Bianca menghabiskan waktu liburnya setelah lulus dengan cara yang tidak biasa. Alih-alih langsung mencari wawasan untuk masuk ke universitas impiannya atau merencanakan masa depan, ia memilih untuk menjelajahi tempat-tempat yang pernah ia kunjungi bersama King. Semua tempat ini menyimpan kenangan indah dan momen-momen yang kini terasa begitu berharga baginya.
Setelah semalam ia bersama Leon menyusuri kota kali ini ia bersama kenangan King menyusuri keindahan alam.
Pagi itu, Bianca berdiri di depan rumah pohon di hutan yang dulu pernah mereka kunjungi. Rumah pohon tua yang sederhana itu masih berdiri kokoh di antara pepohonan hijau. Bianca mengingat bagaimana mereka pernah duduk di sana, menikmati suasana hutan yang tenang, sementara King bercerita tentang impian-impian kecilnya. Angin sepoi-sepoi yang menyapu wajahnya membuat Bianca merasakan kembali kehangatan tawa King, yang kini terasa begitu jauh.
30 menit Bianca duduk di sana menikmati angin yang sejuk, ia sedikit memotret pemandangan indah itu untuk ia kenang di ponselnya. Ia pun beralih kesungai untuk bermain air sebentar sampai akhirnya ia kembali melihat pemandangan dari bukit di dekat sana.
Bianca sempat mengecek ponselnya membuka ruang pesan King untuk melihat apakah King sudah membaca pesannya, namun nihil. Pesan yang Bianca kirim masih belum tersampaikan kepada sang penerima. King benar-benar menghilang, 4 kata yang sering terlintas di pikiran Bianca.
Seandainya Bianca tahu alamat rumah King, bianca akan pergi kesana, meskipun mungkin King tak ada di rumahnya.
Setelah seharian Bianca di puncak pegunungan keesokan harinya Bianca melanjutkan perjalanannya menuju danau. Bianca menikmati airnya yang tenang dan permukaan yang berkilauan di bawah sinar matahari sore, mengingatkannya pada saat-saat mereka berbaring di tepi danau, bercerita tentang masa depan, dan bercanda tentang hal-hal konyol. Dia masih bisa mendengar suara King yang ceria, dan momen lain yang terjadi di sana. Kenangan itu kini terputar seolah mengalun lembut di antara riak air dan kicauan burung.Hari ketiga Bianca menuju pantai, matanya mengamati gelombang laut yang bergulung dengan lembut, ia benar-benar merindukan King. Suara deburan ombak dan aroma laut membawanya kembali pada saat-saat penuh kebahagiaan dan kegembiraan bersama King. Ia duduk di atas pasir, mata menatap horizon, mencoba menangkap seberkas harapan bahwa mungkin King akan muncul di sana, meskipun ia tahu itu hanya khayalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leon King (18+)
Fiksi Remaja⚠️1821+ ⚠️ Mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar About what? About Bianca, Leon and King... Bocil Minggir! Ini cerita ngabrutt orang dewasa