ㅤ
.
.
ㅤ
Acara itu sudah terlaksana dengan baik. Anak-anak berlarian menghampiri para orang tua mereka begitu antusias tak terkecuali dengan Hajun, Nayun dan Eunseo juga seorang bocah tampan yang senantiasa memegang tangan Eunseo dengan wajah kalemnya.Para orang tua sudah pulang lebih dulu. Menyisakan pasangan Jeno Jaemin dan empat Ayah yang sedang menunggu Eunseo, Nayun dan Junho yang katanya ingin pergi ke loker dulu.
"Aku tunggu di luar saja ya??"
Sejak Nayun yang sudah berada digenggamannya. Jeongwoo terus-terusan merengek ingin ke luar lebih dulu membuat Jaemin rasanya ingin mengait mulu pria Park itu menggunakan kail ikan.
"Kenapa buru-buru sekali? Apakah kau akan pergi bekerja? Bukankah hari ini bukan jadwalmu berada dirumah sakit?" Jihoon jengah dengan tingkah laku Jeongwoo yang seperti sedang gelisah dan ingin menghindari mereka.
"Tidak! Pokoknya kau harus tunggu. Kau masih berutang padaku perihal tadi, Park Jeongwoo?" Jaemin menarik satu sudut bibirnya ke atas membuat Jeongwoo memalingkan muka, menatap apa saja asal bukan Jaemin.
"Hutang? Hutang apa?" tanya Jeno penasaran.
Jaemin terkekeh, "Penjelasan. Sayang, aku tahu Jeongwoo sedang menyembunyikan sesuatu dariku dan mereka." Lalu melirik para Ayah penuh arti.
"Jeong? Apa benar?" tanya Jaehyuk sedikit menekan.
Jeongwoo yang sudah terintimidasi dengan tatapan teman-temannya kini hanya bisa menghela nafas pasrah. Ingin sebagimana pun dirinya menyembunyikan, tetaplah pada akhirnya mereka akan mengetahuinya.
"Baiklah, tapi jangan di sini, diluar saja..."ucap Jeongwoo menatap melas teman-temannya.
Jihoon menatap Jeongwoo tak mengerti. "Kenapa? Justru membicarakan suatu hal yang serius sangat tepat di sini? Tak ada siapapun di kelas ini?" tanyanya mengernyitkan dahi.
"Lebih baik cepat beri tahu atau akan ku suruh Junghwan kembali ke rumah orang tuanya," ancam Jaemin karena sudah kesal dengan Jeongwoo yang sangat bertele-tele.
Jeongwoo menghela nafas. "Baiklah, akan ku ceritakan. Sebenarnyaㅡ"
ㅤ
"Maaf mengganggu,"
Semua atensi yang awalnya tertuju pada Jeongwoo, kini teralihkan pada sosok gadis yang sudah bergabung sambil memberikan senyum cerahnya.
"Oh, bu guru Kyujin? Anda belum pulang?" tanya Jaemin menyambut. Di sampingnya Jeongwoo sudah memberikan tatapan yang datar.
Kyujin menggeleng, "Bicara santai saja. Aku fikir kau lebih tua dariku Ibu Junho," ucapnya.
Jaemin tersenyum dan mengangguk singkat, "Baiklah, kau belum pulang?" tanyanya lagi.
"Ponselku tertinggal, aku kembali untuk mengambilnya. Kalian sendiri belum pulang?" tanya Kyujin kemudian.
"Kami sedang menunggu anak-anak. Katanya mereka ingin mengambil sesuatu di loker," jawab Jaemin.
Kyujin mengangguk, dirinya lalu melirik Jeongwoo yang hanya memeberikan tatapan datar padanya. Kyujin tersenyum, "Tuan Jeongwoo, kau datang sendiri?"
Jeongwoo membuang muka. "Apa aku boleh keluar lebih dulu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The return of supermine!
FanfictionBukan cerita tentang kehidupan idol yang mengurus anak-anak seperti di variety show seperti di tv. Ini cuma kisah para Ayah yang ditinggal pergi oleh para istri mereka sambil mengurus anak-anak mereka. Mau tahu kisah asam manis pahit para Ayah muda...