23. Angry ?

23 8 0
                                    

"Harus 'kah, aku mengakhiri semuanya? Agar kita tidak bertemu lagi, dan tidak berbicara lagi satu sama lain? Aku lelah harus menunggu, apalagi mengejar mu."

❝Aretha Satyagama❞

⑅⑅⑅

"Maniac broooo!!! Yahahaha!!!"

Plakkk ...

"Sakit babieh! Di pukul mulu gue, herman!" Ketus laki-laki dengan headband yang kini berpindah di lehernya, dengan kedua tangan yang menggenggam ponselnya.

"Main game diem dikit, setan! Dari tadi gue dengerin suara lo paling keras," ujar laki-laki bertubuh besar dengan muka yang sudah kesal, pasalnya ia tengah mengerjakan tugas matematika yang menyebalkan namun terganggu oleh temannya.

"Zack! John! Gue kubur kalian lama-lama!" Sela Kent yang baru saja keluar dari dapur membawa tiga gelas teh hangat ke arah ruang tengah.

Zack dan John yang sedari tadi bertengkar, kini terdiam kala tatapan tajam dari Kent melesat ke arah kepala mereka berdua. John kembali mengerjakan tugasnya, begitupun dengan Zack yang kini mulai membuka buku.

"Theo sama Aaron gak jadi dateng?" Tanya Kent basa-basi.

"Kalau Theo mungkin bentar lagi dateng, kalau Aaron jangan harap. Liat acara dadakan di rumahnya aja udah bisa ketebak, dia bakal sibuk sama dirinya sendiri," sahut Zack dengan nada ketus tak terima.

Kent hanya bisa menghela napasnya, ia duduk di sofa lalu memandang ke arah pintu yang tampak jauh dari ruang tengah. Mereka bertiga berkumpul di rumah Kent, yang bisa di bilang besar hampir menyerupai mansion. Keluarga Kent pun memiliki beberapa maid yang bisa di bilang tanggap cepat, contohnya saat Zack dan John baru mengetuk pintu sebanyak tiga kali, langsung di sambut oleh para maid.

"Iya sih, tapi kenapa Aaron segitunya ya? Harus banget kita lihat pake mata kepala kita sendiri, tanpa undangan tuh bocah?" Ujar Kent dengan tangan yang terlipat di depan dada.

John hanya mendengar percakapan dua temannya, sembari memeriksa ponselnya yang dari tadi bergetar karena pesan masuk. Biasanya, pesan dari Telkomsel atau Indosat yang setia memberinya diskon dan promo membuat hatinya berbunga-bunga.

Brakkk ...

"Apaan sih lo?!" Sentak Zack yang terkejut, tiba-tiba John mengebrak meja kaca yang bisa di bandrol dengan harga jutaan rupiah. Kent menjitak kening John dengan kesal, hampir saja gelasnya jatuh ke lantai.

"Ini bukannya Aretha, ya? Kok sama si anjing sih?!"

Kent yang mendengar nama Aretha, segera menyahut ponsel John dan melihat apa yang ada di layar pipih itu. Hampir saja ponsel John terjatuh dari tangannya, mata Kent membulat, lidahnya kelu, jika pesan ini tersampaikan ke Aaron apalagi Theo pasti anak-anak Morpheus di hajar.

"Cabut, samperin!"

***

"Oalah gitu, gue kira rumah lo jauh, kok berani amat jalan sendirian," ujar laki-laki dengan jaket kulit yang membalut tubuh kekarnya.

Ia tampak berjalan beriringan dengan gadis yang mengenakan Hoodie hitam dan kantung plastik di tangannya, mereka tampak akrab walau jawaban dari gadis di sebelahnya singkat.

"Gue cuma boleh keluar deket rumah doang kalau sendirian, beda kalau sama temen-temen gue."

"Temen-temen lo? Kalau boleh tau, siapa?"

BonaventuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang