Bel istirahat berbunyi, pembelajaran dihentikan, banyak para siswa siswi berhamburan keluar kelas untuk pergi mengisi perut mereka dan menyisakan Heesa, Jaemin dan Jeno dikelas, bertiga.
"Bu boss gak ke cafetaria? Gak laper? Ntar dimarahin pak boss lohh." Ucap Jaemin menduduki kursi di depan meja Heesa.
"Bentar deh, kok kalian, bisa ada disini?" Heesa memajukan badannya sedikit condong ke depan, "misi kah?" Ucapnya berbisik, Jaemin menggeleng, kemudian mengangguk.
"Anggota Victoria emang banyak yg sekolah disini, dan gue sama Jaemin ditugasin buat ngawak Jungwon. Btw, yg ngawal lu siapa?" Kata Jeno berdiri menyender pada meja diseberang kanan Heesa.
"Biasalah, si Ka-"
"HEESA, ISI PERUT YOK!!!"
"Tuh, anaknya dateng." Dagu Heesa terangkat menunjuk ke arah Karina yang sudah membeku di depan pintu kelas.
"LOH?! Lu berdua disini?!" Jerit Karina histeris, membuat Jaemin tertawa karena mimik muka yang dipasang gadis berambut panjang itu.
"Kenapa sih emangnya, Rin? Gak seneng liat cowok lu? Ya udahlah, Jenonya gue ambil nih. Yuk, Jen!" Jaemin menggodanya, dengan menarik lengan Jeno menuju keluar kelas. Saat berpapasan di depan Karina, Jeno mengangkat tangannya mengusap kepala gadis itu pelan.
"Fokus misi, jangan lengah. Nanti malem kita keluar."
"WEH?! KOK BAPER?!" Teriak Jaemin membuat Karina langsung memasang wajah tak bersahabat ya.
"Brisik lu, Jaem!"
"YHAAA SALTING!!" Agar tidak terjadi adu mulut lagi, Jeno langsung menarik kerah Jaemin untuk keluar dari kelas meninggalkan Karina dengan pipi yang sudah merona. Heesa mendekati gadis itu sambil memegang handphonenya, mengambil gambar gadis di depannya dan mengirim ke grup yang berisi dirinya, Karina, jinni, Liz dan juga chaehyun.
"Udah saltingnya? Ayo isi perut!" Heesa langsung berjalan keluar, sedangkan Karina mengikuti sambil mengipas-ngipas wajahnya agar rona merah di pipinya menghilang.
Sejak perjalanan ke arah kantin, entah Heesa sendiri yang kege-eran atau apa, tapi ia rasakan banyak sepasang mata yang menatap ke arahnya dengan tatapan tak suka. Namun, Heesa tetap membiarkannya dan melanjutkan langkahnya menuju cafetaria yang sangat penuh dengan antrian.
Saat Heesa ingin berbaris dibelakang barisan, tiba tiba saja segerombolan gadis menghalanginya dan mengambil barisan ditempat yang ingin Heesa tempati.
"Sabar Heesa, Lo gak boleh emosi, inget kata papa Jaejoong, gue gak boleh berulah." Monolog Heesa pada dirinya sendiri, Karina yang ada disebelahnya misuh-misuh kepada para perempuan di depan mereka.
Cafetaria menjadi heboh, kedua gadis itu mengarahkan pandangan mereka ke arah pintu cafetaria, dimana Yang Jungwon bersama beberapa orang dibelakangnya memasuki cafetaria dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku. Melihat itu, Heesa mendecih remeh.
Jungwon yang memang sudah menyadari keberadaan Heesa langsung menghampirinya, tapi para perempuan di depan Heesa malah yang menjerit kegirangan, bahkan yang seorang gadis terlihat penampilannya lebih menonjol dari mereka semua merapihkan rambutnya sedikit dan tersenyum manis ke arah Jungwon. Ketika Jungwon berhenti tepat di dekat Heesa, sorakan kegirangan itu langsung berhenti. Jungwon tak menengok ke arah Heesa, pria itu menatap lurus ke barisan depan.
"Kenapa berhenti disini, won? Gue duluan deh kalo gitu." Ucap pria disebelah Jungwon, melirik Heesa sekilas. "Gue sama Taerae duluan." Pria itu meninggalkan Jungwon bersama dengan temannya.
"Nanti pulang bareng." Setelah berkata seperti itu Jungwon langsung berjalan menyusul temannya, Heesa mendecih malas, tadi pagi saja ia ditinggalkan, sekarang menyuruh untuk pulang bersama, sepertinya nanti Heesa akan kabur. Heesa mengarahkan pandangannya ke arah Jungwon melangkah, tapi sebuah tarikan membuatnya harus mengakhirinya dan menengok ke kebelakang, dimana Karina berdiri dengan memegang perutnya.
"Kenapa Lo?" Tanya Heesa melihat Karina yang terlihat sedikit pucat, tak seperti tadi.
"Perut gue... Sakit." Tanpa pikir panjang, Heesa langsung memapah Karina keluar dari sana, menuju ke ruang kesehatan. Sebuah keberuntungan bagi dirinya dan Karina, terlihat Jeno dan Jaemin berjalan ke arah mereka. Namun, melihat Karina yang dipapah, Jeno langsung saja sedikit berlari ke arah mereka.
"Eh? Karina kenapa?" Tanya Jaemin dibelakang Jeno, belum sempat menjelaskan, Jeno langsung menggendong Karina dipunggungnya dan membawa Karina pergi darisana.
"Dasar bucin." Ujar Jaemin mendecih, melihat temannya yang terlihat panik saat berlari ke arah Karina tadi.
"Sirik aja lu, jomblo." Jaemin tertawa hambar mendengar ucapan Heesa, lalu Heesa membalikkan tubuhnya memasuki cafetaria, diikuti dengan Jaemin dibelakangnya.
"Ngikut aja lu, mblo." Jaemin langsung merotasikan bola matanya malas.
"Siapa juga yang ngikutin lu? Ge-er nih Bu boss." Balasnya meledek, tiba tiba saja, pria bermarga Na itu menghentikan langkahnya melihat banyak sekali manusia yang berbaris, ia pun menghela nafasnya kembali. Heesa pun melirik ke pria disebelahnya sebentar, dan beranjak ingin mengantri kembali, dibarisan belakang,
"Lu seriusan mau ngantri, sa?" Heesa tanpa berpikir panjang mengangguk dengan cepat, Jaemin menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Mending ikut gue, kita cari solusi untuk gak laper saat ini." Pria itu menarik tangan Heesa menuju ke arah berlawanan, terlihat sebuah mesin minuman dan beberapa jajanan ringan dalam sebuah mesin. Namun, disekitaran itu ada banyak sekali siswa yang berkumpul disana, sedikit Heesa memelankan langkahnya dan ternyata Jaemin sadar akan hal itu. Pria itu menoleh ke belakang sambil memiringkan kepalanya sedikit,
"Gak bakal ada yang berani nyakitin. Jangan lupa disini banyak anak Victoria." Ucapan pria itu membuat Heesa memperhatikan sekitar, "jangan lupakan pak boss yang sedang memperhatikan." Heesa mencari keberadaan Jungwon, dan benar saja, Jungwon sedang memperhatikan mereka, pandangan pria itu mengarah ke arah bawah, tepatnya tangan Jaemin yang menggandeng Heesa.
Baru saja Heesa ingin menegur Jaemin, tapi sebuah ucapan terdengar, memotongnya terlebih dahulu,
"Wedehh, cewek siapa nih?" Jaemin tak pedulikan saat salah satu dari siswa itu mendekat, Jaemin masih melangkah untuk mendekat ke arah mesin makanan dan minuman itu. Namun, sebuah tongkat tiba-tiba saja terbentang di depannya, sedikit membuat pria itu terhuyung kebelakang.
"Gak sopan main jalan aja." Seorang pria dengan rambut putih yang menampilkan dahinya itu mendekati mereka, "Gak boleh ada yang lewat kecuali gue izinin." Ucap pria itu dengan seringai dibibirnya.
"Dih? Lebay lu." Balasan Jaemin membuat Heesa membuka mulutnya sedikit tercengang, "Lu emang siapa? Anak ketua yayasan aja bukan. Minggir deh, gue mau lewat. Lagian tuh mesin juga siapa aja juga boleh make kan." Balas pria itu lagi, dengan wajah tengilnya. Pria yang menghalangi tertawa sarkas, dan melirik ke arah Heesa.
"Kenapa? Lu mau kenalan? Boleh aja, cuman hati-hati. Pawangnya galak, tuh lagi ngeliatin." Jaemin menunjuk ke arah dimana Jungwon yang memperhatikan mereka dengan raut tidak bersahabat.
"Jadi, biarin gue sama nih cewek lewat, kecuali lu mau berurusan dengan dia." Pria tak dikenal itu mendecih dan menyuruh agar siswa yang sedang berkumpul itu untuk pergi darisana.
Setelah pria dan antek anteknya itu pergi, barulah Jaemin menghela nafasnya lega dan melepas pegangannya dari tangan Heesa.
"Astaga, megang beberapa menit doang, badan gue udah keringetan." Pria itu mengusap lengannya yang sedikit keringat, "Bener bener itu tatapannya bikin panas, gue aja sampe keringetan. Gak lagi lagi deh gue pegang tangan lu, Sa." Jaemin bergidik ngeri dan langsung menuju mesin untuk membeli makanan dan minuman. Sedangkan Heesa memperhatikan Jungwon yang sudah tidak ada ditempatnya.
"Jungwon ... Kenapa sekarang ini gue merasa sangat asing sama dia..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[S3] Mafia || Yang Jungwon
Action"Jungwon... Berarti selama ini... Gue cuman mimpi..." ------------------------------------------------- ⚠️Disarankan untuk membaca Season 1 dan Season 2 terlebih dahulu ya, bisa di cek di akun aku ⚠️Jangan Sider!!! ⚠️Up jika sempat