⚔️_13_⚔️

210 28 2
                                    

Bunyi jam di dinding terus terdengar, membuktikan betapa sunyi nya ruangan itu ketika ulangan sedang berlangsung. Heesa mendesah kasar, karena ia belum sempat mempelajari materi yang akan keluar dalam ulangan harian sekarang ini.

"Waktunya 30 menit lagi." Ucapan guru di depan membuat beberapa murid sudah ada grasak grusuk mengisi lembaran soal. Heesa pasrah, gadis itu langsung berdiri dari tempat duduknya dan bersiap menyerahkan lembar jawabannya.

Para siswa siswi dikelasnya menatapnya ketika gadis itu berjalan ke depan meja guru. Tepat saat gadis itu menyerahkan kertas, ponselnya yang di kumpulkan di depan meja guru pun berbunyi, dan menampilkan nomor sang ayah.

"Kamu boleh ambil hp kamu." Setelah diizinkan, Heesa langsung mengambil hp nya dan menerima panggilan.

"Hallo yah..."

"Heesa, temui Songkang dan ke kantor ayah sekarang."

Panggilan terputus, Heesa langsung saja melangkahkan kakinya keluar dari kelas menuju ke ruang guru, menemui Songkang.

"Ayo!" Tanpa babibu Songkang langsung mengajak Heesa untuk pergi ke parkiran. Mereka pun berangkat menuju kantor Hyungsik.

Saat ingin masuk ke dalam gudang, tempat dimana jalan menuju ke Bloody Party. Heesa diberhentikan karena seseorang yang memanggilnya. Pria itu masih memakai baju seragam sembari memegang segelas kopi yang sempat ia beli di cafe yang terletak diruangan 1 perusahaan.

"Sa!" Heesa menaikkan sebelah alisnya melihat sosok itu dan kemudian melihat ke arah Songkang yang berdiri disampingnya.

"Papa Hyungsik nyuruh gue ikut sama Lo kalo udah ketemu disini." Jawab Jungwon tanpa ditanya, Heesa melirik ke arah Songkang, dan Songkang hanya menaikkan kedua bahunya tidak tahu. Pria itu memilih berjalan terlebih dahulu memasuki gudang.

Heesa hanya merotasikan bola matanya malas dan menyuruh Jungwon masuk di dengan dagunya. Jangan lupakan, gadis itu masih marah, kesal, pokoknya semua emosi masih ia rasakan jika bertemu dengan Jungwon.

"Mau kopi?" Tawar Jungwon ketika mereka sudah masuk ke dalam kapsul, Jungwon sedikit terpukau dengan alat transportasi ini.

"Gak usah sok perhatian." Ucap Heesa sebelum akhirnya memilih untuk memejamkan matanya. Songkang hanya bisa berdeham canggung melihat interaksi keduanya.

"Kira kira... Butuh waktu berapa lama buat sampai, pak?" Tanya Jungwon yang mencari topik ke arah Songkang.

"Sekitar 45 menit lagi kita akan sampai di markas Bloody Party." Jawab Songkang, Jungwon hanya bisa membalas dengan anggukan dan dengan canggung meminum kopi yang ia bawa.

"Heesa... Banyak perubahan akhir-akhir ini, ya pak?" Tanya Jungwon lagi, Songkang hanya mengulas senyumannya setipis mungkin.

"Tuan Jungwon liat sendiri bagaimana?" Jungwon mengangguk dan mengusap belakang kepalanya canggung.

"Kalo kayak gini terus... Bisa-bisa hubungan kalian cuman sekedar bisnis... Gak lebih gak kurang. Dan pada saatnya nanti, kalian akan menemukan pasangan kalian masing-masing. Dan terpaksa, untuk mengakhiri hubungan kalian."

"Bapak... Tau?"

"Saya, Heesa, Karina, dan dua orang anggota Bloody Party." Songkang memberi jeda, sebelum akhirnya meneruskan ucapannya, "Jika sedari awal Tuan memang berniat untuk menguasai jabatan, seharusnya jangan melibatkan perasaan." Ucapan Songkang cukup untuk menusuk hati Jungwon yang sebenarnya sedang kalut dan tidak tahu harus bagaimana lagi.

Jungwon mengepalkan tangannya yang ia letakkan diatas lutut, kepalanya tertunduk.

"Saya... Saya memang sedari awal menyetujui perjodohan ini untuk mengambil posisi, menjadi pemimpin dalam Bloody Party dan Victoria. Saya hanya berniat untuk menyatukan kedua perkumpulan ini,-"

[S3] Mafia || Yang Jungwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang