🖤🖤

Halo maaf banget ya baru update lagi, semoga suka ya dengan bab kali ini.

Boleh minta like, share, & follow nya gak ya...🥹

Oke see u next part, Bye🫰

Crazy ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang