43

30 0 0
                                    

Sabrina tidak berbohong kalau sekarang ini dirinya dilanda kegugupan , karena bagaimana pun juga , ini pertama kalinya sabrina berada di satu kamar yang sama dengan kaindra setelah pagi tadi keduanya mengucapkan sumpah pernikahan , padahal dia dan juga kaindra sudah resmi menikah dan juga menyandang status sebagai suami istri . tapi tetap saja , perempuan yang bekerja di The Shehab Oil & Gas Company ini gugup . bahkan saking gugupnya , sabrina sampai mencuci wajahnya dengan facial foam sampai dua kali .

Alasan sabrina gugup juga bukan cuma karena dia dan kaindra ada disatu kamar yang sama , tapi juga karena malam ini dia dan kaindra akan melewati banyak hal setelah mereka menikah , termasuk melakukan kegiatan " dewasa " untuk yang pertama kalinya , entah kenapa sabrina yakin kalau cepat atau lambat , laki – laki yang sudah resmi menjadi suaminya itu akan meminta dirinya untuk ikut melakukan hubungan " dewasa " . bahkan dia yakin kalau kaindra pasti aakn menggarap dirinya begitu dia keluar dari kamar mandi .

Untuk kesekian kalinya , sabrina memperhatikan pantulan dirinya dicermin kamar mandi yang sempat dimasuki kaindra . kalau kemarin sabrina mengenakan pakaian tipis seperti ini ketika sedang sendirian dikamarnya , tapi ini pertama kalinya dia memakai piyama tipis dan transparan seperti ini ketika ada laki – laki dikamar yang sama dengannya . begitu degup jantungnya sudah mulai normal , dengan perlahan , sabrina membuka pintu kamar mandi dan melangkah keluar dan berjalan menuju meja rias yang jaraknya sedikit jauh dari kamar mandi di kamar resort yang keduanya tempati ini .

" ganti bajunya sudah selesai na ? "

Mendadak langkah kaki sabrina terhenti ketika mendengar suara laki – laki yang menyapa pendengarannya , tanpa bisa dicegah , kepalanya refleks menoleh kearah sumber suara , kedua matanya mendadak membulat ketika mendapati kaindra yang juga baru saja berdiri dari sofa setelah mendengar suara pintu kamar mandi dibuka dan ditutup . ternyata bukan cuma sabrina saja yang terkejut , tapi kaindra juga terkejut , laki – laki itu tidak menyangka kalau akan melihat pemandangan sesegar ini di malam hari seperti ini .

Ekspresi terkejut itu segera digantikan oleh seulas senyum yang terukir di wajah kaindra . biarpun dia sempat kaget melihat sabrina yang memakai piyama kurang bahan dan transparan seperti ini , kaindra menjatuhkan ponselnya keatas sofa dan melangkah perlahan kearah sabrina . sementara sabrina yang masih terkejut pun cuma bisa berdiri kaku didekat meja rias . seiringan dengan langkah kaki kaindra yang semakin mendekat kearahnya , sabrina berjalan mundur hingga bagian belakang lututnya menabrak meja rias .

Sebelum si perempuan ini sempat membuka mulut untuk berkata – kata , kaindra sudah lebih dulu menempatkan tangannya pada meja rias yang berada dibelakang istrinya ini untuk mengungkung perempuan ini . sabrina semakin susah bernafas dan menelan ludahnya ketika kedua matanya tanpa bisa dicegah menatap kearah dada kaindra yang lebar dan berotot itu , meski saat ini kaindra memakai kaos lengan pendek abu – abu dan celana sebatas paha berwarna hitam , tapi sabrina bisa membayangkan kalau badan laki – laki yang sudha menjadi suaminya ini memang besar dan tegap .

Berbeda dengan sabrina yang sampai saat ini masih belum bisa menormalkan detak jantungnya , kaindra ini bisa dengan mudah menormalkan debaran jantungnya . insting laki – laki dewasa yang selama ini terpendam rapi didalam diri kaindra dengan cepat mengambil alih kontrol atas diri si laki – laki ini , dan untuk pertama kali dalam hidupnya , kaindra membiarkan hal itu terjadi pada dirinya malam ini . dengan perlahan , anak sulung dari lima bersaudara ini pun mulai menempelkan bibirnya pada bibir sabrina dan memejamkan matanya .

Kedua netra sabrina yang dari tadi menyorot kegugupan mendadak membulat saat menyadari kaindra sedang menciumi bibirnya . entah apa yang sedang terjadi didalam kepala sabrina , alih – alih mendorong laki – laki ini untuk menjauh , perempuan ini justru menempatkan kedua lengannya di kedua pundak lebar suaminya ini . meski kedua matanya terpejam , bibir kaindra mengulas senyum simpul karena dia merasakan tangan sabrina ada di pundaknya , biarpun sedang sibuk melumat bibir istrinya , kaindra juga merengkuh pinggang sabrina untuk memperdalam pertautan bibir mereka .

Semua yang terjadi di malam ini terlewati dengan cepat , bahkan saking cepatnya , sabrina sampai tidak menyadari kalau dia dan kaindra sudah tidak berbalut pakaian sehelai pun , dia juga tidak sadar kalau mereka berdua sudah tidak berpakaian , sabrina juga tidak sadar kalau mereka berdua sudah berada diatas ranjang dengan posisi dirinya berada dibawah kaindra . tidak cuma bibirnya yang menjadi sasaran bibir kaindra , tapi juga dua ceruk leher , pundak dan juga dadanya tidak luput dari sentuhan bibir laki – laki ini .

" aku boleh minta hak aku sekarang ay ? " biarpun kaindra sudah merasakan miliknya perlahan – lahan bangun dan menegang , kaindra tetap saja bertanya , dengan nafas yang masih tersengal – sengal , sabrina menganggukkan kepalanya , perempuan ini tahu betul kemana arah pertanyaan suaminya ini .

Anggukan kepala sabrina membuat sebuah senyuman terulas diwajah kaindra , laki – laki ini tidak langsung menenggelamkan miliknya kedalam area privat istrinya ini . melainkan kembali menciumi leher , bahu dan juga dada istrinya , sabrina bisa merasakan sekujur tubuhnya meremang ketika kulit badannya bersentuhan langsung dengan telapak tangan suaminya . ketika menyadari kalau sabrina berusaha menahan desahannya , laki – laki ini semakin gencar menciumi perut rata istrinya ini .

Selagi bibirnya kembali sibuk menciumi leher sabrina , kaindra memasukkan dua jarinya kedalam milik perempuannya ini dan membuat desahan lolos keluar dari mulut istrinya ini . usaha perempuan ini untuk menahan desahannya berujung gagal total . setelah dirasa cukup , kaindra segera saja mengeluarkan jarinya dan memposisikan miliknya didepan area privat milik sabrina . bersamaan dengan suara " krek " yang berasal dari milik sabrina , suara desahan sabrina keluar ketika kaindra berhasil membenamkan miliknya didalam rahim sabrina .

Pergerakan pinggang kaindra yang semakin bertambah cepat , membuat perempuan ini tidak bisa mengontrol desahannya .

" m m mas ..... nghh ..... " cengkraman tangan sabrina pada kedua bahu kaindra menguat seiringan dengan desahannya yang tidak mampu lagi untuk dikendalikan , kaindra yang mendengar desahan sabrina semakin mempercepat gerakan pinggangnya ,

" ngh , tahan ay , keluarnya sama – sama " bisik laki – laki ini tepat ditelinga istrinya . dalam waktu dua detik saja , baik sabrina maupun kaindra sama – sama sudah sampai dipuncak , bukannya segera mengeluarkan miliknya , dia justru kembali melumat bibir istrinya yang sudah membengkak ini .

Tidak ada didalam kamus hidup seorang Kaindra Sebastian Wirayudha Hanggono ini merasa cukup melakukan kegiatan dewasa ini cuma satu kali , laki – laki ini segera mengubah posisi mereka , dengan mendudukkan sabrina diatas meja rias , untuk kedua kalinya , kaindra menenggelamkan miliknya kedalam rahim sabrina dan menggerakkan pinggangnya . tepat jam sebelas malam , baik sabrina maupun kaindra yang sudah berulang kali mencapai puncak akhirnya tertidur pulas dengan posisi kaindra mendekap sabrina dari samping .

Biarpun terdengar samar – samar , alarm yang berasal dari ponsel sabrina tetap terdengar nyaring , seakan menginterupsi tidur keduanya . kurang dari dua detik , alarm tersebut berhasil dimatikan sabrina . hati – hati dia memindahkan tangan dan kaki kaindra yang berada diatas badannya dan berusaha beranjak dari atas ranjang . ringisan sakit keluar dari celah bibir sabrina saat akan beranjak dari ranjang , dengan langkah yang tertatih , sabrina berjalan menuju kamar mandi untuk menuntaskan panggilan alamnya dan mencuci wajahnya .


Deeply In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang