2. Marshmallow

162 18 27
                                    

"Nikmatilah betapa manisnya awan, betapa perihnya luka, dan betapa indahnya sebuah keluarga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nikmatilah betapa manisnya awan, betapa perihnya luka, dan betapa indahnya sebuah keluarga."

❝Aretha Satyagama❞

⑅⑅⑅

Bel tanda berakhirnya pelajaran, Aaron memandangi beberapa siswa-siswi yang berhamburan keluar untuk menikmati istirahat dengan makan ria. Ia menopang dagunya dengan telapak tangan, pelajaran kali ini membuatnya merasa bosan.

Atensinya teralihkan saat suara aneh menyerobot masuk ke dalam telinganya, seperti suara benturan yang tak jauh dari tempatnya. Ia melihat wajah kesal itu, pertama kalinya. Decakan kesal dan umpatan ringan membuat Aaron tak sadar mengulas senyum kasihan.

"Lo kenapa? Kesambet lo?" Aaron mengedipkan matanya, melihat wajah gadis yang tengah menahan amarahnya. Tidak terlalu cantik namun hidung mancung dan mata yang terkadang datar dan berubah-ubah membuat gadis itu unik.

"Mesum lo, setan!" Umpat Aretha, menampar wajah Aaron dengan buku paket. Dia merasa aneh dengan tatapan Aaron yang terus saja menatapnya, membuatnya bergegas pergi meninggalkan laki-laki aneh di sana.

"Gue lebih suka lo panggil setan daripada pangeran," gumam Aaron, dengan senyum tipis yang terukir di bibirnya. Punggungnya bersandar pada kursi, jarinya bermain-main dengan bolpoin di atas meja menatap kepergian gadis yang bernama Aretha.

***

"-1 per 4 di kali x pangkat 2 berapa, Theo?" Pertanyaan memuakkan itu datang dari mulut tebal milik John, laki-laki dengan tubuh gagah yang tengah duduk sedikit membungkuk mengerjakan tugas matematika.

"Makanya jangan bolos mulu, John," ejek Zack yang juga sama tengah mengerjakan tugas, duduk di lantai beralaskan karpet dan headband yang terlihat basah karena keringat.

"Kaya lo ga pernah bolos aja, Zack," balas Kent yang sibuk dengan kertas lipatnya, melipat sedikit demi sedikit hingga terbentuklah hati di sana, "Lo berdua itu pinter, cuma kurang di asah aja sama batu asah. Mau gue asahin gak?"

"Sialan lo, Kent!" Umpat John dan Zack bersamaan, tawa dari Kent membuat wajah John dan Zack merah padam.

"1 per 4 x pangkat 2, gitu doang gak bisa. Kalah lo sama anak TK," ujar Theo yang sibuk dengan beberapa tugas OSIS, yang harus dia selesaikan hari itu juga, mungkin ia akan lembur malam ini.

Zack mengetuk-ngetuk pensil yang ada di jarinya ke keningnya, ia melihat pintu ruangan di sebelah ruangan OSIS yang sepi. Biasanya satu dua anak akan berkeliaran mondar-mandir di depan sana, "Kira-kira, Aaron kemana, ya? Lama amat."

"Bentar lagi juga dateng, lo udah kangen sama si bos?" Tanya Kent yang kini mengumpulkan beberapa kertas origaminya, mata sipitnya berkeliaran dengan lihai di atas meja yang mereka pakai berempat.

BonaventuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang