⚔️_20_⚔️

218 30 0
                                    

Maaf aku kayaknya gak bisa double up untuk ke depan, tapi untuk bonusnya aku up sekarang^^

"Lo dimana?"

"Gue lagi dijalan, mau pulang. Kenapa?" Terdengar helaan nafas dari seberang sana.

"Cepet, team Alpha udah nungguin disini." Setelah mengatakan hal itu, yang menelfonnya langsung mematikan sambungan telfon. Jungwon mengusap wajahnya gusar dan langsung menancap gas menuju kediamannya.

Saat pria itu sudah sampai di pekarangan rumah, terlihat sebuah mobil van hitam terparkir. Pria itu langsung saja turun dari mobilnya dan berjalan ke arah mobil itu. Tepat sekali, pintu mobil langsung terbuka, menampilkan wajah Heesa yang sudah ditutupi oleh topeng hitam yang hanya memperlihatkan matanya saja.

"Masuk." Ucap gadis itu dengan nada datar, Jungwon langsung saja masuk ke dalam mobil yang sudah berisi sekitar 5 orang termasuk dirinya.

"Hm, karena tuan Jungwon datang, jadi-"

"Jungwon sama saya saja, posisi yang lain gak usah diganti." Potong Heesa, Mogi menganggukkan kepalanya mengerti, sedangkan Jungwon menatap Heesa dengan tanda tanya.

"Sana pake perlengkapannya, ada misi. Harus selesai malam ini, sebelum jam 2." Balas Heesa menyuruh Jungwon untuk ke bagian belakang. Jungwon langsung menuruti dan memakai perlengkapan. Misi kali ini sangat mendadak, karena ia tidak mendapat informasi satu pun baik dari Heesa maupun dari Mogi.

Saat Jungwon sudah selesai memakai perlengkapan, mereka pun mulai berangkat menuju tempat dimana mereka akan menjalankan misi.

"Ingat apa yang harus dilakukan, tahan pergerakan sebelum saya aba-abakan. Dan, bunuh orang yang diluar target, jika mereka bersenjata, paham?" Para team Alpha itu mengangguk kompak, dan mereka satu persatu turun menyelinap masuk bangunan.

Heesa dan Jungwon menjadi orang yang terakhir turun dari van, mereka mengendap-endap memasuki perkarangan rumah yang terlihat sepi.

"Ekhem!" Heesa menoleh ke arah Jungwon dengan alis yang terangkat satu. Tujuannya pria itu berdeham hanya untuk mencairkan suasana, tapi nyatanya hanya tatapan sinis yang ia dapatkan.

Mereka masuk ke dalam rumah itu lewat pintu, dan berjalan pelan-pelan menuju sebuah ruangan. Pintu ruangan itu terbuka, dan mereka langsung melangkah masuk ke dalam ruangan itu. Langsung saja Heesa pergi ke arah lemari dan memeriksa semua berkas yang ada disana.

"Cari berkas tentang pengeluaran dan juga daftar orang-orang. Kalo gak salah... map-nya ada di sebelah sana." Ucap Heesa tanpa menoleh arah Jungwon, langsung saja Jungwon bergerak tanpa bertanya-tanya lagi. Dengan cekatan pria itu membuka satu persatu berkas yang berjajar rapih.

"Jangan sampai ada yang salah posisi, bahkan hilang lembarannya." Jungwon mengangguk dan lanjut mencari.

"Kalau boleh tau... Bukannya ini kediaman kepala kepolisian di kota ini ya?" Heesa mengangguk menjawab pertanyaan dari Jungwon.

"Terus, kenapa kita geledah rumahnya?" Heesa menutup berkas yang ia pegang, dan menoleh ke arah Jungwon.

"Beliau terlibat korupsi, bahkan terlibat dalam transmigrasi ilegal dan melakukan perdagangan manusia juga dengan komplotan mafia di negeri sebelah."

"Terus kenapa? Bukannya Bloody Party kerjasama juga sama beliau?"

"Dia gak mau kerjasama lanjut dengan Bloody Party, dan... Dia lebih memilih kerjasama dengan mafia dari negara lain, bahkan mau ungkap keberadaan Bloody Party. Gak adil dong, selama ini kita bantu dia tapi dia malah ngekhianatin? Oleh karena itu, sejak kasus korupsinya mencuat, kita gunain kesempatan ini untuk habisin dia."

[S3] Mafia || Yang Jungwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang