"Jungwon! Bangun!!"
Byur!
Merasakan cairan yang membasahi dirinya, pria itu langsung terbangun. Melakukan peregangan kecil akibat posisi tidur yang salah.
"Giliran disiram air baru bangun." Mingyu mengomel sambil memegang sebuah gelas kaca yang sudah kosong. Jungwon hanya berdecak malas dan membuka bajunya yang basah, kepalanya menoleh ke seberangnya, dimana Hyunjin yang masih tertidur.
"Bang Soobin mana?" Mingyu hanya menggerakkan kepalanya ke samping, mengarah pada pria yang berkutat dengan komputernya semalaman.
"Dia gak tidur semaleman ya?"
"Emangnya kayak Lo." Jungwon mendengus sebal mendengar balasan Mingyu.
"Siapa yang suruh beli bir, hah? Kan gue nyuruhnya beli bahan buat makan kimbap!" Balas Jungwon tak mau kalah. Apalagi semalam pria itu tak jadi membeli kimbap, membuat kekesalannya tiba-tiba muncul dipagi ini.
"Yaaaa biar enaklah!" Balas Mingyu dan kabur ke tempatnya. Jungwon pergi ke tempat koper miliknya berada, membuka koper itu, untuk mengambil dan mengenakan bajunya. Setelah berpakaian, Jungwon langsung mendatangi Soobin.
"Istirahat gih, gue yang gantiin." Ucapnya, Soobin hanya menoleh dan menggeleng.
"Semalem gue sempet kontak sama polisi yang ada disekitar sini. Dan ternyata Johnny ini pernah beberapa kali muncul. Gue berniat buat ke kantor polisi itu lagi nanti." Jungwon terdiam, Soobin sangat sangat niat dalam misi kali ini, walaupun sebenarnya yang lain juga lelah, tapi Soobin tidak memilih untuk beristirahat sejenak.
"JUNGWON!!! JUNGWON!!!" Teriakan Mingyu menggelegar, bahkan Hyunjin sampai terbangun dan kedua pria yang sedang berbincang itu menengok ke arah Mingyu dengan bingung.
"KETEMU!!"
Dor!
Potongan kertas kecil berterbangan karena confetti yang ditembakkan, mengejutkan ketiga gadis yang baru saja memasuki gedung sekolah. Satu dari antaranya memasang ekspresi senang, sedangkan kedua yang lainnya memasang ekspresi bingung.
"Kalian... Yang siapin ini kah?" Kedua teman gadis itu menggeleng dibelakang, Haerin tak melihat balasan mereka, malah gadis itu merasa sangat senang seperti puteri kerajaan ketika memasuki istana, terlebih tepuk tangan yang terdengar, membuatnya semakin percaya diri bahwa confetti itu adalah untuknya.
Heesa datang dari arah koridor, bersama dengan Karina, Aera, Jeno, Jaemin. Mereka tersenyum geli melihat reaksi Haerin.
"Yahhh? Kok dia sih... Gue kira Jungwon! Buang-buang confetti kan!" Ucap Karina terlihat kesal, Haerin memasang wajah tak terima, "Gue kira Jungwon, ternyata yang dateng nenek lampir."
Haerin berniat untuk melangkahkan kakinya menuju Karina, namun terhenti karena tawa Heesa yang sangat puas melihatnya kesal.
"Kenapa? Apa Lo ke Ge-er an ngira kalau ini buat Lo?" Ledekan Heesa membuat Haerin sedikit malu, "Ini tuh buat Jungwon. Dia kan ulang tahun hari ini, masa Lo gak tau? Katanya cewe Jungwon... Jangan-jangan, Lo cuman ngaku-ngaku ya?" Haerin mengepalkan tangannya kesal, ingin melangkahkan kakinya mendekati Heesa. Tapi, Heesa sudah lebih dulu mendekati dirinya. Heesa menatap Haerin dengan pandangan remeh.
"HEESA!! JUNGWON BARU NGECHAT, DIA BELUM SEKOLAH HARI INI, KATANYA SIH NGERAYAIN ULTAHNYA, BARENG LO AJA NANTI SORE!!!" Suara Jaemin yang sengaja dibesarkan bermaksud untuk menyinggung Haerin. Heesa tersenyum miring ke arah Haerin, dan Haerin terlihat sangat kesal. Berhasil! Padahal Heesa juga tidak pernah mengirim pesan kepada Jungwon.
"Yah... Padahal gue udah siapin kejutan yang besar buat dia." Dan kini Haerin yang mendecih sebal, gadis itu juga berkacak pinggang.
"Lo emangnya siapa?? Jungwon juga gak butuh kejutan dari Lo." Balas Haerin dengan nada menjengkelkan.
"Gitu ya? Kalo gitu, hadiahnya buat Lo aja deh." Heesa mengkode seorang siswa untuk mendekati mereka, ia memberikan sebuah kotak kado kepada Heesa. Heesa mengucapkan terima kasih sebelum akhirnya pria itu pergi dari mereka. Heesa pun langsung menyodorkan kotak itu kepada gadis bermata kucing di depannya.
"Karena kata Lo Jungwon gak butuh kejutan dari gue, gue kasih kado ini buat Lo aja ya." Heesa memberikan kotak itu kepada Haerin yang langsung Haerin terima, saat dibuka, Haerin langsung membuang kotak itu ke lantai.
"Lahh... Kenapa dibuang? Gue bikin itu sendiri lohh. Gak sopan banget malah dibuang." Heesa sengaja mengubah anda suaranya seperti kesal, padahal ia sangat senang. Sepertinya Haerin sangat terkejut dengan hadiah yang Heesa berikan.
"Lo gila?!" Bentakan gadis bermata kucing itu tidak membuatnya gemetar, Heesa malah tersenyum senang. Karena berarti tidak sia-sia ia menghias boneka itu semalam, boneka beruang putih yang sudah terkoyak, bahkan dracon yang ada di dalam boneka itu keluar, dan juga, boneka itu tidak lupa Heesa beri cairan berwarna merah darah.
"Iya, gue udah gila. Terus kenapa?" Balas Heesa dengan santainya, "Udah, Lo gak usah macem-macem dulu deh. Terima dulu kado dari siswa siswi yang bawa, gak baik loh kalo nolak kayak kado gue." Selepas Heesa berkata seperti itu, Heesa berjalan mundur sedikit. Dan dari situlah mulai berdekatan para siswa siswi yang membawa bungkusan kado menuju ke arah Haerin, dengan brutal mereka memberi-ah tidak, bahkan ada yang sengaja melempar dan mengenai kepala Haerin dan teman-temannya, ketiga perempuan itu terjepit ditengah akibat desakan siswa-siswi. Bahkan Haerin tiba-tiba saja sudah jatuh dilantai ditengah desakan itu.
"E-eh, udah udah guys, kasian tuh... Tuan putri kehabisan nafas." Ucapan Jaemin membuat siswa siswi yang awalnya berkerumun menjadi berpencar, ke tempat mereka semula.
"Banyak banget kadonya, buat gue boleh gak?" Jaemin mendekati Haerin beserta kawan-kawannya, berjongkok, mengambil salah satu kado dan membuka bungkusannya dengan cepat.
"Waw... Tas kah?" Jaemin membuka bungkusan kado yang ternyata di dalamnya ada kardus tas bermerk. Haerin langsung merebut kardus itu dengan cepat dari tangan Jaemin dan saat dibuka, bukan tas bermerk yang ia temukan, tetapi boneka Barbie usang yang ia dapati.
"Hahaha! Pengen banget tas ya mbak?" Ledek Jaemin melihat ekspresi Haerin yang kesal. Tentu saja gadis itu kesal, karena baru menyadari jika ia menjadi tontonan seluruh siswa siswi yang ada disana.
"Kalian ngapain ngeliatin gue?! Tangkep Heesa bareng antek-anteknya ini!! Cepetan!!" Teriakan Haerin yang menggema tidak membuat siapapun bergerak dari tempatnya.
"Lo ngomong sama siapa?" Celetukan Jeno membuat emosi Haerin benar-benar tersulut. Dengan cepat, gadis itu berjalan ke arah Heesa, berniat melayangkan pukulan. Namun, langsung Heesa tepis, Heesa juga mendorong Haerin hingga gadis itu terjatuh. Seperti yang Haerin lakukan padanya kemarin, bahkan setelah membuat Heesa malu, tak henti-hentinya Haerin membuat nasib Heesa selalu sial, untung saja ada Karina, Jeno dan Jaemin yang siap pasang badan.
"Mulai sekarang, gak bakal ada yang nurut sama Lo. Karena apa? Karena Lo, sama saja kayak mereka, dan Lo gak pantes untuk berada diatas mereka." Heesa melirik ke arah kedua teman Haerin yang terdiam diposisinya, tak tertarik untuk membantu Haerin atau semacamnya. Heesa berjongkok, menyamakan tingginya dengan Haerin.
"Liat sekarang? Mereka ada pihak siapa? Kuasa Lo sekarang udah gak ada. Jadi... Tau kan siapa yang berkuasa sekarang?" Heesa menaikkan sebelah sudut bibirnya, tersenyum kemenangan, puas dengan ekspresi Haerin yang panik sekaligus ketakutan. "Selamat datang di neraka sesungguhnya." Heesa pun berdiri dari tempatnya, berniat beranjak meninggalkan mereka, namun baru beberapa langkah, Heesa terhenti dan membalikkan badannya.
"Denger-denger Lo suka pink kan?" Heesa melirik ke atas, dan sebuah cairan berwarna pink perlahan meluncur dari atas menutupi Haerin.
"Itu hadiah dari gue, semoga Lo suka." Kini, cairan berwarna pink itu menutupi Haerin dan kedua temannya, loby pun kini dipenuhi dengan warna pink. Heesa mengibas-ngibaskan udara disekitar wajahnya, sedikit mual gadis itu, mungkin karena bau cairan itu yang sedikit menyengat.
"Gue ke UKS dulu ya, mual banget gue disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
[S3] Mafia || Yang Jungwon
Action"Jungwon... Berarti selama ini... Gue cuman mimpi..." ------------------------------------------------- ⚠️Disarankan untuk membaca Season 1 dan Season 2 terlebih dahulu ya, bisa di cek di akun aku ⚠️Jangan Sider!!! ⚠️Up jika sempat