4. Manis

104 14 17
                                    

"Kamu bukan bagian dari hidupku, tapi kamu keluarga baru di hidupku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu bukan bagian dari hidupku, tapi kamu keluarga baru di hidupku."

❝Theodorus Aditama Sudewa❞

⑅⑅⑅

Aaron mendudukkan bokongnya di bangku kelasnya, wajahnya pahit sepahit amoxicillin.

Aretha menoleh ketika suara decitan kursi dan lantai mengganggu telinganya, rambut ombak itu menerpa pundak gadis yang berbalut seragam identitas, mata lemah di temani wajah tanpa ekspresi, serta bibir tebal bewarna merah tua itu menatap seorang laki-laki di sebelahnya.

Rambutnya mulai panjang, wajahnya lesu namun garis-garis ketegasan masih tercetak indah di sisi wajahnya, bibir merah ranum dan tajam. Mata Aretha jatuh ke arah leher laki-laki itu, jakun yang naik turun dan sedikit air yang mungkin keringat?

"Lo ngapain liatin gue, suka lo sama gue?" Tanya Aaron tiba-tiba, membuat mata Aretha menatap mata laki-laki yang dia pandang sejak tadi. Tatapan lemah itu hampir sama dengan tatapannya, lemah dan tidak memiliki semangat.

Aretha menaiki satu alisnya, wajahnya kembali menoleh memandang ke arah papan dimana ada beberapa coretan kapur yang belum terhapus sempurna, "Bau lo, aneh."

"Maksud lo?" Aaron menatap bingung ke arah Aretha, ia mencoba mengendus dirinya sendiri dalam diam. Ia hanya menghirup aroma marshmallow, yang ia tahu itu shampoo kesukaannya.

"Sejak kapan, rokok bau marshmallow?" Tanya Aretha dengan nada santai sambil membuka buku yang ada di hadapannya, bau rokok yang menguar keluar saat napas laki-laki di sebelahnya tidak beraturan.

Wajah Aaron memerah, ia tidak mencium aroma rokok sama sekali. Matanya memicing, melihat Aretha yang santai mendengar lagu dengan airpod di telinganya.

***

"Mana rokok lo?"

Panas matahari menyengat kala siang itu, beberapa siswa berjajar rapi di tengah lapangan yang kini sudah banyak di tonton siswa-siswi lainnya. Aturan di SMAS Jayabaya sangatlah ketat, bahkan masalah kecil saja menjadi tontonan contohnya mencontek saat ujian atau tidak sengaja membuang sampah.

Dengan ketua OSIS paling seram di Jayabaya dan asistennya yang biasanya di sebut sekretaris, mereka mengabsen satu-satu siswa tersangka membawa rokok atau merokok di sekolah.

"Ron, rokok lo mana?" Aaron menatap ketua OSIS didepannya, jas OSIS yang melekat dan topi serta kacamata yang familiar di matanya.

"Ron-"

"Gak ada," ucap Aaron santai, ia menatap tajam ke arah sekretaris OSIS yang ada di belakang laki-laki sialan yang berhadap dengannya, tatapan permusuhan tengah terjadi di lapangan tersebut.

BonaventuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang