13. BaPer

37 10 0
                                    

"Aku juga punya perasaan, jadi tolong jangan di kecewakan apalagi di patahkan!"

❝Kentaro Ozora

⑅⑅⑅

Tok ... tok ... tok ...

Aaron mengernyit saat mendengar suara ketukan pintu kamarnya. Dengan sisa tenaganya, ia menurunkan kakinya dari ranjang. Rasa pusing menerpanya bagaikan ombak laut, hanya sebentar, Aaron bisa menahannya.

Aaron membuka pintu kamarnya, melihat seorang gadis dengan piyama kuda laut bertebaran dimana-mana, rambutnya tergerai sehingga membuat kesan manis bagaikan marshmallow yang ia makan.

"Kok lo belum tidur?" Tanyanya dengan suara serak, dengan raut wajah bertanya-tanya. Gadis itu menggeleng lalu menunduk memainkan ujung piyamanya.

"Gue gak bisa tidur, adek lo kalau tidur gak bisa diem," gumam gadis itu tampak frustasi. Siapa yang nyaman jika tidur dengan orang yang tidurnya banyak tingkah?

Aaron mengangguk kecil lalu menggeser tubuhnya, "Ya udah, cepet masuk," titahnya yang segera di turuti oleh gadis itu. Ia menutup pintunya lalu melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 10 malam.

"Lo tidur di kasur, gue tidur di sofa aja, Tha," ujar Aaron pada gadis yang tak lain adalah Aretha. Kening gadis itu tampak mengerut, ketika melihat ranjang laki-laki itu yang sedikit berantakan.

"Gak, gue di sofa aja. Lagian ini bukan kamar gue jadi, pemilik harus tidur di kasur. Kata bokap gue, gak baik cewek tidur di kasur sedangkan pemiliknya tidur di sofa apalagi yang punya kasur cowok," tutur Aretha terus terang, membuat Aaron terkekeh geli mendengarnya.

"Bisa cerewet juga ya lo, gue kira irit bicara kayak Theo," jawab Aaron. Aretha mendengus sebal, lalu mendorong punggung Aaron yang kekar itu menuju ranjang.

"Dah, lo tidur di sini gue di situ," ucap Aretha seraya menunjuk ranjang dan sofa yang tak jauh dari ranjang bergantian. Aaron berdeham singkat mengiyakan, ia mengambil bantal lalu selimut di laci di bawah ranjangnya.

"Selimut dan bantal lo, tidur, jangan begadang," titah Aaron yang di jawab anggukan kecil dari Aretha. Gadis itu beranjak menuju sofa dan berbaring mencari posisi ternyaman.

Aaron melihat Aretha yang tengah berbaring memakai selimut, ia bisa melihat perbedaan antara Aretha tadi dan sekarang, sangatlah berbeda antara Aretha di sekolah dan di rumahnya.

***

Aretha tidak bisa masuk ke dalam mimpinya, matanya terus saja terbuka tak sayup sama sekali kala jam menunjuk pukul setengah 12 malam. Dia melihat Aaron yang sudah terlelap, sedangkan dia saja memejamkan mata tidak bisa.

"Na ..."

Tubuh Aretha kaku membeku, kala mendengar suara berat dan serak yang menjebol masuk tak di undang ke dalam telinganya. Kamar itu gelap, sepi dan dingin.

"Ona ..."

Aretha mengernyit, mendengar nama yang tak asing yang mengisi ruangan itu. Dadanya berdegup kencang kala suara gonggongan anjing menggema, sepertinya kamar itu kedap suara.

Memang kedap suara, Aaron memasangnya setelah ia bermimpi buruk dan mengakibatkan seluruh anggota keluarganya terbangun dan khawatir.

"Ona ..."

Aretha membuka selimutnya, melihat laki-laki yabg tertidur di ranjang dengan wajah pucat. Dia mencoba untuk menenangkan anjingnya terlebih dahulu, agar tidak berisik dan membuat Aretha takut.

BonaventuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang