Travel in Bern 2

525 78 4
                                    

.

.

"Waw, Mom. Airnya jernih, apa itu bisa di minum?" pertanyaan polos dari Beomha membuat Mashiho terkekeh.

"Bisa, air di sini murni dan jernih. Jadi kamu boleh meminumnya," jawab Mashiho.

Rombongan itu sedang menyusuri jalan tepi sungai Aare yang populer dengan kejernihannya. Setelah melewati menara jam alias Zytglogge, kini destinasi selanjutnya adalah sungai Aare.

"Momchi! Apa jika kita meminumnya, kulit kita akan jadi cerah seperti sungai itu?" Sekarang si kecil Rowoon yang bertanya.

"Kamu pikir sendiri saja, Rowoon. Mana ada air yang bisa menjernihkan kulit, kamu harus banyak makan buah dan sayur jika ingin kulitmu sehat," jawab Beomha memberikan petuah.

"Aku masih bisa makan buah, tapi sayur? No, no, no. Lebih baik berikan saja jenis makanan itu untuk hewan dipeternakan Paman Sam," balas Rowoon lagi.

Beomha tak menanggapi dan hanya memutar bola mata malas, dirinya lebih baik kembali menikmati indahnya sungai Aare ketimbang meladeni ucapan Rowoon. Betapa beruntungnya Eunseo punya kakek nenek orang sini, sehingga dia bisa kapan saja datang jika ingin.

Setelah menyusuri sungai Aare, mereka masih akan lanjut ke taman beruang. Yap, di sini memang ada, sejenis beruang coklat yang lucu dan kabar baiknya, mereka memakai habitat asli beruang dalam merawatnya.

Dengan adanya Haruto sebagai pemandu, rombongan keluarga bahagia itu jadi tak perlu menyewa seorang tour guide untuk menemani perjalanan mereka menyusuri kota Bern ini.

"Ini sejenis beruang grizzly, koreksi aku jika salah tapi dari bentukannya sih iya," ucap Haruto tak yakin. Meski ia orang sini, ia tetap tak sering berkunjung ke Bear Park dan lebih memilih ke tempat tenang seperti sungai Aare.

"Kau ini bagaimana sih, Haru. Begini saja tak tahu," celetuk Jeongwoo menatap sinis sahabatnya itu.

Haruto memelototkan mata, "Yak! Meski aku orang sini, aku tetap tak tahu jenis-jenis beruang ya. Lagipula itu kawananmu, harusnya kau lebih tahu dari aku."

Jeongwoo menggeleng-geleng seperti orang bijak. "Aku bukan kawanan beruang, Haru-ya. Daripada kita seperti orang bodoh jika lama-lama di sini, lebih baik kita ke museum Einstein saja agar otak kita menjadi cerah.." ujarnya seperti orang tua yang sedang memberi petuah.

"Hah? Ensten? Siapa dia Papi?" tanya Beomha tak mengerti.

Entah kenapa perkataan orang dewasa selalu ada di luar nalar menurutnya.

"Einstein. Dia adalah seoarang ilmuan jenius," jawab Hyunsuk, meralat ucapan Beomha.

"Wah! Kerennyaa!" seru Yewon menimpali, "pasti dia sering mencari tulang dinosaurus benarkan, Mom?!"

Hyunsuk terkekeh, "Tidak, tugas mencari dinosaurus itu seorang paleontologi, sedangkan ilmuwan orang yang menemukan sesuatu yang baru, kau akan mengerti itu saat besar nanti," jelasnya kemudian sambil mencuil hidung Yewon gemas.

"Sudah waktunya makan siang, lebih baik kita makan dulu lalu lanjutkan perjalanan setelahnya," saran Jihoon yang diangguki oleh teman-temannya.

♡♡♡

Karena anak-anak yang kepo dengan siapa itu Einstein, maka para orang tua pun sepakat untuk mengunjungi museum si jenius sains itu sekalian untuk mengenalkan.

The return of supermine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang