⚔️_38_⚔️

189 18 9
                                    

Brak!

Tiba-tiba saja, pintu samping aula itu terbuka karena dorongan dari luar. Dan tentu saja, menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di dalam ruangan. Mereka memandang bingung kedua perempuan yang bertos ria, senang karena mereka berhasil membuka pintu yang terbuat dari besi itu. Jungwon memicingkan matanya untuk melihat jelas siapa sosok itu, dan terkejutlah pria itu menyadari sosok yang ia kenal ada disana.

Melihat sang target ternyata ada disini, Wonbin melebarkan senyumannya dan membuka kedua tangannya, menyambut kedatangan Heesa, "Wahh, I didn't expect you to be here, nona Heesa, ohh atau bisa saya sebut, sepupu Heesa?"

Heesa mendecih pelan, ia memutarkan bola matanya malas, "Honeslty, saya gak mau kesini, cuman... Tuan Seojoon bajingan itu bersikeras menyuruh saya untuk menemui anda," balas Heesa sarkas.

"Oh ya? Bagaimana perasaanmu melihat pembunuh ibumu berkeliaran bebas?" Heesa mengepalkan tangannya kuat, tingkah anak dan ayah sama saja, sama-sama menyebalkan dan memancing dirinya untuk langsung menebas kepala pria itu. 

"Sepertinya anda begitu sangat ingin mengetahuinya," balas Heesa dan menyuruh para anggota Victoria dan juga Bloody Party yang melindunginya untuk menyingkir. Entah darimana, beberapa orang sudah berdiri di depannya, menghalangi dirinya untuk berhadapan dengan sepupunya itu.

"Benar sekali," balas Wonbin, masih memasang senyumnya, pria itu melirik ke arah Jungwon yang memperhatikan Heesa sejak tadi, "Saya juga mau tahu, bagaimana rasanya kamu kehilangan lagi untuk kedua kal-"

"It'll never happen again, motherfucker. Ayah anda dan juga diri anda, akan saya habisi kali ini juga," ucap Heesa santai membersihkan noda darah pada pisau lipat miliknya yang ia gunakan tadi, "And you will never be able to see your princess again. I mean, Yerim Kim,"

Wonbin langsung mengeluarkan pisau miliknya, pisau itu ia todongkan ke arah depan, mengarah ke arah Heesa yang hanya menaikkan sebelah sudut bibirnya senang. Sepertinya ia tahu bagaimana memancing emosi pria di depannya itu sekarang.

Heesa melirik Karina yang berada disebelahnya, yang ikut memasang badan untuk melindunginya. Heesa menepuk lengan Karina pelan agar Karina menoleh padanya.

"Tolong bilang ke Jungwon, tadi Aera bilang jaringan disini kayaknya disadap, coba keluar buat perbaikin ini, tapi hati-hati di depan sana banyak juga orang suruhan yang berkeliaran. Dan tolong, bawa orang-orang yang gak sadar ini keluar, gue takut orang-orang suruhan si Wonbin ngegunain pistol, gue bakal minta anak Bloody Party untuk ngelindungin kalian dari orang-orang berseragam hitam," bisik Heesa pelan. Karina mengangguk dan perlahan mendekati Jungwon. Hal yang sama juga Heesa ucapkan kepada Taerae dan Sohee, kedua pria itu mengerti perintahnya dengan baik.

Heesa memandang Wonbin yang menatapnya penuh amarah, "Tch, baru dipancing gitu doang," ucapnya sedikit kesal, berbeda dengan Wonbin yang benar-benar marah, "Jangan berani kamu menyentuh dia!"

"Begitupun dengan anda, jangan pernah berani menyentuh milik saya!" Heesa pun langsung mengambil langkah maju untuk menyerang Wonbin.

Jungwon sudah memerintahkan kepada anggota Victoria lainnya untuk membawa orang-orang yang tergeletak tidak sadarkan diri keluar dari ruangan, sedangkan anggota Bloody Party akan melindungi mereka dari para pria berseragam hitam.

Ketika Jungwon hendak membantu Heesa yang meladeni Wonbin, tubuhnya tiba-tiba terdorong karena tendangan yang ia terima pada punggungnya. Melihat siapa pelakunya, Jungwon mendecak sebal.

"Sorry, urusan Lo sama gue udah selesai, gak sudi gue ngeladeni pengkhianat kayak lo," mendengar ucapan yang diucapkan oleh Jungwon, semakin tersulutlah emosi Ricky. Ia menatap Jungwon dengan penuh amarah, seperti mengisyaratkan ia dapat membunuh siapa saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[S3] Mafia || Yang Jungwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang