⚔️_32_⚔️

109 17 0
                                    

Tak terasa, waktu sudah berjalan begitu cepat dan mereka menghabiskan sampai 4 jam di dalam cafe itu sambil membicarakan segala hal.

Heesa juga sudah tidak setegang saat mereka bertemu tadi, malah ia lebih banyak tertawa mendengar Woora yang bercerita tentang semasa Jungwon kecil dulu. Yaa tidak banyak yang berubah, hanya tinggi dan suara dari pria itu yang berubah. Selain itu, mereka juga membicarakan mengenai persiapan Jungwon dan juga Heesa ketika anak mereka lahir nanti.

"Yang paling penting, Heesa jaga kesehatan baik fisik maupun mental, Jungwon juga bantu Heesa ya? Apalagi ini anak pertama," Heesa dan Jungwon mengangguk bersama, mendengar nasihat dari Woora, "Jangan sungkan-sungkan buat minta bantuan sama mama ya?" Woora mengusap punggung tangan Heesa lembut.

"Siap ma!"balas Heesa menampilkan senyumnya, Woora tersenyum senang, bersyukur karena dapat bertemu dengan anaknya, menantunya sekaligus cucunya yang masih berada di kandungan.

Wanita paruh baya itu mengecek ponselnya, mendapat telfon dari seseorang, "Suami mama?" tanya Jungwon yang sekilas melihat nomor kontak yang tertera di ponsel sang ibu.

Woora mengangguk pelan, sedikit tidak enak dengan Jungwon, "Mama kalau mau pergi duluan gak apa-apa, makasih udah ngeluangin waktunya buat Heesa sama Jungwon," ucap Heesa segera mengembalikan suasana agar tidak terasa canggung.

"Makasih juga ya karena kalian mau ketemu sama mama, maaf mama gak bisa lama-lama," Heesa mengibaskan tangannya, "Mama udah ngobrol sama kita sekitar 4 jam-an tau, pantes lah kalau mama ditelfon, ya gak Won?" ucap Heesa menyenggol Jungwon yang diam. 

Jungwon menganggukan kepalanya pelan, "Beliau dimana? Biar Jungwon anterin mama," Woora mengulas senyumnya dan menggeleng pelan.

"Gak usah, dia udah nunggu diparkiran kok, makasih ya Jungwon," Jungwon mengangguk, "Mama pulang dulu ya,"

"Hati-hati ma, titip salam buat beliau, kapan-kapan kita ngumpul lagi," Woora sedikit tersentuh dengan ucapan Jungwon yang sepertinya sudah tidak menaruh dendam kepada dirinya dan juga keluarga barunya.

Sambil  menahan rasa terharunya, Woora mengangguk dan mengusap kepala anaknya itu, "Maafin mama ya, sayang..." sesudahnya, wanita itu pergi dari sana meninggalkan kedua insan yang hanya bisa terdiam.

Jugwon memalingkan wajahnya ke arah lain dan berdeham, "Kita pergi yuk?" Heesa mengangguk dan mengikuti Jungwon yang sudah berjalan terlebih dahulu menuju parkiran.

Saat di dalam mobil, Heesa tidak membuka suaranya, Jungwon terlihat tidak baik-baik saja kali ini, apa karena tadi? batin Heesa bertanya-tanya, apakah mungkin jika Jungwon sebenarnya masih belum bisa merelakan sang ibunda?

Tiba-tiba mobil berhenti, Heesa melihat ke arah luar jendela, ternyata mereka berada di kawasan yang sangat Heesa kenal.

"Kita kesini dulu gak apa-apa kan?" uapan Jungwon membuat Heesa menengok ke arah pria itu, kepalanya dengan pelan mengangguk. Mereka pun keluar dari mobil menuju bangunan besar berwarna putih.

Sudah lama Heesa tidak menginjakkan kalinya kesini, terakhir kali kalau tidak salah ketika ia membacakan surat dari Jungwon. Surat yang membuat dirinya memutuskan untuk kembali percaya kepada pria yang berada disampingnya ini.


"Kenapa kesini?" tanya Heesa menoleh ke arah Jungwon, Jungwon yang sedang memperhatikan bangunan itu langsung menoleh ke arah Heesa, "Emangnya gak boleh?" balas pria itu, mereka pun melangkahkan kakinya memasuki bangunan itu.

"Agak kaget aja sih, soalnya kan kamu bilang waktu itu kamu gak suka doa, sekalinya doa, doain yang enggak-enggak buat mama kamu," canda Heesa yang masih mengingat ucapan Jungwon dulu.

"Eyy, itu kan dulu, sekarang aku udah tobat tau, semenjak kamu selamat dari insiden waktu itu," Heesa memiringkan kepalanya sambil menaikkan sebelah alisnya bingung. Merekapun duduk disalah satu bangku disana, "Sepulang dari party itu, kita kan dikejar sama rivalnya papa aku, terus kamu sekaratkan. Saat itu aku beraniin diri buat meminta kepadaNya supaya kamu selamat, ajaibnya kamu bener selamatkan waktu itu? Dan dari situlah, aku percaya dengan doa," Heesa memasang wajah tidak percaya, sungguhkah?

"Bahkan sekarang tuh sebelum misi, atau selesai dari misi aku berdoa. Aku juga sering kesini buat berdoa," 

"Oh ya? Emangnya kamu doain apa?"

"Aku berdoa, supaya kamu dan anak kita selalu diberi keselamatan. Dan aku diberi kekuatan supaya bisa ngelindungin kalian, orang yang aku sayangi," Heesa mengulas senyumnya mendengar ucapan Jungwon, "So sweet banget suami ku ini," dengan gemas ia mencubit pipi Jungwon.

"Ih, kenapa dicubit deh. Udah dulu ah, aku mau berdoa nih," mendengar nada uapan Jungwon yang merajuk, akhirnya Heesa melepaskan cubitan pada pipi pria itu dan mengusap kepala Jungwon lembut. "Ada yang harus kamu tahu, memang jika kita meminta, kita akan diberi. Namun, ketika kita meminta, kita juga harus siap, siap ketika doa kita tidak dijawab, karena gak semua doa akan terkabul," ucap Heesa penuh arti.

Jungwon mendengarkan dengan seksama, kepalanya mengangguk singkat, "Tapikan aku mintanya simple, cuman keselamatan buat kamu sama dedek bayi, terus aku yang dikasih kekuatan buat ngelindungin kalian," Heesa terkekeh pelan mendengar ucapan Jungwon seperti anak TK saja.

"Katanya mau doa, sana gih doa, doain juga supaya yang lahir nanti jagoan ya," Jungwon mendengus pelan, pria itu mengambil sikap berdoa dan mulai menutup kedua matanya, Heesa memperhatikan pria itu dengan seksama, begitu tenang dan damai. Jungwon bersungguh-sungguh meminta keselamatan dari sang pencipta bagi dirinya dan juga anak mereka.

Dan kegiatan Heesa memperhatikan Jungwon itu arus terhenti lantaran getaran yang berasal dari ponselnya, ternyata ia mendapat telfon dari Karina. Heesa pun bangun dari posisinya dan pergi keluar bangunan untuk mengangkat telfon itu.

"Hal-"

"Lo sama tuan Jungwon dimana?! team Eagle mau kesana,"

"Ah, kita lagi di gereja, kenap-"

"Sa, mansion diserang, kak Yeri sama Jinni hilang. Makanya team lagi diturunin ke lokasi kalian, takut kalian jadi sasaran,"

"Sa?"

"Heesa?!"

[S3] Mafia || Yang Jungwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang