⚔️_11_⚔️

185 27 1
                                    

Semua terpaku setelah penyampaian pidato oleh Heesa. Bahkan, Jungwon tak bisa berkutik dan disampingnya, Sohee tersenyum memandang bangga pada Heesa.

Heesa pun mengakhiri pidatonya dan disambut dengan tepuk tangan yang meriah. Akhirnya, gadis itu turun dari panggung dan menghampiri meja yang berisi para koleganya.

"Selamat Nona Heesa, saya harap kerjasama antar perkumpulan kita bisa meningkat." Ucap salah satu kolega, Heesa membalas jabatan tangan pria di depannya itu.

"Saya harap begitu." Balas Heesa dengan senyumnya, Songkang yang berada dibelakangnya pun tersenyum bangga akan keputusan Heesa.

Songkang mendapat kabar, jika Heesa akan maju sebagai pemimpin Bloody Party dan keluar dari Victoria, gadis itu juga sudah memberi surat pengunduran diri untuk team Hawk dan sudah berkoordinasi dengan Jaejoong dan juga Hyungsik sang Ayah. Kedua pria paruh baya itu pun menyetujui, walau sebenarnya Jaejoong agak terkejut dengan pengunduran Heesa yang tiba-tiba.

"Kamu yakin untuk keluar dan memimpin Bloody Party?" Heesa mengangguk mantap ketika ditanya oleh Jaejoong saat berkumpul tadi.

"Iya Pa, sudah seharusnya Heesa melanjutkan perkumpulan ini." Ucap Heesa mantap, baik Hyungsik maupun Jaejoong percaya akan keputusan yang telah dibuat oleh gadis itu.

Dan disinilah Heesa sekarang, sudah berdiri dan mendeklarasikan identitas dirinya dihadapan semua pewaris. Dan untungnya banyak sekali sambutan hangat yang gadis itu terima.

"Ah iya... Apakah Victoria dan Bloody Party akan bersatu? Mengingat Nona dengan Jungwon sama-sama pewaris."

"Untuk itu... Saya rasa tidak yakin, mungkin akan kami diskusikan terlebih dahulu." Jawab Heesa, ah iya... Sedari tadi Heesa tidak melihat keberadaan Jungwon, dimana pria itu... Apakah ia terkejut melihat Heesa yang tiba-tiba berdiri di depan? Atau apakah ada perasaan bangga ketika melihatnya berbicara di depan tadi? Entahlah... Heesa merasa tidak enak dengan Jungwon.

"Nona, saya izin meninggalkan Nona, karena saya harus menemui beberapa kolega, seperti yang ditugaskan oleh Tuan Hyungsik." Heesa mengangguk menyetujui, setelahnya Songkang pun pergi untuk menemui para kolega dan Heesa memilih untuk pergi ke tempat minuman, agak haus juga karena berbicara panjang lebar.

"Selamat Nona Heesa..." Heesa yang sedang meneguk minuman itu langsung menaruh kembali gelasnya, menerima jabatan dari pria di depannya. Sebenarnya... Heesa agak ragu untuk membalas, karena ia tidak kenal dengan pria ini, bahkan di daftar tamu tidak ada profil tentang pia di depannya.

"Tuan ini..."

"Ah, perkenalkan nama saya Wonbin, saya baru disini jadi tidak mempunyai kenalan disini." Heesa mengangguk ragu membalasnya. Tampangnya sih gak mencurigakan, ya iyalah tampan begitu masa iya dibilang mencurigakan. Rambut pria itu agak panjang, tapi wajahnya sangat cantik walaupun ia pria.

"Tuan berasal dari perkumpulan mana? Siapa tau perkumpulan kita dapat berhubungan dengan baik." Ucap Heesa mencoba untuk membangun relasi lebih dalam acara ini.

"Saya rasa, tidak bisa. Karena, perkumpulan saya masih baru dan belum banyak merekrut orang, tidak bisa bersanding dengan perkumpulan Bloody Party yang sudah ingin mendunia." Balas Wonbin membalas dengan senyuman.

"Kami tidak dapat melihat banyak sedikitnya, jika Tuan tertarik bisa berbicara dengan pak Songkang. Tapi sepertinya akan mengantri, karena beliau juga sedang menangani yang lain." Wonbin terkekeh dengan ucapan Heesa, mereka pun mengobrol tentang hal lain, tentang bagaimana dekorasi dan suasana acara ini. Karena sangat tabu bagi mereka jika membahas hal pribadi, misalnya gedung utama, keadaan perkumpulan, sistem kerja bahkan hal sepele seperti nomor telepon dan kegiatan sehari-hari tidak bisa diberitahu dengan sembarang. Karena sekecil apapun informasi pribadi dapat disalah gunakan, di dunia ini lebih baik berhati-hati jika tidak ingin menerima konsekuensi di kemudian hari.

[S3] Mafia || Yang Jungwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang