"Mencintai mu adalah tugas ku, tugas mu? Menghargai setiap pengorbanan ku."
⑅⑅⑅
"Makan dulu, Ron!" Titah sang Bunda dengan sendok yang sudah tergenggam di tangannya. Aaron yang mendengar suara Bundanya hanya menggeleng kecil, ia tidak ingin makan.
"Masih kenyang, Bun ..."
"Ya udah sini, Yanda suapin!" Tawar Wicak dengan tegas. Menerima mangkuk berisi bubur ayam membuat Aaron mati kutu, bahkan wajahnya seketika pucat pasi.
"Kamu itu udah tau sakit, bandel amat! Buka mulutnya!"
Melihat wajah tenang Wicak membuat Aaron tidak bisa berkutik. Dengan berat hati, Aaron menerima suapan dari sang Ayah. Pelan dan penuh hati-hati. Aaron yang tadinya kaku, berubah menjadi santai saat merasakan kelembutan Ayahnya saat menyuapinya.
"Wih, Cak. Cocok lo jadi bapak. Bapak-able sekali. Coba deh, buka lowongan anak di IG kayaknya bakal rame, anak lo banyak," sindir Alejandro—Ayah Zack—yang sedari tadi memperhatikan perilaku anak-Ibu-Bapak di mukanya.
"Lah, gue 'kan memang bapak anjir!"
Pukk ...
"Mulutnya itu manis banget sih di depan anak!" Tegur sang Bunda, dengan wajah geramnya.
Wicak yang tangannya memegang sendok, kini beralih mengusap kepalanya yang tiba-tiba di timpuk sama batako a.k.a tangan istrinya.
"Udah ah Yanda, Bunda. Aaron mau ketemu Aretha," pinta Aaron sembari menjauhkan mangkuk bubur ayam yang membuatnya tidak selera makan.
"Giliran Aretha, lengket amat! Dasar!" Gumam Wicak, membawa mangkuk berisi bubur ayam lalu memakannya. Kan mubasir kalau di buang.
"Bunda, mau Aretha~" rengek Aaron dengan tangan yang merentang, seperti minta di peluk.
"Dia 'kan masih sekolah, sabar!"
Sabar? Apa bisa Aaron sabar jika sudah mode manja lebay seperti ini? Tanpa babibu, Aaron mengambil ponselnya, mencari nomor Aretha lalu melakukan video call. Persetan dengan guru, mau mereka marah karena mengganggu pelajaran, terserah!
"Apa sih setan? Gue baru keluar kelas!" Ujar Aretha di seberang sana, yang baru saja mengangkat panggilan dari Aaron. Wajahnya tampak kusut.
"Kangen lah, bajigur! Emang gue gak boleh kangen sama lo?" Sewot Aaron dengan muka sebalnya.
"Nyenyenyenye"
"Sumpah, kalau lo di sini udah pasti gue hap bibir menggemaskan lo itu!" Gemas Aaron, saat melihat tingkah Aretha yang tampak menyepelekan ucapannya.
"Main hap hap aja, belum sah!"
"Ya udah, ayo besok nikah biar sah," jawab Aaron santai, kelewat santuy. Bahkan bapak-bapak dan ibu-ibu yang duduk di sofa hanya bisa memakan camilan dengan pelan-pelan, takut mengganggu waktu Aaron.
"Nikah, nikah, kepala lo bulat! Sekolah dulu dek, kerja, abis itu nikah!" Sewot Aretha yang tampak duduk di depan perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bonaventura
Teen FictionREVISI SETELAH END !!! ⚠️Follow kalau mau baca⚠️ ⚠️Kalau udah di baca, minimal vote & komen⚠️ ⚠️Kalau ada yg plagiat, lapor segera⚠️ Penuh dengan kegilaan, kesadisan, kekerasan, yang sangat-sangat-sangat di sarankan untuk di dampingi orang tua!!! Aa...