⚔️_34_⚔️

121 20 1
                                    

Kring... Kring...

"Halo Sa? Gue udah dapet yang Lo minta, cuman gue gak yakin hal ini bisa bantu Lo nemuin orang itu. Tapi, gue kan ini minta bantuan Beomgyu ya, Beomgyu bilang Lo bisa tau lebih banyak dari dokumen yang ada di ruangan bawah tanah, sampulnya yang paling beda,"

Heesa yang semula sedang berbaring di kasur miliknya langsung bangun dari posisinya setelah Heeseung berbicara seperti itu.

"Waktu gue tanya ruangan apa, dia gak jawab," ada satu ruangan yang terlintas dipikiran Heesa saat ini.

"Oke, thanks, kabarin gue lagi kalo ada hal terbaru," Heesa langsung mematikan sambungan telfon dari Heeseung. Lalu ia menghubungi seseorang yang tak lama dijawab oleh pria itu.

"Halo nona,"

"Sohee, kamu tau ruangan bawah tanah sekolah dimana kan?"

"Saya tau nona, ada yang bisa saya bantu?"

"Bantu saya ke ruangan itu, ada yang harus saya periksa, 10 menit lagi saya sampai disana,"

"Baik nona,"

Heesa langsung mematikan sambungan telfon, ia langsung bersiap dan memanggil beberapa maid untuk menyiapkan mobil. Heesa harus menangkap di pembunuh itu, Park Seojoon.

Ia pun langsung turun ke bawah setelah berganti pakaian, ia tidak membawa tas, karena yang akan Heesa lakukan hanya menuju ruangan bawah tanah itu dan pulang, tidak berniat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.

"Tapi nona, tuan Jungwon melarang kami untuk mengizinkan nona pergi keluar rumah," salah satu maid berucap membuat Heesa menghela nafasnya pelan, "Kan saya mau ke sekolah bi, masa iya gak boleh?" balas Heesa menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum. 

"Lagian nanti juga di sekolah saya ketemu sama Jungwon kok," ucapnya lagi menambahkan. Memang beberapa hari ini, setelah ia pulang dari gereja waktu itu, Jungwon semakin melarangnya untuk pergi keluar rumah walaupun hanya untuk berjalan santai disekitaran halaman rumah. Dan semenjak hari itu juga Jungwon semakin jarang pulang ke rumah, mungkin kasus kali ini sangat berat sehingga memakan waktu yang lama. Oleh karena itu, Heesa berusaha untuk tidak rewel dan ikut campur dalam hal ini.

Setelah berhasil membujuk para maid, Heesa langsung pergi dari rumah menuju sekolahnya, tentu saja dengan diantar oleh sang supir. Ketika sudah sampai di lobby sekolah, Heesa langsung menemukan keberadaan Sohee yang menunggu dirinya.

"Maaf ya lama," ucap Heesa sambil menghampiri Sohee, "Gak apa-apa nona, saya juga baru menunggu beberapa menit disini," balas Sohee, seperti biasa menampilkan senyuman manisnya.

"Jadi, kita bisa langsung kesana?" Sohee pun mengangguk, pria itu kemudian mengajak Heesa untuk mengikutinya. Tidak ada yang aneh, Sohee mengajak Heesa untuk menaiki lift yang ada disana, dan menekan tombol lantai 3.

Heesa menaikkan sebelah alisnya bingung, seriuskah mereka akan pergi menuju tempat bawah tanah? Ketika lift itu sudah sampai di lantai 3, pintu itu terbuka dan Sohee tidak memberi aba-aba untuk turun. Kemudian pria itu kembali menekan tombol yang berbeda secara bersamaan, sehingga pintu itu langsung tertutup kembali.

"Ini... Kita bener mau ke ruang bawah tanah kan?" Sohee menoleh ke arah Heesa dan mengangguk, "Betul, kita akan ke ruangan bawah tanah,"

"Tapi... Bukannya letak ruangan itu ada dibawah perpus sama gudang ya?" tanya Heesa yang masih ingat dengan denah sekolah yang pernah Jungwon tunjukan, "Waktu itu saya liat di denah ruangannya ada disana,"

"Ohh itu, sebenarnya bisa saja lewat gudang, tapi karena banyak murid nakal yang menjadikan tempat itu sebagai tempat mereka menongkrong jadi dibuatlah jalur alternatif lainnya, yaitu lift ini," jelas Sohee, tak lama pintu lift terbuka, dan terpampanglah sebuah lorong di depan mereka.

[S3] Mafia || Yang Jungwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang