⚔️_18_⚔️

215 25 2
                                    

Pisau yang Heesa pegang jatuh ke lantai, bersamaan dengan ambruknya tubuh Jungwon yang menghadang saat pistol ditembakkan kepadanya. Dengan emosi yang sudah tersulut, Heesa dengan cepat mengambil pistol yang ada di dekatnya dan langsung menembak ke arah tangan kanan Taeyoung, pria itu tentu saja teriak kesakitan. Tak hanya tangan kanan, Heesa juga menembak tangan kiri Taeyoung sehingga pria itu tidak bisa melakukan apa-apa selain mundur ke belakang.

"S-stop! Stop! Gue mohon!" Heesa mendekatkan pistol ke  wajah Taeyoung yang ketakutan, gadis itu menaikkan sebelah sudut bibirnya, sedikit terhibur.

"Lo-lo tadi minta gue buat tanda tangan kan? Si-sini, biar gue tanda tangan sekarang juga." Heesa tertawa remeh melihat Taeyoung yang sudah sangat tidak berdaya.

"Saya gak butuh tanda tangan anda, karena... yang saya butuhkan adalah mayat anda, dan memberikannya kepada Tuan Kim."

"GAKKKK!!" Taeyoung menjerit ketakutan, "GAK! GAK MUNGKIN BOKAP GUE NYURUH LO BUNUH GUE!!"

"Katanya anda mengetahui saya, tapi.... Kenapa anda tidak mengetahui jika saya bisa saja membunuh anda, bahkan lebih kejam dari ini." Taeyoung memejamkan matanya ketika tangan kanannya diinjak oleh Heesa.

"Nona Heesa..." Heesa menoleh ke salah satu team Alpha yang mendekatinya, "Tuan Kim menelfon."

"Ah... Panjang umur!" Seru Heesa senang dan mengambil handphone yang sudah tersambung dengan Tuan Kim, ayah dari Kim Taeyoung, yang menyuruh Heesa untuk membunuh anaknya sendiri.

"Pas sekali tuan Kim menelfon!"

"Apa anak itu... Sudah mati?" Heesa tersenyum dan melirik ke arah Taeyoung, tidak lupa ia mengeraskan suara telfon agar dapat didengar oleh Taeyoung.

"Sebentar lagi tuan, ah iya... Kebetulan Tuan Kim Taeyoung sedang ada disebelah saya. Tuan Kim ingin mengatakan sesuatu? Untuk yang terakhir kali?" Tak ada balasan dari sana, hanya terdengar suara helaan nafas.

"Selesaikan dengan cepat, dan pastikan anak itu hanya tinggal mayat."

"Orang tua sialan!!" Umpat Taeyoung dengan wajah marahnya, sedangkan Heesa tersenyum senang dan mematikan sambungan telfonnya.

"Sampai disini saja... Tuan Kim Taeyoung. Selamat bertemu di neraka..." Heesa mengangkat pistolnya tepat ke arah jantung Taeyoung.

Dor! Dor! Dor!

Wanita itu mendesah kasar ketika melihat cipratan darah yang mengenai bajunya. Tapi untung saja, team Alpha sudah menyiapkan baju ganti untuknya.

Sebelum pergi ke kamar mandi, gadis itu melihat ke arah Jungwon yang bangun dari posisinya. Heesa mengetahui, jika tidak mungkin mereka akan mati hanya karena tembakan yang mengenai punggung. Karena seluruh tubuh mereka menggunakan mantel anti peluru, jadi Heesa ragu jika Jungwon mati ataupun pingsan.

"Tunggu sampai team pembersih datang, sekarang saya akan berganti baju setelah itu pulang."

"Perlu ditemani, Nona?"

"Tidak perlu, saya bisa sendiri." Salah satu team Alpha pun memberikan Heesa sebuah kunci mobil dan satu tas pakaian ganti.

"Jangan lupa untuk tidak meninggalkan sidik jari atau yang berkaitan dengan identitas kalian."

"Baik Nona!"

Setelahnya, Heesa pergi ke kamar mandi dan mengganti pakaiannya. Sebelum akhirnya pergi dari kamar itu untuk pulang ke rumahnya.

Tak sekali ia mendapati anggota Bloody Party yang sedang menyamar, walaupun tidak mengetahui identitas asli anggota itu, tapi dapat Heesa ketahui melalui tatapan mata saat bertemu, karena mereka akan otomatis menundukkan sedikit kepalanya.

Dan tak sengaja, matanya malah berpapasan dengan seseorang yang sayangnya Heesa kenal.

"Woahh... Siapa ini? Heesa?" Heesa hanya menatap datar gadis di depannya itu, "Selain gatel, Lo juga jalang ya?" Heesa tersenyum remeh dan menatap gadis di depannya dari atas kebawah.

"Terus? Sekarang Lo disini lagi ngejalang?" Haerin, menatap Heesa kesal akibat ucapan yang Heesa lontarkan dan berniat untuk melayangkan pukulannya, tapi tidak jadi karena seseorang menahannya.

Heesa menatap bingung ke arah pria yang ada didepannya itu, tapi dibalas dengan senyuman manis khas pria itu.

"Lo mau viral? Banyak tuh daritadi ngeliatin Lo." Haerin mendengus jengkel mendengar ucapan dari pria asing di depannya itu.

"Lo, gak usah ikut campur!" Balas Haerin sambil menarik tangannya kembali.

"Loh? Kenapa? Heesa temen gue, jadi gue berhak ikut campur dong." Pria yang menahan tangannya tadi, yang juga merupakan mantan Heesa, terkekeh pelan menatap ke arah Heesa yang merotasikan bola matanya malas.

"Ahh... Iya, apa mungkin gue perkenalan diri? Nama gue Lee Heeseung, gue temen Heesa disekolah lamanya, sempet jadi pacar sih... Sekarang udah mantan."

"Ohh... Jadi Lo pernah dirayu sama Heesa? Syukur deh kalo Lo sadar, nih cewek emang ular!"

"Minta dijahit ya mulutnya!" Gemas Heeseung dan mendekat ke arah Haerin, "Lo bebas deh ngomong apapun soal Heesa, dia juga gak peduli. Karena, banyak anak murid yang suka ngomongin Heesa, lusanya dia udah gak ada." Bisik Heeseung yang membuat gadis bermata kucing merinding.

"Terserahhh!! Yang penting, urus cewek Lo biar gak deket cowo gue!"

"Cowo Lo?"

"Iya, cowo gue, jung-JUNGWON!!!" Haerin langsung berlari menabrak bahu Heesa dan Heeseung. Kedua remaja itu mengikuti kemana arahnya gadis bermata kucing itu pergi dan terlihat sudah seorang pria yang berhenti berjalan karena dihampiri oleh Haerin. Jungwon yang dihampiri Haerin hanya menampilkan raut bingung sebelum akhirnya matanya menangkap Heesa dan Heeseung yang berdiri berdampingan.

"Bukannya Jungwon sama Lo? Kok dia nempel sama yang lain juga?" Bisik Heeseung, Heesa hanya menaikkan kedua bahunya sambil menggelengkan kepala.

"Gak tau deh." Heesa pun membalikkan badannya kembali dan mulai melangkahkan kakinya darisana, Heeseung hanya menatap bingung kearah Jungwon dan Haerin yang sedang bergelayut manja dilengan kanan Jungwon. Sebelum akhirnya Heeseung berlari kecil menyusul Heesa yang sudah pergi keluar dari hotel.

"Heesa!! Heesa!!" Entah sudah berapa kali Heeseung memanggil, namun tidak didengarkan oleh Heesa, gadis itu tetap berjalan.

"Lo cemburu ya!!" Ledek Heeseung yang membuat Heesa berhenti dan menoleh ke arah Heeseung.

"Pergi atau gue bunuh Lo?" Ancam Heesa dan kembali berjalan menuju parkiran.

Setelah mengetahui dimana mobilnya terparkir, ia langsung memencet tombol dan berniat untuk masuk ke dalam mobil. Tapi, sayangnya usahanya sia-sia, karena Heeseung lebih dahulu menahan supaya pintu itu tidak terbuka.

"Night drive, yes or yes?"

[S3] Mafia || Yang Jungwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang