⚔️_Prolog_⚔️

1K 65 3
                                    


Kring

Kring

Heesa terbangun dari tidurnya ketika mendengar bunyi dari alarm disebelah tempat tidurnya. Matanya mengedar keseluruh ruangan dimana ia terbangun. Ia kenal tempat ini, ini adalah kamarnya!!

Ia bangun dari posisinya dan berjalan ke arah cermin, ia masih mengenakan baju piyama yang sering ia gunakan. Ia rasa, seharusnya bukan disini ia terbangun, melainkan disebuah kamar yang di pojok kamar terdapat baju pengantin pria dan wanita dan terpajang foto pernikahan dirinya dengan seseorang.

Tok tok tok

Pintu kamarnya terbuka, seorang maid yang sangat Heesa kenal, kini berada di depan pintu kamarnya sambil mengulas senyumnya.

"Non, sudah bangun? Mari ke bawah, tuan Hyungsik sudah menunggu." Sebelum maid itu melangkah pergi, Heesa melontarkan satu pertanyaan.

"Ini... Beneran gue disini?" Dengan polos maid itu mengangguk.

"Sepertinya sudah terlalu lama Nona tertidur. Kalau begitu, nona bisa beristirahat kembali, saya akan beritahu tuan Hyungsik. Selamat beristirahat nona." Maid itu pun menutup pintu, bersamaan dengan banyak pertanyaan di kepala gadis itu.

"Jadi... Apa yang gue alami semua ini, cuman mimpi ya?" Heesa menyenderkan tubuhnya pada sisi kasur, memeluk kedua kakinya dan membenamkan wajahnya disana.

"Jungwon... Berarti selama ini... Gue cuman mimpi..."

Tak dapat dihindari, sebuah cairan bening keluar dari matanya, menghiasi pipinya yang kering itu dengan air mata.











Cklek

Suara pintu terbuka mendominasi, tanpa melihat siapa yang membuka pintu, Heesa berteriak, mengusir siapa pun yang berani masuk ke kamarnya.

"PERGI!! HEESA MAU SENDIRI!!" Usirnya dengan teriakan keras, seorang pria yang membuka pintu itu dengan panik menghampiri Heesa yang sedang menangis tersedu-sedu.

Ayah mana yang tidak akan panik jika melihat sang anak yang menangis saat terbangun tidur? Itu lah yang dirasakan oleh Hyungsik. Dengan sayang, pria itu mengusap kepala Heesa mencoba menenangkan.

"Kenapa, nak?" Tanya nya lembut sembari membawa sang anak ke dalam dekapan. Dengan ucapan-ucapan lembut, ia mencoba menenangkan kembali anak semata wayangnya itu.

"Ada yang sakit? Atau kenapa??" Heesa menggeleng dalam tangisannya.

"Ju-jungwon..." Jawab Heesa tersendat-sendat, Hyungsik menekukkan kedua alisnya bingung.

"Jungwon? Kenapa dia?"

"Papa bahkan gak kenal dia?" Lirih Heesa yang sama sekali tidak terdengar oleh Hyungsik, sekali lagi gadis itu kembali mengeluarkan air matanya.

"Loh? Dia kenapa?" Gumam seseorang yang baru saja sampai di depan pintu kamar Heesa, bingung dengan sikap Heesa yang menangis seperti itu terlebih selalu menggumamkan namanya. "Ck ck ck, baru tinggal 3 hari aja udah kayak gini." Pria itu membersihkan debu yang ada dibaju nya sebelum berucap,

"Kayaknya ada yang kangen banget nih? Kayak bayi..." Heesa meredakan suara tangisannya, dalam dekapan sang ayah, ia dapat mendengar suara kekehan seseorang. Sang ayah pun melonggarkan pelukan agar sang anak dapat melihat objek yang sedang memerhatikan mereka dari depan pintu.

"Jungwon?!"

"Iya? Kenapa, sayang?" Dengan kekehan dimulutnya, Jungwon menghampiri Heesa dan memeluk tubuh wanita yang disayangi nya itu. Syukurlah, lagi lagi hanya mimpi, dalam hati Heesa membatin.

Namun, sebenarnya dia tidak lega juga, karena bisa saja mimpinya akan menjadi kenyataan 'lagi'

[S3] Mafia || Yang Jungwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang