So, karena semalem Jungwon comment di postingan Author di wv, jadi aku update hari ini wkkwkwkwkk . Author juga mau revisi mafia S1 sama S2, jadi updatenya seperti biasa ya... malem minggu sama malem senin gak sih?? Aku lupa wkwkwk
Sudah beberapa minggu, semenjak Heesa memberitahukan bahwa dirinya sedang mengandung, pengamanan dirumah Jungwon dan Heesa semakin ketat, Jungwon lebih protektif kepada Heesa dan juga yang menjadi alasan Karina sebagai pengawal Heesa harus bermalam dirumah kedua ketua mafia itu.
Tapi, tidak banyak Karina, Giselle, Chaehyun dan juga Liz juga beberapa kali menginap selain untuk menjaga Heesa mereka juga menghabiskan malam bersama, entah menonton film atau bermain yang terkadang membuat Jungwon harus kesal karena tidak bisa berduaan dengan Heesa.
"Denger denger, ada yang baru jadian nih..." Celetukan Giselle membuat kelima perempuan yang sedang menonton bersama langsung menoleh ke arahnya.
"Lo jadian? Sama siapa? Jaemin?" Tanya Heesa bertubi-tubi, Giselle memutarkan bola matanya malas.
"Bukan elah, bukan gue yang jadian. Tapi ada yang jadian." Balas Giselle dan melirik Chaehyun yang memasang wajah seperti ketangkap basah.
"Lo jadian sama Doyoung?!" Ucap Karina dengan nada sedikit teriak, Chaehyun menggeleng, "Lahh?? Terus? Bukannya Lo deket sama dia?" Chaehyun mengangguk dan memainkan ujung bantal yang ia pangku.
"Iya sih gue sama dia pernah deket, cuman waktu itu. Yang jadian sama gue beda lagi..."
"Siapa? Jaemin?"
"Siapa juga yang mau sama tuh bocah sengklek!" Ucap Chaehyun membalas ucapan Heesa. "Sama Eric... Setelah yang waktu itu kita balik dari cafe, gue udah jarang ketemu sama Doyoung dan Eric juga jadi perhatian gitu, deket deh. Mending sama yang pasti di depan mata kan, daripada sama yang gak pasti, si itu." Semburat merah merona terlihat jelas pada kedua pipi gadis itu, lucu sekali, Chaehyun salah tingkah.
"Si itu? Jaemin?"
"Pliss Sa, lu daritadi Jaemin Jaemin mulu. Udah punya debay masih aja mikirin cowo lain!" Heesa hanya bisa terkekeh mendengar omelan Liz.
"Yaaa gak tau, cuman dia yang terlintas di otak gue." Jawab Heesa dengan entengnya.
"Oh jadi pak boss gak ada gitu dipikiran anda?"
"Itu sih beda lagi." Karina hanya bisa menghela nafasnya kasar, heran dengan tingkah temannya itu.
"Terus, Lo sama Eric udah jalan berapa lama?" Tanya Karina yang kini mulai menyambung topik sebelumnya.
"Baru jadian 3 hari yang lalu." Jawab Chaehyun dengan malu-malu kucing.
"Oalahhh masih baru..."
"Iya dah, yang udah nikah plus punya debay mah beda." Balas Giselle menanggapi ucapan Heesa, Heesa hanya bisa memutar bola matanya malas, padahal hanya berkata seperti itu.
"Btw Rin." Chaehyun menjeda ucapannya, "Lo... Sama Jeno, putus ya?" Karina yang awalnya sedang membuka mulut untuk memakan keripik yang ada ditangannya langsung membeku, karena tatapan dari keempat gadis lainnya yang meminta penjelasan langsung.
"Wah anjir! Kok gue baru tau?!" Ucap Giselle dengan wajah terkejutnya. Sedangkan Heesa hanya bisa menggaruk belakang lehernya yang sedikit gatal. Sebenarnya Heesa belum mengetahui persoalan asmara temannya itu.
"Demi apa Lo putus sama cogannya Victoria!!" Teriak Liz dan tidak sengaja melempar bantal sofa langsung ke wajah Karina, hingga gadis cantik itu menampilkan wajahnya yang kesal.
"Gue gak putus elah!" Sanggahnya sambil mengutip keripik yang jatuh dari tangannya tadi.
"Terus? Kenapa si Jeno sering keliatan bareng anak divisi lain? Anak mana tuh ya..."
"Yang pasti sih anak emak bapaknya." Balas Giselle, berniat bercanda.
"Eyy, anak victoria mana ada punya emak bapak?" Balas Liz yang mengungkapkan fakta, hingga siapapun tidak berani untuk tertawa.
"Gue serius juga!" Ujar Chaehyun kesal, "Kalo gak salah dia satu divisi sama Jeno juga ya? Iya gak sih?" Lanjut gadis itu bertanya ke arah Heesa, tetapi Heesa malah menaikkan kedua bahunya.
"Wahh!! Gak bisa dibiarin itu orang, walaupun mukanya cakep, gak bisa seenaknya gitu dong!" Giselle sudah menggulung lengan bajunya ke atas, seperti mengajak ribut.
"Gue gak paham tapi apa perlu gue turun tangan?" Ucap Heesa sambil mempersiapkan tinjauannya.
"Ish, gak gitu! Gak perlu!" Karina jadi bingung sendiri, bagaimana menjelaskan situasinya kepada para gadis didepannya itu, apalagi sepertinya mereka tidak sabar ingin menghajar seseorang. "Gue sama Jeno lagi break... Alasan kita break karena lagi mau fokus aja buat tugas, apalagi gue harus ngawal Heesa 24 jam." Heesa menyipitkan matanya tidak terima dijadikan alasan.
"Lo yakin itu doang? Gak ada yang lain?" Karina mengangguk mantap, Giselle yang bertanya hanya bisa menghela nafas dan mengangguk, jujur saja agak kurang puas dengan penjelasan Karina.
"Yaa... Apapun alasannya yang pasti itu terbaik buat kalian, kan? Gue usahain deh lahirin nih anak cepet, biar Lo sama Jeno bisa ngedate sono keliling dunia." Canda Heesa, setidaknya ucapannya itu dapat membuat Karina menerbitkan senyumannya lagi.
"By the way..." Sang bumil mengelus perutnya sambil memasang senyumnya, "Jaemin pinter masak gak sih? Masa gue mau makan daging yang dimasakin sama dia..."
"Udah gue duga, pantes tadi Jaemin Jaemin mulu!" Protes Giselle dan gadis itu mengeluarkan ponselnya, "Gue telfon ya suruh dia kesini?" Heesa mengangguk senang, "Tapi... Kalo Jaemin kesini, otomatis Jeno kesini juga dong? Secarakan mereka gak bisa terpisahkan... Gak apa apa?" Sebelum menekan sambungan telepon, Giselle bertanya sambil menatap ke arah Karina, yang lainpun sama, meminta persetujuan dari gadis cantik itu.
"Ya gak apa-apa kali, telfon aja." Balas Karina santai, Giselle pun langsung menelfon pria itu yang langsung tersambung. Setelah memberitahu apa maksudnya menelfon, pria itu akan datang beberapa menit lagi, tentu saja dengan teman sejatinya.
Ketika kedua pria itu telah sampai, suasana canggung entah kenapa hadir ditengah-tengah mereka. Bahkan Giselle yang biasanya merusuh langsung diam sambil melirik Jeno dan Karina.
"Ekhem, jadi... Lo mau dimasakin apa sama Jaemin?" Tanya Karina bingung karena tidak ada yang membuka suara ketika kedua pria itu tiba disana.
"O-oh, gue pengen cobain daging panggang masakan Jaemin," jawab Heesa setelah dikodekan oleh Giselle untuk menjawab, "Lo bisa panggang dagingnya di depan, gue pinta buat maid nyiapin, bentar dulu," Heesa jadi bingung sendiri. Ia pun pergi ke dapur untuk meminta bantuan para maid agar mengeluarkan panggangan ke halaman rumah.
Tapi, ia tak mendapati seorang pun. Gadis itu menepuk kepalanya pelan, baru sadar, jika Jungwon sudah meliburkan para maid. Sengaja, agar tidak ada yang menganggu mereka berdua, tapi kan sama saja menyusahkan Heesa jika seperti ini.
Heesa berpikir keras, bagaimana caranya membawa panggangan ini keluar sana, apalagi benda itu besar, susah untuk membawanya seorang dir-
"Perlu bantuan?" Heesa menolehkan kepalanya ke belakang, melihat Jaemin berada dibelakangnya sambil tersenyum.
Heesa menaikkan sebelah alisnya, "Kok Lo bisa disini?" Tanyanya, Jaemin mendekat, berdiri di sisi panggangan yang lain.
"Siapa juga yang betah berdiri di suasana tegang gitu? Gue sih ogah," jawab Jaemin sedikit berbisik, Heesa membulatkan matanya terkejut, "Lo tau?" Tanyanya lagi.
"Asal Lo tau, Jeno curhat segala macem itu ke gue, jadi ya gue tau lah!" balas Jaemin sombong, pria itu menarik nafasnya- "WOY JEN!! BANTUIN BAWA INI!!" agar bisa teriak kepada Jeno yang berada di ruang tamu. Untung saja teriakan Jaemin berhasil membuat suasana tegang yang ada disana menghilang. Thanks Jae!
KAMU SEDANG MEMBACA
[S3] Mafia || Yang Jungwon
Action"Jungwon... Berarti selama ini... Gue cuman mimpi..." ------------------------------------------------- ⚠️Disarankan untuk membaca Season 1 dan Season 2 terlebih dahulu ya, bisa di cek di akun aku ⚠️Jangan Sider!!! ⚠️Up jika sempat