16. Garuk

32 9 0
                                    

"Ber-tarunglah di atas mimpi-mimpi, ber-haraplah bisa menaklukkan rasa ini dan bisa merasakan yang sebenarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ber-tarunglah di atas mimpi-mimpi, ber-haraplah bisa menaklukkan rasa ini dan bisa merasakan yang sebenarnya."

❝Aretha Satyagama❞

⑅⑅⑅

"Oh gitu, kalian berdua kesini cuma karena nemenin sepupu? Tumben berdua," ujar seorang laki-laki yang duduk santai di sebelah temannya yang berkacamata.

"Kebetulan, sepupu gue itu sahabatnya Kent dulu," bohongnya si laki-laki berkacamata.

Kent, ada Theo juga dan Aaron di sana. Mereka bertiga mengobrol tentang banyak hal, mulai dari Morpheus, sekolah, acara pensi, dan yang lainnya.

"Kok lo gak ada di rumah? Gue cariin, kata Rafa, lo ada kerjaan," tanya Kent yang menatap curiga ke arah Aaron.

Aaron menggigit pipi dalamnya, ia tersenyum kikuk lalu mengusap tengkuk lehernya. Aaron tidak mungkin mengatakan ia di jodohkan oleh teman seperjuangannya, "Iya emang ada kerjaan, dikit doang kok, gak banyak."

"Ya udah, gue mau pulang dulu. Entar bonyok gue marah-marah," pamitnya buru-buru, sembari melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 8 malam.

Aaron segera bangkit, berjalan menjauh dari teman-temannya dan memilih menuju parkiran. Aaron belum bisa memberitahu tentang Rebecca dan dirinya.

"Lo pikir, Aaron ngerahasiain sesuatu dari kita?" Theo mengangguk, menatap ujung sepatunya. Ia merasa ada yang mengganjal di diri Aaron, entah apa yang laki-laki itu sembunyikan.

"Ya udah sana, buruan kontrol abis itu gue," titah Theo. Kent menghembuskan napasnya kasar, temannya itu sungguh menyebalkan.

"Apa yang lo sembunyikan, Ron? Gak biasanya lo diam, di depan gue ..."

***

"Aaron sekelas sama Rere?" Aaron menggeleng kecil, tangannya sibuk memainkan sendok dan garpu di atas piring yang berisi makam malam.

Rere, atau Rebecca. Gadis itu sibuk mengambil kentang goreng buatan Ibunya, dia tampak santai tak seperti Aaron yang mati kutu di sana.

"Lo bantuin gue, atau gimana gitu, deg-degan gue." Rebecca tersenyum geli, melihat Aaron seperti anak kecil. Rebecca baru pertama kali melihat Aaron melas di sebelahnya.

"Bun, Yah ..., Aaron itu anaknya pinter, ya kali masuk kelas C. Dia itu masuk kelas B, bareng sama sahabatnya Rere, si Aretha," ujar Rebecca terus terang, membuat sepasang suami-istri di depannya mengangguk paham.

BonaventuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang