ㅤ
.
.
ㅤ
"Aku bosan, apa tidak ada permainan yang menyenangkan selain ini?" keluh Rowoon sambil melempar-lemparkan mainannya asal.
Nayun disampingnya mengangguk setuju, "Kamu benar. Semua permainan di sini sudah kita mainkan, kita juga tidak boleh keluar rumah. Ahh... bosan sekalii! Sepertinya kita butuh liburan!" timpalnya sambil melipat dua tangan didepan dada dan mengerucutkan bibirnya sebal.
Yewon dan Hajun mendengarkan mereka. Tak bohong jikxa dalam hati mereka setuju dengan perkataan dua temannya itu; Yewon sih lebih memilih tak peduli dan melanjutkan acara menggambarnya, sementara Hajun memilih menyimak karena topik mereka yang cukup menarik menurutnya.
"Bukankah para Ayah itu tidak adil? Mereka hanya memberikan liburan pada Ibu kita, sedangkan kita harus selalu sekolah."
Pembicaraan kali ini membuat tiga sekawan itu semakin merapatkan badan mereka. Tak peduli jika Yewon terganggu atau tidak, perbincangan itu membuat mereka seperti sedang meeting penting.
"Tapi, bukankah kemarin Ayah kita sudah membawa kita ke Lotte World?" Kali ini Hajun yang membuka suara.
Nayun hanya bisa memutar bola matanya, "Itu beda, Hajun. Kita hanya berjalan-jalan di sana, lagipula kita belum diperbolehkan naik wahana," katanya lagi.
Sekarang Hajun menyetujui ucapan Nayun. Ia mengangguk-ngangguk begitu pun dengan Rowoon.
"Ah! Aku lupa buku menggambarku ada di tas Daddy. Aku ingin mengambilnya dulu." Hajun langsung beranjak setelah ia ingat buku gambar karakter lego pemberian Hyunsuk kemarin tertinggal di tas kerja sang Ayah. Beruntungnya Daddy-nya itu tak bekerja hari ini sehingga ia tak perlu repot menghubungi atau menunggu sampai malam tiba.
Yewon yang ikut beranjak membuat tatapan penasaran dari Rowoon dan Nayun.
"Aku ingin menyusul Hajun. Ku dengar gambar dari buku itu bisa berdiri!"
Tanpa menunggu lagi, Yewon segera pergi menyusul dan diikuti oleh dua anak lain karena ucapan Yewon itu membuat keduanya penasaran.
ㅡ
"Apa kamu sudah menemukannya?" tanya Yewon yang segera diberi gelengan kepala oleh Hajun.
"Uhmm.. biasanya Daddy selalu menyimpan tasnya di mana?" Kini giliran Rowoon yang bertanya.
Hajun sejenak mengedarkan pandangan ke seluruhan kamar yang ditempatinya dan orang tuanya. Saat mata itu asyik menelisik, suatu benda yang sedang ia cari pun berhasil mengunci tatapannya.
"Itu dia!"
Hajun beralih menghampiri sebuah tas berwarna coklat yang tergeletak di sudut ruangan. Mungkin tas itu terjatuh, pantas saja tadi ia sulit menemukan tas milik Ayahnya itu.
Saat ia mengambil tas itu, tak disadari jika tasnya terbalik membuat barang-barang yang ada didalamnya berjatuhan termasuk buku gambar miliknya.
Keempat anak itu membantu membereskan kekacauan yang ada. Buku gambar sudah aman ditangan Nayun dan sisanya masih membantu Hajun membereskan, takut Jihoon tiba-tiba masuk ke dalam dan melihat kekacauan yang terjadi.
"Eh, ini apa?"
Ketiga anak itu kini beralih atensi pada Rowoon yang mengangkat satu kertas bergambar pemandangan dan hotel di sana. Nayun kini sudah kembali bergabung untuk melihat barang apa yang sudah ditemukan oleh teman-temannya.
"Ini seperti brosur?" ucap Yewon tak yakin, "Coba berikan padaku." Gadis Park itu merebut kertas dari genggaman Rowoon, membuat temannya itu mengerutkan kening kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The return of supermine!
FanfictionBukan cerita tentang kehidupan idol yang mengurus anak-anak seperti di variety show seperti di tv. Ini cuma kisah para Ayah yang ditinggal pergi oleh para istri mereka sambil mengurus anak-anak mereka. Mau tahu kisah asam manis pahit para Ayah muda...