⚔️_22_⚔️

228 27 0
                                    

"Kabarin kalo lo udah mau balik." Heesa berdeham menjawab ucapan Heeseung, ia keluar dari mobil pria itu sambil menggendong tasnya. Mobil Heeseung pun melaju kencang, pergi meninggalkan loby sekolah yang sudah mulai ramai.

"Woahh... Woahhh... Jadi, itu cowok Lo?" Heesa mendengus kesal. Baru saja kakinya menginjakki loby sekolah, kini ia sudah disambut dengan Haerin dan kawan-kawan, tapi kali ini minus 2 orang, kedua orang itu merupakan anggota Bloody Party. Heesa tak menanggapi, gadis itu malah melangkahkan kakinya kembali. Haerin menaikkan sebelah sudut bibirnya dan mengkode ke gadis yg ada disebelahnya, langsung saja siswi itu menarik Heesa sampai Heesa terduduk dilantai.

Byur!!!

Air keruh yang sedikit berbau tertuang dari lantai 2, tepat mengguyur Heesa. Banyak siswa-siswi yang menonton, ikut tertawa bahkan memvideokan kejadian itu.

Haerin mengambil beberapa butir telur yang dibawa oleh salah satu siswi, gadis itu melangkahkan kakinya mendekati Heesa dan langsung melempari telur itu ke arah Heesa. Bau tak sedap sudah tercium jelas, jujur saja air yang sedikit bau dan telur yang sepertinya busuk membuat perut Heesa menjadi sedikit mual.

Haerin yang melihat itu tertawa, sangat puas dengan apa yang ia lakukan kali ini. Ia berjongkok, menyamakan tingginya dengan Heesa yang terduduk di lantai.

"Gue sebenernya udah mencoba sabar dengan kehadiran Lo, sejak pertama kali. Gue tau, Lo itu gatel sama Jungwon, buktinya Jungwon mati-matian ngelindungin Lo dari gue. Tapi, pangeran Lo itu lagi gak ada disini, so... Selamat datang di neraka." Haerin mengulas senyum liciknya, sangat-sangat menyebalkan. "Sorry, penyambutan Lo datang ke sekolah ini terlambat. Tapi sekarang udah kan?" Heesa hanya menatap tajam Haerin, ia tidak bisa apa-apa untuk saat ini. Ia hanya bisa diam, hingga Haerin dan sekitarannya sudah menjadi sepi.

"ASTAGA HEESA!!" Karina berlari ke arahnya dengan panik. Disusul dengan Jeno dan juga Jaemin yang ada dibelakangnya. Sebenarnya, sejak tadi, mereka menyaksikan apa yang terjadi, namun mereka tidak bisa bertindak karena Heesa mengisyaratkan mereka untuk diam.

"Ish! Tuh nenek lampir, bener-bener ya!" Kesal Karina melihat kondisi Heesa yang sudah sangat kotor dan berbau. Jeno angsung menelfon seseorang untuk membawakan seragam ganti untuk Heesa.

"Bu Boss gak apa-apa?" Heesa hanya bisa memasang wajah lelah kepada Jaemin, bagaimana bisa pria itu bertanya setelah melihat apa yang terjadi tadi.

"Gak apa-apa, gue cuman gak enak badan aja. Huek!" Heesa memegangi perutnya yang mual, astaga! Kenapa Haerin harus berulah ketika ia sedang tidak memiliki tenaga? Benar-benar menyebalkan!

"Tuh anak kenapa tiba-tiba jadi gini dah? Aneh banget." Ucapan Karina membuat Jaemin menoleh bingung ke arahnya.

"Lah? Haerin mah udah aneh dari dulu, Lo aja baru masuk ke sekolahan ini, sebenernya ada yang lebih parah dari Heesa, Aera." Heesa mengangguk menyetujui ucapan Jaemin.

"Dia lebih lebih parah dibully ketimbang Heesa. Ya... Karena Aera juga anak beasiswa kan, makanya dia jadi lebih mudah buat nindas. Cuman, kalo Heesa..."

"Dia cemburu karena Tuan Jungwon lebih milih Heesa ketimbang dia." Potong Jeno, dan kembali bergabung dengan mereka setelah berbicara dengan seseorang melalui sambungan telfonnya.

"Dan Haerin sekarang berulah karena dia tau, Jungwon lagi gak ada disini, dan dia bisa leluasa buat bully Heesa. Secarakan, gak mungkin ada yang ngelawan dia, semua anak pasti nurut, karena kalau enggak ya bakal dapet yang lebih lebih bullyannya." Jelas Jeno, membuat ketiganya hanya bisa mengangguk mengerti.

"Sa?" Heesa menoleh ke arah Karina yang memanggil,"Lo... Gak ada niatan ngebales gitu? Kan, disini banyak anak Victoria juga. Kita pake mereka buat ngebales Haerin. Gimana? Lagian tuh nenek lampir emang harus dikasih pelajaran." Usulan Karina membuat Heesa berpikir kembali, benar apa yang dikatakan Karina. Di sekolah mereka kan terdapat anak-anak Victoria dan Bloody Party, lebih gampang untuk membalas perbuatan yang Haerin lakukan kepadanya.

[S3] Mafia || Yang Jungwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang