21. Ngalong

23 8 0
                                    

"Lepaskan mereka, yang sudah mengikhlaskan dunia dan menerima kenyataan. Jangan siksa diri mu, dengan mengikat erat jiwa mu bersama mereka."

❝Kentaro Ozora

⑅⑅⑅

"Bos, gak ada rencana ngeléncér ke kanan kiri? Lumayan, dapet nastar, pastel, roll, madu mangsa, tape ketan-"

"Makan aja lo pikir terus! Itu tuh, temen lo, John, diem, belajar gak kayak lo!" Sela Kent, menyumpal mulut Zack dengan roti yang baru saja di beli Aaron.

"Nyinyinyi! Kenyataan, bro! Gak makan modar!"

"Lo aja yang modar, gue gak mau!"

Baru saja Zack ingin menimpali, sebuah buku menjitak kening keduanya. Membuat Zack langsung diam, begitupun dengan Kent. "Kalian berdua ributtttt terus! Ke lapangan sana, gue liat! Yang kalah, gue kubur idup-idup!"

Zack dan Kent memajukan bibirnya beberapa centi ke depan, memilih untuk melipat-lipat kertas origami yang tergeletak di meja. Dengan wajah yang di tekuk, memilih diam daripada terkena amukan Aretha.

Ya, Aretha, Aaron, Theo, Zack, John, Kent, Chelsy berkumpul di markas. Theo tidak ada di ruang tengah, memilih menemani Chelsy yang dari tadi merengek minta peluk dan tidur. Malam ini, mungkin mereka akan tinggal di markas sebelum hari pensi di mulai.

"Tumben ya, Theo bisa lengket gitu sama Chelsy. Biasanya 'kan, Theo ogah-ogahan sama Chelsy," ujar Aaron sembari menyandarkan kepalanya pada pundak Aretha.

"Udah jadian mungkin, Theo juga sering diem walau emang sifatnya kayak gitu. Tapi, dia lebih gimana ya ..., jadi lebih protektif sama Chelsy, sama kita juga. Cuma, bisa di bedain aja. Siapa juga yang mau di jagain si beruang kutub, di kelonin aja gue ogah!" Sela Kent yang masih asik bermain dengan origaminya.

"Kalian berdua, gak ada niatan cari doi gitu? Daripada berantem terus."

Sontak Kent dan Zack saling menatap, mengerjap lalu memincing tajam ke arah Aaron. "Bos kira cari cewek, mudah? Kayak cari telur paskah? Kalau kita berdua mah, nunggu yang pasti-pasti aja. Harusnya, lo tanya itu ke John, dia normal atau kagak!"

"Iya John? Lo normal? Bukan gue ya, tuh si Zack yang nyuruh," ujar Aaron santai. Yang di beri pertanyaan, hanya tertawa kecil lalu meletakkan laptop yang ia pangku di sebelahnya.

Sembari meregangkan ototnya, ia berkata pada teman-temannya, "Kenapa? Mentang-mentang kalian liat gue gak pernah deket cewek selain, Aretha, Rebecca, sama Chelsy, lo pada berpikiran gue belok? Gue jagain Ama sama Adek gue aja gak becus, kok pake acara jagain cewek orang."

"Gue punya kenalan, lo mau?" Tawar Kent, dengan nada menggoda. John yang merasa di hina, menjitak kuat kening Kent. Ada-ada saja tawaran Kent.

"Gila lo? Mending gue kenal sama malaikat maut, daripada kenal sama cewek!"

Mereka semua lantas tertawa terbahak-bahak, mendengar penuturan John. Tak terasa pula, malam semakin larut. Besok mereka akan membantu The dan Aretha serta anak OSIS lainnya, sekalian ngalong malam ini bagi yang ingin saja.

"Tha, temenin gue yok! Daripada di sini, ntar lo jadi nyamuk," ledek Aaron, menarik tangan Aretha menjauh dari rung tengah.

"Wah buangkai! Lo pikir kita belok, bos?!"

BonaventuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang