DM-4•

3.6K 371 2
                                    

Happy Reading....
-
-
-

Chika perlahan membuka matanya senyuman terbit di wajahnya saat melihat ara tidur berbantalkan pahanya

"Pantes keram" Gumamnya

Entah keberanian darimana, chika dengan lembut mengusap kepala ara hingga membuat sang empu semakin terlelap, ara menyembunyikan wajahnya diperut chika

"E eh" Ucap chika terkejut

Chika hanya tersenyum dan kembali mengusap kepala ara. Semakin lama kaki chika semakin mati rasa mau tak mau dia harus membangunkan ara

"Kak araa" Ucap chika lembut

"...... "

"Kak araaa"

"Hmm" Ara semakin memperat pelukannya

"Bangun kak udah pagi"

"Hmm masih pengen peluk" Ucap ara dengan posisi yang sama

"Pindah kekasur aja ya, nanti sakit badannya kalau disofa"

"Tapi peluk"

Chika bingung harus bagaimana dia tau ini salah namun hatinya menginginkan hal ini

"Iya nanti peluk"

Ara segera bangun lalu menggendong chika menuju kasur, ara merebahkan chika dikasur lalu dia ikut tidur disamping dan memeluknya

Mereka sudah seperti sepasang suami-istri yang belum sah. Wajah ara tepat di hadapan dua gunung milik chika, hingga nafas ara terasa hangat dikulit chika

"Chik"

"Iya kak"

"Udah punya pacar?"

"Belum"

"Kok belum?"

"Gak diizinin papih"

"Kenapa?"

"Gak tau, kata papih aku masih kecil"

Ara kembali diam, entah tidur atau tidak chika tak tau dia hanya berharap semoga ara tak mendengar suara detak jantungnya

~£~£~

Zee dan feni sarapan bersama, semalam feni memutuskan untuk tidur dikamar ara, karena ara nginep dikamar chika itu semua atas perintah cio dan puco

"Ara betah banget dikamar chika" ucap Feni setelah meminum susu hangatnya

"Gimana gak betah orang tidur sama bidadari" Sahut zee

"Kira-kira semalam mereka ngapain ya zee?" Tanya feni

"Bikin chikara junior kali"

"Lisan lo zoy"

"Lah kenapa teh?"

"Gak mungkinlah chika lakuin itu zee"

"Kenapa gak?"

"Chika itu masih polos mana tau yang begituan"

"Kalau chika sih gue masih percaya Tapi gak dengan si ara"

"Emang ara udah pernah?" zee menganggukkan kepalanya

"Serius?!"

"Tapi boong hehe"

Plak (feni memukul paha zee dengan kuat membuat sang empu meringis kesakitan)

"Awhhh shh panas paha gue"

"Bodoamat!" Feni pergi meninggalkan zee menuju kamar chika

"Huf huf huf gila panas banget paha gue, teh mpen tungguin" Zee segera berlari mengejar feni

Dia Milikku {Chikara}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang