Bab 25

912 37 4
                                    

Sesampainya Xania di ruangan miliknya, langsung saja gadis itu menjatuhkan diri ke kursi sembari tangan nya menyalakan komputer yang ada dihadapan nya.

Xania melirik ke ruang Evan ternyata disana masih sangat rapih, berarti Abang nya belum sempat datang ke kantor. Tanpa memikirkan apapun lagi gadis itu melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda dengan fokus.

Satu jam kemudian terdengar ketukan dari luar ruangan Xania, gadis cantik itu dengan heran mengapa ada yang mengetuk pintu namun tidak langsung membuka nya. Biasanya semua karyawan yang memang ada pekerjaan untuk nya langsung masuk.

Dengan langkah santai Xania mendekati pintu dan membuka nya, terlihat seorang pria yang sangat ia kenali. Siapa lagi kalau bukan Evan, Abang tengilnya ini.

"Astaga, kenapa tidak langsung masuk saja sih Pak sudah tau saya lagi sibuk" ucap Xania dengan kesal.

"Hehe maaf dek, kamu gak usah formal banget lah sama Abang. Pakai manggil Pak segala" dengan wajah tengilnya Evan melenggang masuk ruangan milik adik nya dan segera menjatuhkan tubuhnya ke sofa disana.

"Gak bisa Pak, kita di kantor. Professional lah" balas Xania cuek sambil melanjutkan pekerjaan nya.

"Ya deh si paling profesional, oh ya dek kamu udah makan belum?" Tanya Evan sambil mengeluarkan hp berlambang apel digigit milik nya.

"Belum, tadi sarapan roti doang di kantin" jawab Xania.

"Abang pesan ya, nanti kita makan siang bersama. Jadwal Abang sudah gak ada lagi kan hari ini?" Tanya Evan sambil menatap wajah sang adik.

"Tidak ada, tapi aku yang banyak kerjaan!. Beberapa berkas yang belum kamu selesai kerjakan aku yang menggantikan nya" Xania menatap tajam Evan.

"Hehehe ya kan memang sudah kerjaan kamu dek, lagian abang kan tadi meeting diluar" Evan nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Terserah, sudah sana keluar aku sibuk!" Usir Xania dengan datar.

"Yaelah dek tega bener sama Abang, ya sudah abang ke ruangan dulu. Nanti makan siang sama abang pokoknya!" Ujar Evan sebelum menutup pintu.

"Iya!"

Xania melanjutkan menyelesaikan semua tumpukan kertas dihadapannya ini, tidak terhitung berapa banyak kertas tersebut yang pasti semua nya membuat Xania pusing.

••••••

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat saat ini sudah menunjukkan waktu istirahat, dan hp milik Xania sudah berbunyi beberapa kali karena sang atasan yang tak lain adalah Abang nya menelpon berkali kali untuk mengingatkan.

Xania yang kesal segera mengangkat telponnya.

"Kenapa?"

"Sini keruangan Abang, jangan lama!"

Tut

Evan langsung mematikan panggilan tersebut.

"Aish, dari tadi ganggu aku hanya ingin mengatakan itu saja?" Ucap Xania dengan memandang tak percaya ke hp milik nya.

Tanpa menunggu lama lagi Xania bergegas menuju ruangan kerja Evan, tak membutuhkan waktu lama karena mereka bersebelahan.

Tok

Tok

"Masuk saja Xania!" Ucap Evan yang berada di dalam.

Xania membuka pintu lalu masuk dengan langkah yang santai, ia menuju sofa yang tersedia disana.

Evan yang melihat Xania sudah duduk di sofa, ia pun menghampiri nya dan ikut bergabung disana.

Sekarang dihadapan mereka sudah ada beberapa makanan yang sempat di pesan oleh Evan sebelum Xania datang.

"Makan dek, jangan dilihatin aja" ucap Evan sembari mengambil nasi box yang ada dihadapannya.

"Wah ini semua abang yang pesan?" Tidak dapat dipungkiri bahwa Xania memang menyukai semua makanan yang dipesan Evan.

"Iya abang tadi pesan, sebelum istirahat abang suruh OB ambil di lobby pesenan nya" Evan sudah asik menikmati makanan miliknya dengan santai.

"Oh pantesan aku gak tau, biasanya abang nyuruh Xania kan" dengan pasti Xania mengambil salah satu makanan yang berbeda dari evan, ia ambil nasi padang yang ada disana.

"Aduh nasi padang! Abang tau aja deh aku lagi pengen makan ini" dengan raut wajah binar Xania menyendok nasi nya dengan tangan langsung. Sudah pasti ia mencuci tangan terlebih dahulu.

"Kamu adek nya Abang Xania, walaupun disini kita atasan dan bawahan" ucap Evan sembari mengambil minuman jus jeruk yang tersedia di meja dan meneguk nya.

"Iya deh, kalau jam istirahat gini aku gak jaim manggil Abang dan manja hehe"

"Kamu ini, ada ada saja"

Evan yang lebih dulu menyelesaikan makan siang nya langsung membuang box nasi milik nya dan mencuci tangan sebelum melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.

"Sudah habiskan semuanya, Abang lanjut kerja ya"

••••••

Halo readers, maaf ya aku lama update nya...besok aku ada ujian jadi belum sempat update.

Sekarang segitu dulu ya nanti aku update lagi, ingetin ya guys suka lupa soalnya 🥲🙏

Komen yang banyak readers 🤩👇

Jangan lupa bantu vote & follow njekeyy ya boleh juga share ke teman-teman kalian, bantu ramaikan cerita ini biar author semangat update nya💜

Crazy ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang