⚔️_19_⚔️

202 27 5
                                    

"Jadi intinya... Cowo Lo itu buaya? Bahkan lebih-lebih dari gue lagi! Hahahahah!" Heesa hanya mendengus karena sedaritadi Heeseung mengejeknya perihal Jungwon yang selalu berurusan dengan 'wanita'.

"Ya... Gue gak mau ikut campur lebih lanjut sih, gue juga sadar diri. Tapi kalo Lo butuh bantuan, jangan segan-segan buat hubungin gue." Heeseung pun memberhentikan mobilnya, pria itu melihat Jungwon yang berdiri sambil melipat kedua tangannya di dada, memandang ke arah mereka dengan tatapan tajam.

"Thanks." Heesa pun keluar dari mobil, melirik Jungwon sekilas dan menatap ke arah mobil Heeseung.

Heeseung menurunkan kaca mobilnya, "Gue pamit ya, Sa, Won." Heesa mengangguk kepalanya dan melambaikan tangannya sebentar.

Dan ketika mobil Heeseung sudah melaju menjauhi bangunan rumah dan keluar dari gerbang, barulah Heesa beranjak tempat itu, akan tetapi...

"Darimana aja?" Heesa melirik ke arah Jungwon sekilas, lalu memalingkan pandangannya ke arah lain.

"Mulai sekarang Lo bisa tidur duluan, gak usah pura-pura peduli nungguin gue balik. Gue bisa jaga diri sendiri." Tak menjawab pertanyaan sebelumnya, kini Heesa melontarkan ucapan yang membuat Jungwon sedikit terpancing emosinya.

"Lo balikan sama dia?"

"Gue balikan sama dia juga gak ada pengaruhnya buat Lo kan? Sekarang, urus aja hidup masing-masing, gak usah ikut campur. Gue juga akan begitu." Dan setelahnya, Heesa benar-benar melangkahkan kakinya memasuki bangunan rumah.


















"Selamat pagi tuan Jungwon." Sapa para maid begitu Jungwon turun dari tangga, berniat pergi ke dapur untuk sarapan.

"Heesa masih ada di kamarnya?" Kepala maid menggeleng.

"Seperti hari-hari sebelumnya, nona Heesa sudah berangkat terlebih dahulu, tuan." Jungwon menghela nafasnya, sudah beberapa hari ini Heesa seperti menghindarinya. Berangkat sebelum ia terbangun dan pulang ketika ia sudah tertidur.

"Diantar supir?"

"Tidak tuan, diantar oleh mobil BMW seperti sebelum-sebelumnya."

"Bibi gak disuruh sama dia ngomong begitu ke saya kan?" Jungwon takut jika maid berbohong karena suruhan dari Heesa, seperti saat itu.

"Tidak tuan, kali ini saya mengucapkan yang sejujurnya. Nona Heesa memang berangkat sekolah selalu dijemput oleh mobil BMW berplat *****." Jungwon tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa menganggukkan kepalanya mengerti dan kembali melangkahkan kakinya menuju dapur.

Sudah beberapa hari ini, pikiran Jungwon seperti diusik sesuatu, ia tidak bisa tenang. Baik saat pagi ataupun malam, seperti ada yang hilang disisinya.

"Maaf tuan Jungwon." Jungwon yang awalnya sedang melamun, kini mengangkat wajahnya.

"Tuan Hyungsik ada di depan, ingin bertemu tuan."

"Persilahkan tuan Hyungsik untuk masuk, dan siapkan sarapan untuk tuan Hyungsik." Maid itu mengangguk dan pergi menyusul Hyungsik. Tak lama, Hyungsik pun datang, sudah rapih dengan pakaian kerjanya.

"Silahkan duduk, Ayah." Ucap Jungwon, bangun dari duduknya, mempersilahkan Hyungsik duduk disebelahnya. "Sarapan dulu, yah." Hyungsik tersenyum lembut dan mengangguk.

"Ah iya... Heesa mana?" Jungwon menelan salivanya terlebih dahulu.

"Dia sudah duluan berangkat ke sekolah."

"Oalah... Gak bareng emang?" Jungwon menggeleng kaku.

"Kayaknya Heesa punya urusan yang ngebuat dia berangkat pagi, yah." Hyungsik mengangguk mengerti dan mulai memakan makanannya.

[S3] Mafia || Yang Jungwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang