Ada yang masih nungguin gak nih?
Setelah pamitan dengan para temannya, Heesa langsung keluar dari tempat itu dan menemui mobil hitam yang terparkir di seberang cafe.
"Udah nunggu dari lama?" Tanya Heesa begitu masuk ke dalam mobil, Jungwon yang duduk di tempat pengemudi pun menggeleng.
"Gak kok, baru beberapa menit sampe. Ini mau langsung ke tempat papa kan?" Heesa mengangguk dan langsung saja Jungwon menjalankan mobilnya menuju perusahaan sang Jaejoong.
Saat sampai di perusahaan, mereka langsung disambut dengan baik oleh para pegawai disana, yang sebenarnya perusahaan ini adalah penyamaran untuk menutupi perkejaan keji yang ditekuni oleh Jaejoong.
"Tuan sedang berada dikantornya, mari saya antar." Ucap seorang pegawai yang berdiri disebelah meja resepsionis. Pria itu mengantarkan mereka menuju lift, dan di dalam lift, pria itu menekan tombol untuk ke lantai atas. Saat sudah berada di lantai atas, Jungwon dan Heesa tuntun kembali ke sebuah ruangan pegawai, ruangan yang tidak terlalu besar, namun cukup untuk menyimpan barang barang para pegawai, kemudian mereka melewati ruangan pertama yang ternyata dibatasi oleh tembok besi. Heesa yang sebenarnya bingung, secara diam-diam menyenggol lengan Jungwon yang berada disampingnya.
"Ini bener gak sih? Kayaknya kita diajak room tour." Jungwon hanya terkekeh kecil dan mengacak rambut Heesa gemas.
"Udah ikutin aja ya." Balas pria itu dengan lembut, Heesa merengut sebentar, kakinya tetap mengikuti kemana arah pria di depan mereka membawa. Mereka berhenti disalah satu sudut ruangan, pria di depannya menempelkan sebuah benda pipih kesebuah saklar, dan pintu rahasia terbuka, mereka kembali memasuki ruangan balok dan tak lama pintu rahasia itu tertutup, seperti lift. Tak lama benda itu bergerak ke bawah, tidak memakan waktu lama, pintu itu kembali terbuka dan sudah terlihat banyak yang berkeliling. Heesa tak asing melihat muka muka orang disana, karena sepertinya orang-orang itu ialah para anggota Victoria.
Mereka akhirnya berhenti di sebuah ruangan, pria di depan mereka mengetuk pintu sebanyak tiga kali, lalu terdengarlah suara Jaejoong yang menyuruh mereka untuk masuk.
Heesa dan Jungwon mengikuti perintah, sedangkan pria yang mengantar tadi, pamit pergi dari sana. Mereka berdua memasuki ruangan yang beraroma kayu yang sangat menenangkan ditambah dengan cahaya temaram, membuat sangat nyenyak digunakan untuk tempat bersantai.
"Jungwon, Heesa. Silahkan duduk!" Mereka berdua duduk berdampingan, dengan Jaejoong duduk disofa single di samping sofa yang Heesa dan Jungwon duduki.
"Tumben-tumbenan manggil. Kenapa, Pa?" Tanya Jungwon to the point, Jaejoong menerbitkan senyumannya.
"Kamu ini gak sabaran banget," Jaejoong terkekeh sebentar sebelum akhirnya mencet sebuah tombol di telepon diatas meja dekatnya, "Wonwoo, tolong minta yang lain bawakan minuman untuk Jungwon dan Heesa, ke ruangan bawah tanah."
"Oh iya, Heesa, kalian udah berapa lama gak sekolah?" Pertanyaan mendadak Jaejoong memuat Heesa langsung berpikir.
"Hm ... berapa ya? Aku lupa, Pa, Hehe... Emangnya kenapa, Pa? Jungwon sama Heesa mau dimasukin ke sekolah lagi kah?" Tanya balik Heesa. Saat Jaejoong ingin menanggapi, ucapannya harus terhenti karena seseorang yang mengetuk pintu ruangan.
"Masuk!" Pintu itu terbuka, menampilkan seorang Wonwoo yang sedang membawakan minuman, "Loh, Won? Bukanya kamu lagi jaga di kantor atas? Kenapa kesini langsung? Gak nitip aja?" Tanya Jaejoong begitu Wonwoo meletakkan minuman diatas meja yang menjadi pemisah dirinya dengan Heesa dan Jungwon.
"Di atas udah dihandle sama yang lain pak, lagipula untuk berjaga jaga saja." Satu kalimat namun memiliki pesan khusus, membuat Jaejoong menaikkan sebelah alisnya, peka terhadap apa yang sebenarnya Wonwoo ingin ucapkan.
"Merah?" Wonwoo menggeleng, "Hijau, Pak." Jaejoong mengangguk mengerti dan mempersilahkan Wonwoo untuk keluar. Heesa yang masih belum terbiasa untuk mendengar kode-kode itu hanya bisa terdiam. Yang ia ketahui, jika Putih adalah kode dimana musuh sedang mengintai, Hijau jika pengintai sudah ditangkap, Kuning bila terdapat penyusup yang lolos, Orange jika pengintai sudah memasuki kawasan inti, Merah jika diperlukan untuk bertarung dengan musuh dan Hitam ketika perlu mundur atau melarikan diri.
"Oh ya, back to topic. Jadi, papa tanya tentang sekolah itu karena, papa sudah membuat surat pernyataan kalian keluar dari sekolah lama." Jaejoong mengambil berkas yang ada diatas mejanya, membukanya dan memperlihatkan kepada mereka berdua.
"Dan kalian akan sekolah disini," Jungwon dan Heesa langsung memperhatikan lembaran kertas itu.
Balenciaga High School
"Loh? Ini bukannya sekolahnya Jungwon dulu?" Tanya Heesa melihat ke arah Jungwon.
"Iya, emang itu sekolah gue."
"Bukannya Lo udah pindah?"
"Loh?? Jungwon emang gak cerita ke kamu?" Kepala Heesa langsung menoleh ke arah Jaejoong.
"Cerita apa?" Jaejoong terkekeh melihat wajah penasaran Heesa.
"Tentang Jungwon pindah ke sekolah kamu. Bukan pindah sih... Dia cuman cuti sebentar gak pindah beneran, karena niatnya pindah juga buat temuin kamu doang, gak sampe panjang begitu ceritanya. Coba aja pas dia Dateng ke sekolah kamu, dia langsung temuin kamu jelasin yang sebenernya terjadi. Pasti gak bakal sampe panjang begini ceritanya." Jelas Jaejoong sambil terkekeh pelan, mengingat tingkah anaknya yang membuat pertemuan anaknya itu dengan Heesa menjadi panjang.
"Mulai lusa nanti, kamu dan Jungwon akan kembali bersekolah di Balenciaga High School. Papa pengennya sih, Jungwon bisa jaga kamu disana, tapi kayaknya gak bisa deh, soalnya nih anak pasti sibuk. Jadi... Papa siapin surprise buat kamu, saat lusa nanti. Tungguin aja ya!!" Dan setelahnya, Heesa hanya bisa menunggu dengan penasaran sampai lusa nanti. Kejutan apa yang dimaksud oleh sang mertua?
KAMU SEDANG MEMBACA
[S3] Mafia || Yang Jungwon
Action"Jungwon... Berarti selama ini... Gue cuman mimpi..." ------------------------------------------------- ⚠️Disarankan untuk membaca Season 1 dan Season 2 terlebih dahulu ya, bisa di cek di akun aku ⚠️Jangan Sider!!! ⚠️Up jika sempat