24. One day with Ona

24 8 0
                                    

"Aku salah, aku kira hubungan kita bisa indah nantinya ternyata hanya angan ku saja."

BONAVENTURA

⑅⑅⑅

Seperti biasa, sekolah berjalan dengan lancar. Tidak ada keributan dan kekacauan. Tapi Aaron merasa hampa, saat ia di jauhi oleh sahabatnya sendiri. Memangnya, sebesar apa kesalahannya? Apa tidak ada jalan lain?

Ia berjalan dengan tenang menuju tempat biasanya ia berkumpul dengan teman-temannya di sekolah. Mendengarkan musik mungkin bisa membantunya untuk tenang dan melupakan semuanya sementara waktu.

Berbeda dengan Aretha, gadis itu tampak seperti orang biasa, tidak ada yang terjadi, tidak satupun. Hanya saja, kini dirinya dan tiga laki-laki harus melihat pemandangan yang membuat mereka tercengang-cengang.

"Sy, lo bisa diem gak sih?!"

"Iya iya cilll, udah diem ini. Kamu ajak ngomong terus," sela Chelsy yang masih saja sibuk dengan ponselnya.

"Cal cil cal cil, gue lebih tua dari lo!"

"Jarak 2 bulan doang cil!" Jawab Chelsy tak mau kalah.

"B4cot!" Sela Kent ketus, memutus percakapan menjijikkan antara Theo dan Chelsy. Entah kenapa akhir-akhir ini Theo aneh, begitupun dengan Chelsy.

Theo mendengus sebal, pasalnya Chelsy tersenyum kemenangan kala Theo tidak membalas ucapan menyebalkan milik Chelsy. "Tai, tai!" Batinnya.

"Sumpah, kalian kaya pasutri kebelet kawin." Celetuk Zack asal-asalan membuat John geram dan menjitak kening Zack. "Kalo ngomong di kuras dulu!"

"Kubur aja idup-idup, ikhlas gue!" Imbuh Aretha dengan kepala yang kini bersandar di bahu Kent. Entah kenapa perasaannya tidak enak, kepalanya sakit dan perut yang mendadak mulas.

Mereka tidak memesan makanan sama sekali di kantin itu, hanya menikmati waktu mengobrol tanpa makan saja. Kent yang merasa cara bernapas Aretha tak seperti biasanya, mencoba menatap wajah Aretha. "Lo sakit, Tha? Kok pucet gitu?" Ucapnya.

Aretha segera menggeleng cepat, nyatanya memang ada yang sakit. Tapi, Aretha mencoba membiarkan sakit itu.

***

'Ini buat lo, tanggal 24 'kan? Pasti lo belum beli dan sekarang bisa aja lo sakit perut. Di kolong meja lo ada kantong plastik, jaga-jaga kalau rok lo kotor. Jangan makan pedes, banyak minum air, semangat!!

A-'

Aretha mengerjap, meraba kolong mejanya dan benar saja ada kantung plastik yang berisi kain. Pipi Aretha menghangat, dia tau siapa yang mengirim ini di bangkunya. Saat bel masuk, Aretha sengaja duluan menuju kelas untuk memeriksa apakah dia membawa pengawalnya.

"Ck, sok!" Gumam Aretha.

Aretha duduk di bangkunya setelah beberapa saat selesai dari toilet sekolah, dia juga melihat Aaron yang duduk santai di sebelahnya tengah mengerjakan soal yang guru berikan. Ada sakit dan rindu di saat yang bersamaan, tapi ...

"Lo mikir apa sih, Tha? Gak cape emang?"

Sepulang sekolah, Aaron sama sekali tidak berbicara sepatah kata pun dengan Aretha. Sesekali ia hanya melirik Aretha dengan sudut matanya, melihat Aretha yang tiba-tiba menahan sakit, mengantuk, semangat, dan lainnya. Hanya dengan begitu, Aaron sudah senang dan lega.

BonaventuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang