DM-6•

3.4K 403 7
                                    

Chika dan ara di rias ala kadarnya mereka hari ini akan menikah dan yang akan menikahkan mereka berdua adalah puco sebagai ayah kandung sekaligus wali nikah chika

Puco dengan sekuat tenaga memaksakan dirinya untuk duduk, walaupun dokter melarang namun dia tetap ingin duduk untuk menikahkan putri semata wayangnya

Chika sedari tadi hanya bisa menangis, bukan karena dia tak menginginkan pernikahan ini, tetapi dia harus menerima kenyataan bahwa dihari yang harusnya menjadi hari bahagianya kini berubah menjadi hari paling menyedihkan baginya, dimana dia harus kehilangan sosok ibu yang sangat menyayanginya

Dan momen inilah yang mamihnya selalu nantikan, namun sayang Tuhan berkehendak lain, saat pernikahannya tiba mamihnya pergi meninggalkannya

Kini puco dan ara sudah saling berhadapan, puco mengulurkan tangannya dan diterima oleh ara

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Zafran Maheswara bin Gracio Maheswara dengan anak saya yang bernama Yessica Putri Kusumo binti Puco Kusumo dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat, tunai”

"Saya terima nikah dan kawinnya Yessica Putri Kusumo binti Puco Kusumo dengan mas kawinnya yang tersebut, tunai" Ucap ara lantang

"Sah!" Sahut orang yang ada dalam ruangan

Puco dan cio berpelukan, tak terasa air mata puco mengalir begitu saja

"Tolong jaga chika" Bisik puco

"Kita jaga sama-sama co" Balas cio

"Arghh" Puco kembali terbaring

"Co, puco lo kenapa?" Ucap cio panik

"Papih hiks papih jangan tinggalin chika pih hiks hiks papih"

"Ra" Ara segera mendekati puco

"To tolong ja jaga a anak pap papih, di dia udah ga gak pu punya siapa siapa la lagi"

"Pih jangan bicara gitu" Ucap ara

"Chi chika"

Chika mendekati puco, dengan menahan sakitnya puco berusaha tersenyum

"Ja jadi is istri yang baik nak, pa patuhi su suami ka kamu nak, pa papih a akan ja jag kamu da dari a atas ber sama ma mamih"

"Gak hiks papih hiks chika mau papih tolong jangan tinggalin chika hiks, cukup mami yang pergi hiks papi jangan hiks hiks" Chika memeluk puco

"Shan, cio ti tip chi chik ka"

"Pa pih sa sayang ka kamu naak" Akhirnya puco menghembuskan nafas terakhir dengan senyuman yang terbit dari wajahnya menandakan dia pergi dengan tenang

"PAPIIIIIH HIKS BANGUN PIH HIKS PAPIH BANGUN HIKS PAPIH JANGAN TINGGALIN CHIKA PIH HIKS PAPIIIIIIIIH-"

Bruk

Lagi-lagi chika ambruk dengan sigap ara membawanya kembali ke ruangannya, yang lain sudah menangis feni terus menangis dalam dekapan zee

Dia sudah menganggap puco dan aya sebagai orang tuanya, hatinya hancur untuk kedua kalinya kehilangan sosok orang tua, dia tau bagaimana hancurnya chika saat ini

Namun semuanya sudah takdir dari sang Pencipta mereka hanya bisa menerima dan mengikhlaskan kepergian puco dan aya

~£~£~

Setelah proses pemakaman selesai orang-orang kembali pulang kerumah mereka, tersisa kerabat saja

Chika duduk beralaskan tikar bersama shani sedangkan yang lainnya berdiri

Dia Milikku {Chikara}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang