"Aku pikir, perjuangan ku di dunia berhenti saat hidup ku hampir di renggut Mahakuasa, ternyata aku memiliki tugas baru lagi."
⑅⑅⑅
"Oper sini bambang!" Teriak Aaron tak terima saat bola miliknya tak di arahkan padanya melainkan orang lain.
Aretha terkikik geli melihat raut wajah kecewa milik Aaron, walau wajah laki-laki itu sedikit memerah karena kelelahan tapi terlihat menggemaskan.
"AARON!!! AARON!!! AARON!!!" Sorak 3 laki-laki dengan botol aqua secara kompak. Theo yang melihat tingkah curut di sebelah bangkunya hanya bisa menyembunyikan wajahnya di balik kacamata.
"Aaron ganteng banget, aaaaa!!!"
Pukk ...
"Hmphh!!!"
"Lebih ganteng aku daripada dia!" Tekan Theo dengan pelan setiap kata yang ia ucapkan, membekap mulut Chelsy dengan tangannya.
"Bang, duduk napa! Bokong mu lancip?!" Zack yang mendengar suara rengekan gadis yang duduk di sebelahnya, mau tak mau duduk dengan muka cemberutnya.
Kent dan John yang memang dasarnya jomblo, saling menatap lalu mengangkat bahu mereka sekilas. Kembali menyoraki Aaron lewat tribun penonton.
Ekskul voli menjadi ramai, layaknya pertandingan sungguhan. Aretha hanya menopang dagunya di atas paha, menonton dengan santai ekskul yang di ikuti Aaron.
"Mam nih bola kanibal!" Ucap Aaron ketika dirinya melompat untuk memberikan smash pada lawannya.
Sorak-sorai semakin ramai saat Aaron mencetak angka terakhir. Berbagai selebrasi di lakukan oleh tim Aaron, bahkan keringat tak mengganggu mereka.
"WOOOOOOO!!! Menang anying, menang!!!" Teriak Kent senang melihat selebrasi Aaron seperti pemain sepak bola.
Aaron dan yang lain kembali ke tempat istirahat mereka, mengambil minum. Tak terasa 2 botol sudah habis Aaron teguk, katanya tenggorokan Aaron sakit sampai suaranya hampir habis.
Teman-teman Aaron sudah ada juga di sana, mengobrol dengan tim Aaron bahkan sesekali melakukan adegan wawancara layaknya tim negaranya menang di ajang piala dunia.
Gadis dengan rambut terurai, mengambil handuk yang ada di leher Aaron. Siapa lagi kalau bukan ayang Aretha. Sebelum ekskul voli, Aaron sudah membooking Aretha untuk menyeka keringatnya.
Aaron tertawa, saat melihat betapa lucunya Zack sebagai kameramen. "Heh, itu yang di shooting jangan bokongnya njir, ngawur!" Ujar Aaron seraya menunjuk ke arah yang tidak seharusnya di shooting.
"Diem setan! Lama-lama ogah gue ngelap nih keringet lo!" Ancam Aretha dengan muka judesnya.
Aaron hanya tersenyum lalu berdiri diam di depan Aretha, membiarkan tangan Aretha menyeka setiap keringatnya. Sesekali Aaron mengusap dahinya yang terasa seperti air terjun.
"Tangan lo! Kotor anjir!" Marah Aretha saat melihat Aaron yang menyeka keringat di kening dengan tangannya.
"Iya iya, jangan bawel gitu dong nanti cantiknya nambah," puji Aaron dengan tangan yang mencolek dagu Aretha, membuat pemilik dagu lancip itu bergumam tak jelas.
"Gue gak cantik!" Gumam Aretha.
"Ya udah, lo jelek, makin jelek kalau di lirik sama cowok lain," ujar Aaron acuh, melihat kesembarang arah.
"Bucin teros bangkev, temen lo pada jomblo!" Sindir John di barengi tatapan sinis dari teman dan tim voli Aaron.
Yang di sindir malah tersenyum lebar, merangkul pundak Aretha lalu melambai dengan entengnya. "Bye jones! Gue pulang dulu," pamit Aaron.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bonaventura
Teen FictionREVISI SETELAH END !!! ⚠️Follow kalau mau baca⚠️ ⚠️Kalau udah di baca, minimal vote & komen⚠️ ⚠️Kalau ada yg plagiat, lapor segera⚠️ Penuh dengan kegilaan, kesadisan, kekerasan, yang sangat-sangat-sangat di sarankan untuk di dampingi orang tua!!! Aa...