35. Sayang ?

37 9 0
                                    

"Kehidupan ku tak lagi sama dengan yang dahulu."

⑅⑅⑅

Brakkk ...

Seisi kantin tiba-tiba terdiam, menatap ke arah satu bangku yang terdapat 5 laki-laki tampan se-Jayabaya.

Sekolah dimulai lagi, membawa rasa sakit dan senang bersamaan. Aaron juga sudah bisa masuk sekolah, dan lukanya mulai sembuh.

"Lo?! Lo?! LO THEO?! Gue gak salah denger 'kan? Lo ..." Aaron yang mengebrak meja dengan ekspektasi kaget, memelankan volume suaranya dan mendekat ke arah Theo, "Kok bisa lo yang gak pernah naninu, malah kebablasan sama si itu?" Tekan Aaron.

"Ya elah bos, namanya juga khilaf. Cowok mah mana bisa nahan kalau ceweknya kelewatan," jawab Kent yang merasa kasihan karena Theo tersudutkan.

"Gak gitu bajigur! Gue kaget anjir, kok bisa-bisanya itu lho, mereka, begitu, dan baru ngabarin sekarang?" Ucap Aaron frustasi, menyandarkan punggungnya di kursi kantin dengan lemas.

Theo hanya bisa menghela napasnya gusar, memang salahnya menyembunyikan hal sebesar ini dari semua, "Ya maaf, khilaf gue."

"Lo pake security gak?" Kini Zack ikut bertanya, mengintrogasi Theo dengan nada lirih. Ya takut lah kalau misalnya satu sekolah tahu.

Theo hanya mengangguk, tapi matanya menunjukkan bahwa ia tengah berpikir, "Pake, kalau gak pake bisa nikah muda gue," ujarnya.

John yang memang tidak pernah ingin terlibat hal seperti ini, hanya memilih menyimak dengan seksama. Di dalam hatinya, ia terus merapalkan doa agar Theo baik-baik saja.

"Bonyok lo tau?" Tanya Kent.

Kali ini Theo tidak menggelengkan kepalanya, tidak mengangguk juga hanya diam. Sudah tertebak, orang tuanya tahu karena korban terlalu polos.

"Lo semua tau lah, gimana Chelsy. Gue gak pernah kasi tau, tapi pas mau ke dapur gak sengaja denger soal kabar Chelsy yang hamil padahal gue pake security."

Aaron, Kent, Zack mengangguk paham, sedangkan John mengusap dagunya dengan jarinya. "Lo pada yakin kalau Chelsy yang ngomong ke bonyok Theo? Bukannya lo kalau tidur suka banget ngigau ya, Theo," tutur John.

"Iya tuh! Lo kan suka ngigau," imbuh Kent, mengingat peristiwa Theo mengigau  tak karuan.

"Gue ngigaunya pasti tentang maslal, gak mungkin tentang yang begituan," bela Theo untuk dirinya sendiri, ia juga tidak terima temannya menganggap dirinya mengigau tentang itu.

"Serah deh ya, kita pikirin nanti kalau perlu selidiki nanti. Sekarang, semerdeka lo pada, mau kayang, salto, kubur idup-idup, gue gak peduli," ujar Zack yang mengangkat tangan, wajahnya terlihat sudah pasrah.

Theo sih memilih santai saja, kalau pun Chelsy hamil ia akan memeriksa DNA anak itu, karena sejauh ini saat Theo menerima curahan surga dunia ia memakai security.

"Gue jadi pengen, kira-kira Aretha mau gak ya?" Gumam Aaron yang kini isi kepalanya miring karena masalah Theo, dengan cepat Theo menjitak kening Aaron.

"Bangkev! Asu! Kambing! Anjing! Tikus! Sakit," umpat Aaron mengusap keningnya yang berdenyut.

"Kebun binatangnya kurang lengkap, Ron," sindir Kent dengan tawa kecilnya.

BonaventuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang