28. I'm yours

25 8 0
                                    

"Cintailah dia karena hatimu, bukan karena paksaan dan keadaan mu. Pilihlah dia, karena dirinya ingin mengubah mu menjadi yang lebih baik."

ADITAMA

⑅⑅⑅

"Arethaaa~ tungguin dong~" Aretha memutar bola matanya malas, dia sudah tahu pemilik suara yang di imut-imutkan ini. Siapa lagi kalau bukan Aaron, kebiasaannya mengikuti Aretha tidak pernah berubah.

"Aretha mah, gak mau tungguin Aaron. Kenapa sih? Lagi gak mood? Ada masalah? Aku ada salah?" Bla bla bla, pikir Aretha. Dia sudah bosan dengan ucapan manis setan dunia.

"Aretha, aku ada salah sama kamu? Kok kamu diem terus," ujar Aaron lemas, tapi langkahnya sama kuatnya dengan Aretha. Untuk beberapa detik, Aretha masih saja diam.

"Lo manggil apa tadi?" Tanya Aretha tak minat, dengan tatapan yang lurus-lurus saja menuju kantin.

Aaron tampak bingung, ia mencoba mengingat-ingat dan memahami apa yang Aretha maksud. "Aretha? Aku-kamu? Atau apa?"

"Opsi kedua, kenapa lo ngubah gaya bicara lo juga?" Tanya Aretha setengah ragu, sembari terus fokus jalan agar tidak menabrak orang.

Aaron mengangkat bahunya sekilas, "Gak tau, cuma pengen aja," ujarnya pelan.

Tahu jika tidak ada jawaban lain, Aretha hanya diam setelahnya. Dia tidak begitu yakin dengan jawaban Aaron. "Gue denger, Arvin bakal terus tinggal sama lo."

Aaron mengangguk, tidak bersuara membuat Aretha malas mencari topik. Aretha bukan tipe orang yang suka basa-basi, karena Aretha tetaplah Aretha.

"Tha, I'm yours."

"Hmm," jawab Aretha, dia tahu Aaron hanya ingin memecah keheningan. Ya, setan pelawak tetaplah setan pelawak.

"Gue milik lo."

"Hmm," jawab Aretha, beda jauh dari jawaban pertamanya.

"Aku milik mu."

Langkah Aretha terhenti, membuat Aaron ikut berhenti berjarak dua langkah dari Aretha. Aaron memandang wajah kaku itu, tetap sama seperti pertama kali bertemu. Aretha tidak banyak berubah, hanya sifat yang mulai melunak di hadapannya.

"Tha ..."

Jantung Aretha berpacu dengan cepat, matanya bertemu dengan mata cokelat milik Aaron. Mata yang sama seperti pertama kali bertemu, di bangku yang bersebelahan.

"Ada apa?" Aretha tersentak, dengan cepat dia menggeleng lalu berjalan kembali. Mungkin ucapan Aaron hanya angin lalu, anggap saja Aretha tak mendengarnya.

***

Ujung-ujungnya, Aretha akan menjadi korbannya. Aaron meminta Aretha untuk berkunjung ke butik kecil milik Ibunya Aaron, dengan alasan pengambilan gambar untuk penampilan baru di majalah remaja.

"Harus banget gue pake ini, anjir?!" Umpat Aretha ketika melihat gaun dengan bahan satin silk bewarna biru tua, dengan rangkaian bunga rumbai di bagian lengan atas kanan hingga pinggang dan menutupi bawah pinggang secara menyeluruh.

"I don't know, gue tanya dulu ke Bunda," ujar Aaron pasrah, lalu menghampiri Ibunya yang terlihat sibuk di belakang meja kasir.

"Bunda-"

"Udah gak usah komen kalian, ini bukan Bunda yang minta tapi Om Gama sama Yanda. Jadi, jangan salahin Bunda!" Mulut Aaron tertutup rapat kala mendengar perkataan Ibunya yang tampak antusias, mau tak mau Aaron harus mengorbankan dirinya di maki-maki oleh Aretha.

BonaventuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang