ㅤ
.
.
ㅤ
Di sisi lain saat Mommy-deul diajak pergi ke kebun oleh bibi Margareth. Para Ayah dan anak-anak sudah siap dengan peralatan berkuda mereka seperti ajakan paman Sam yang akan mengajak mereka berkuda sambil mengelilingi desa.
Mereka saat ini sedang memilih kuda mana yang akan di naiki. Paman Sam memberi kebebasan untuk mereka. Tersedia enam kuda jantan dan empat kuda betina, lalu ada lima kuda yang lebih kecil dan tiga kuda putih khusus, biasanya kuda putih itu dipakai jika ada acara kebangsawanan seperti pernikahan atau sebagainya.
Beomha, Yewon dan Rowoon yang lebih dulu siap; memasuki kandang kuda untuk melihat-lihat. Mereka ingin naik kuda sendiri tanpa Ayah mereka. Karena ketiganya yang lebih dulu siap dan para kuda yang belum dikeluarkan, akhirnya paman Sam membiarkan; Beomha, Yewon dan Rowoon untuk masuk sendiri ke kandang kuda dan memilihnya.
"Aku ingin mencari yang paling besar di sini," ujar Rowoon kemudian.
"Memangnya bisa? Bahkan aku tak yakin dengan anaknya pun kamu akan mampu menungganginya," balas Yewon yang sudah hafal apa yang sedang difikirkan sahabatnya itu.
"Kita cari yang cocok dengan usia kita saja, Rowoon-ah..." timpal Beomha.
"Nah, setuju!"
Rowoon cemberut. Memang apa salahnya jika dia yang ingin memakai kuda yang lebih besar? Bukankah itu akan terlihat keren karena dia bisa jadi seorang pangeran negeri dongeng seperti yang Mommanya sering ceritakan.
"Baiklah, terserah," kata Rowoon kemudian dengan nada malas.
Beomha menggelengkan kepala maklum saja. Mereka bertiga lalu kembali fokus untuk memilih kuda mana yang ingin mereka naiki, tidak terlalu sulit karena saat ini mereka sudah menetapkan pilihan pada tiga kuda kecil yang cukup menarik perhatian ketiganya.
-
"Aishh... Beomha, Rowoon dan Yewon lama sekali. Kemana anak-anak itu pergi," gerutu Yedam karena sudah beberapa menit berlalu namun ketiganya masih belum menampakkan diri.
Sementara yang lain sudah siap dan hanya memilih kuda mereka untuk dinaiki nanti, tinggal menunggu tiga kurcaci itu saja kembali. Padahal kuda-kuda yang akan mereka naiki sudah dikeluarkan, tapi tiga anak itu masih belum menampakkan batang hidung mereka. Jika ini bukan peternakan paman Sam, mungkin Yedam sudah akan menjewer telinga anaknya sampai merah.
Walau akan berakhir di geplak sang istri karena sudah membuat lecet pangerannya.
"Papi! Kak Yewon masih lama ya?!" tanya Nayun pada Jeongwoo yang sedang menggoyangkan badannya ke kanan dan ke kiri.
Jeongwoo menggelengkan kepala tanda tak tahu, "Papi juga tidak tahu," Pria itu lalu mengangkat sang putri untuk digendongnya, "Nayun ingin naik yang mana, hum?
Jeongwoo lalu membawa Nayun pada para kuda yang sudah berjejer diikuti oleh Jaehyuk, Haruto dan Eunseo; hanya tinggal dipakaikan saddle atau pelana berkuda lalu stirrup atau sanggurdi maka kuda-kuda tersebut sudah siap ditunggangi.
"Ruto-ya! Kau akan memakai kuda yang ini? Kenapa tidak yang putih saja?" tanya Jaehyuk kemudian.
Jeongwoo yang pasalnya satu frekuensi dengan Jaehyuk pun jadi ikut-ikutan. "Eoh! Kenapa Ruto?!"
Haruto yang sedang digoda oleh mereka pun, melirik dua sahabatnya itu sekilas, "Tidak. Memangnya kenapa? Apa aku tak boleh memakai kuda yang di sini?" tanyanya dengan nada penuh kepolosan.
"Tidak, hanya saja... kau kan punya darah bangsawan. Jadi ya... masa tidak mengerti maksudku sih!"
Haruto mengangguk-angguk mengerti, "Ah... tidak, hanya ingin saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
The return of supermine!
FanficBukan cerita tentang kehidupan idol yang mengurus anak-anak seperti di variety show seperti di tv. Ini cuma kisah para Ayah yang ditinggal pergi oleh para istri mereka sambil mengurus anak-anak mereka. Mau tahu kisah asam manis pahit para Ayah muda...