7. Kematian

54 15 23
                                    

"Laki-laki memang kuat, tapi ia tidak bisa menyembunyikan kelemahannya di hadapan perempuan yang tepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Laki-laki memang kuat, tapi ia tidak bisa menyembunyikan kelemahannya di hadapan perempuan yang tepat."

❝Rebecca Wilson❞

⑅⑅⑅

"Kak, kak Bona? Kakak ...,"

"Ona? Kamu di mana dek?! ONA!!"

"Kakak! Hehe, kaget gak kak?"

"Hm! Kamu ya, bikin kakak kesel carinya! Udah tau Yanda sama Bunda gak ada, bandel ya?!" Laki-laki dengan seragam sekolah dengan perempuan dengan kuncir kuda, saling mengejar satu sama lain di ruang tengah rumah megah itu.

"Kakak! Lihat, Anya bawa anak anjing! Lucu ...,"

"Anya, itu 'kan anjingnya kak Aaron, gimana sih?" Ketus laki-laki lain yang berdiri berdampingan di sebelah gadis yang bernama Anya.

"Bubunya Ona, mana sini!" Pinta gadis kecil yang bernama Ona itu, wajahnya mirip Anya karena mereka saudara kembar.

"Ini punya Anya!"

"Punya Ona!"

"Bubunya Anya!"

"Ona!"

Aaron yang melihat pertengkaran kecil adik kembarnya itu hanya tertawa, mengambil alih Bubu yang ada di gendongan Anya. Tampak wajah merah dari Anya dan Ona, "Kalian mandi sana, bau terasi. Kamu juga Rafa, udah hampir mirip gembel!"

***

"Kak ..., kak Aaron! Tolong kak! Kakak sakit ...,"

"Ona! Lepas bangs*t! Jangan sentuh Ona, sialan!"

"Kak, sakit kak, sakitttt ..., arghhh sakit kak, tolongin Ona ...,"

"Ona! Jangan ..., Please jangan, Ona ..." Isakan tangis menggema di ruangan gelap nan sunyi, tampak seperti gudang tua.

Ona, gadis kecil itu lemah tak berdaya dengan banyak darah yang keluar dari luka-lukanya. Aaron, laki-laki itu di pegangi oleh dua pria besar bertopeng tak jauh dari keberadaan Ona.

"Mati itu seru, Na. Kamu bisa ketemu sama Opa mu, haha!"

"Anjing! Lepasin gue! Gak usah sentuh Ona, babi lo!"

Aaron dengan tangisnya yang deras, matanya memerah, rahangnya mengeras ketika mendengar ucapan laki-laki seumuran dengannya menyiksa adiknya.

"Kak ..., Kak Aaron! Kak! TOLONG KAK! GAK MAU, SAKIT!"

BonaventuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang