31. You're mine

33 8 1
                                    

"Dunia dan semesta bekerja semestinya, di bawah kendali sang Pencipta. Tergantung bagaimana kita memperlakukan semesta."

GUNTARA

⑅⑅⑅

Deru mesin motor Aaron menggema di jalanan, ini bukan pertama kali bagi Aaron. Menghadapi musuh dengan tangan kosong yang tidak sepenuhnya kosong.

Ia tidak ingin ada Ona kedua yang menyusul adiknya, jika boleh biarkan ia saja yang menyusul adiknya, dibanding dengan Aretha yang tidak memiliki salah sama sekali.

"Sakit anjir! Lepasin gue!" Teriak Aretha yang duduk tertali di salah satu kursi, dia benci laki-laki yang menculiknya.

"Kalau gue gak mau, lo mau manggil abang atau pacar lo yang paling melindungi lo, hmm?" Tanya suara laki-laki yang berdiri tak jauh dari Aretha.

Aretha dengan napasnya yang tersengal-sengal, berusaha melepas tali yang mengikat tangannya. "Mau lo apa sih, bangs4t?!"

"Ck, ck, ck. Cewek cantik kayak lo gak pantes ngomong kasar kayak gitu," goda laki-laki dengan jaket kulit yang menempel di tubuhnya.

"Gue gak cantik!"

"Ya, kalau lo gak cantik setidaknya di mata setan itu lo kayak Ona. Perempuan yang bakal di lindungi hingga mati, sebagai penyesalan karena kematian Ona," tutur laki-laki itu dengan kekehan kecil yang menyusul.

"O-Ona ..., " Mata Aretha terbelalak kaget, saat laki-laki itu berbalik menatapnya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, badannya seketika lemas saat melihat mata mengerikan itu.

"R-Reyhan?"

"Iya, gue. Kenapa? Lo kaget? Tenang, yang bunuh Ona bukan gue tapi mungkin yang bakal bunuh lo itu gue," ujar Reyhan dengan seringainya.

Bughh ...

Brakk ...

"Kayaknya bala bantuan lo peka, cepet banget datangnya," imbuh Reyhan.

***

"Cepet juga lo datengnya, ngebut?"

"Ini bukan waktunya basa-basi, mana Aretha?" Sela Aaron dengan lengan jaket yang terkena bercak darah.

Reyhan mengangkat bahunya sekilas, seolah acuh akan perkataan Aaron. Tentunya membuat Aaron geram, apa tidak bisa Reyhan sadar bahwa ini bukan permainan yang mudah?

"Aretha gak ada salah, ngapain lo seret-seret dia sejauh ini?!"

"Justru karena bukan salah Aretha gue jadiin dia umpan buat lo dateng ke sini!" Sentak Reyhan membuat tenggorokan Aaron tercekat.

"Lo udah apa yang seharusnya gak lo rebut dari gue! Ayah lo buat perusahaan Ayah gue bangkrut, gue begini karena lo! Kalau aja lo bukan anaknya bokap lo, mungkin gue gak akan sebenci ini sama lo!" Imbuh Reyhan dengan tangan yang sudah mengepal kuat.

Aaron hanya bungkam, masa lalu memang sudah berlalu tapi kenangannya tidak akan pernah Aaron lupakan. "Dan yang bunuh adek gue-"

"Ya! Kelurga gue! Lo tau? Paman gue sampai rela di penjara, karena dia gak terima Ayah gue jatuh! Ini semua karena keluarga lo! KELUARGA LO, RON!"

Aretha yang hanya bisa mendengar obrolan Reyhan dan Aaron merasa perih sendiri, jadi ini permasalahan dari semuanya. Tapi, kenapa Reyhan harus membenci Aaron?

BonaventuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang