12

69 2 0
                                    

" jadi , dikarenakan proses klaim untuk ratusan kilang minyak dan area pertambangan di jawa sudah selesai , saya berencana untuk mempercepat proses penempatan beberapa dari kalian disana selama lima tahun lamanya , jadi saya harap , siapapun nantinya yang akan dipindahkan , untuk ngeberesin kerjaan – kerjaan yang masih ada disini sebelom ditempatkan " sambil menjeda omongannya , mahdhar menukar slide powerpointnya , tapi sebelom sempat dia buka suara lagi ,

" maaf pak , tapi berapa orang yang bakal ditempatkan ? dan penempatannya berapa lama ya pak ? " salah satu staf bertanya sambil mengangkat tangannya

" saya akan menempatkan 20 orang disana , selama lima tahun , atau bisa enam tahun , tergantung apakah ada area pertambangan minyak dan gas yang baru , informasi selanjutnya tentang penempatan bakal saya kirimkan lusa ke sabrina " jawaban si CEO The Shehab Oil & Gas Company ini membuat para staf ini saling melemparkan pandangan mereka kearah sabrina yang tidak bereaksi apa – apa .

Tepat jam dua belas siang , rapat yang berlangsung selama 4 jam ini akhirnya selesai dan semua staf senior pun langsung bubar dan bergerak menuju ruangan kerja masing – masing . sambil ngelangkahin kakinya menuju lift yang tidak jauh dari ruangan meeting tadi . sabrina menghela nafas pelan , cewek ini sampai bingung harus bereaksi seperti apa , kalimat atasannya tadi jelas membuat dia jadi objek perhatian para staf yang lain .

Perkataan sabrina tentang penempatan para staf The Shehab Oil & Gas Company dipercepat ini ternyata memang benar , karena mahdhar , si CEO perusahaan yang bergerak di pertambangan minyak mentah dan gas alam ini tidak menyangka kalau proses pengambil – alihan ratusan kilang minyak di jawa timur berhasil selesai dalam waktu empat tahun aaja . padahal sebelum – sebelumnya , dia harus mengurusi proses pengambil – alihan area pertambangan ini selama 8 tahun lamanya .

Diam – diam si mahdhar tersenyum dalam hatinya , suksesnya pengambil – alihan ratusan area pertambangan minyak dan gas alam ini , rupanya juga berimbas pada janjinya pada kaindra , yaitu mendekatkan cowok itu dengan sabrina . keterlibatan kaindra dalam mega – proyek ini bukan cuma karena laki – laki itu memang mau meningkatkan saham perusahaan The HM Gas & Oil Inc yang dipimpinnya , tapi juga mendekati sang pujaan hati .

Keberhasilan pengambil – alihan ratusan kilang minyak di jawa timur , ternyata tidak membuat para staf ini bisa terbebas dari lembur , karena ratusan kilang minyak yang berhasil di klaim ini , jadinya mereka semua harus menghabiskan waktu sedikit lebih lama dikantor demi membereskan pekerjaan ini .

Ditemani segelas flat white coffee , satu rice bowl yang dia beli dari restoran The Herbs yang terdiri dari nasi putih , ikan sambal juga sayur pakcoy tumis dan podcast bahasa inggris , sabrina kembali fokus sama kerjaannya , sambil sesekali melirik kearah ipad pro 15" yang berada di samping laptopnya , kesepuluh jemari lentiknya menari lincah diatas keyboard .

Getaran ponselnya yang tergeletak disamping kanan laptopnya memecah konsentrasi sabrina , sambil menyeruput kopinya yang tanpa dia sadari sudah tersisa setengah , cewek ini meraih bedan tipis merk apple itu dan melihat ada panggilan masuk dari mamanya

" sore na , masih dikantor ya ? " sapa si bunda yang saat ini sedang fokus sama masakannya

" sore juga bun , iya nih bun , kenapa bun ? " dengan nada yang lembut , sabrina bertanya balik , sisi lain sabrina yang selama ini terkubur rapat – rapat di balik karakter introvertnya yang sangat dominan ini akhirnya terlihat

" kalo udah pulang , bunda titip brownies cokelat ya , soalnya temen kuliah bunda sama ayah mau datang " pinta si bunda sembari mengaduk kuah soto medan buatannya .

" oke bun , bentar lagi na pulang bun , lagi ngerjain kerjaan dikit bun " ujar sabrina selagi matanya menatap langit sore dan keramaian jakarta yang keliatan jelas dari ruangan kerjanya .

" ya kalo masih sibuk , gak apa na , lagian mereka datangnya juga malem kok , jam delapan gitu lah " katanya si bunda dari seberang sana , samar – samar sabrina bisa mendengar percakapan antara bundanya dan bi inah

" iya bun iya , na beresin kerjaan dulu ya bun " sahut sabrina sebelom memutuskan sambungan telepon .

Berkebalikan dengan omongannya barusan , sabrina langsung saja mematikan laptopnya setelah semua file – file pekerjaannya tersimpan , dengan ransel yang berisi laptop dan beberapa berkas kerjaannya dan handbag ditangannya , sabrina bergegas berjalan keluar dari ruangan D10 .

Sesuai permintaan bundanya , sabrina mampir ke salah satu toko kue dan membeli dua kotak brownies cokelat juga dua kotak brownies keju , menjelang jam enam sore , suv milik sabrina kembali melesat menuju kediamannya .

" sabrina pulang ! " serunya setelah sampai dirumahnya , sedangkan si bundanya yang masih ada didapur pun menoleh dan tersenyum , walaupun sabrina tidak mengatakan apa - apa tentang pekerjaannya , beliau sudah tahu sabrina pulang sebelum membereskan perkerjaan kantornya .

Beliau tahu betul anaknya ini , meskipun kerjaannya pasti sedang banyak – banyaknya , kalau beliau menitipkan sesuatu , sabrina pasti akan langsung mewujduknya , karena anak gadisnya ini tidak akan mau membuat dirinya menunggu lama . beres memotong sekotak brownies cokelat dan brownies keju jadi potongan – potongan kecil , sabrina segera menata kue – kue itu diatas piring berbentuk persegi .

" udah na potongin ya bun , na keatas ya , mau sambung kerjaan dulu " pamit sabrina yang langsung dibalas anggukan oleh kepala bundanya

" iya na , makasih ya na " jawab bundanya sambil memeluk tubuh anak tunggalnya yang tiga sentimeter lebih tinggi dari beliau ini .


Deeply In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang