Cahaya matahari yang terik dan lapangan gersang yang diatasnya terdapat tabung – tabung raksasa pun langsung menyambut kedatangan mereka . sabrina yang berbalut kaos lengan panjang beige , celana kargo putih dan sneaker beige pun segera mengenakan kacamata lapangan , topi proyek dan juga masker untuk bisa melindungi wajahnya paparan sinar matahari .
Suara mesin – mesin pengebor gas yang sudah aktif sejak lima jam yang lalu bisa mereka dengar dengan jelas ketika mereka semakin mendekat . tidak cuma mereka yang berada disini , tapi juga para pekerja lapangan yang entah sejak kapan sudah ada disini , salah satu dari kelima puluh orang ini segera menghampiri sabrina dan memberikan lima lembar blue – print yang berisi denah tabung yang sedang mengebor gas ini .
" ini mbak , blue – print untuk semua tabung gas yang ada disini " pekerja lapangan itu segera menyampaikan laporan pada sabrina . si cewek ini mengangguk dan menerima blue – print itu untuk dia masukkan ke data excel
" sejauh ini ada masalah gak sama tabung – tabungnya pak ? " sebagai ketua FPM atau Field and Production Management , sabrina harus tahu apakah ada masalah dengan tabung gas di lapangan dan juga rig minyak di lautan .
" sejauh ini gak ada mbak , cuma kemaren satu tabung ada yang error , tapi udah dibenerin lagi " jawaban dari pekerja lapangan yang bernama agis ini membuat sabrina menganggukkan kepalanya paham .
Tanpa mengulur waktu lebih lama lagi , sabrina dan yang lainnya kembali melangkahkan kaki menuju tabung – tabung yang dibangun dengan jarak yang lumayan jauh . bau gas yang sedang diolah didalam tabung itu tetap tercium jelas oleh mereka , meskipun kedua puluh orang ini menutupi hidung dan mulut mereka dengan masker . dikarenakan ada banyak yang harus diperiksa , kegiatan memantau lapangan ini berlangsung selama enam jam .
" ya ampun ! panasnya ! " keluh indri yang sudah mulai merasa kepanasan , padahal kepalanya tertutupi topi proyek , sementara sabrina yang kebetulan berdiri disebelahnya pun memutarkan bola – matanya malas , bahkan ekspresi sabrina pun kelihatan kesal
" lo kira kita lagi mantau mall ? dimana – mana yang namanya lapangan panas , gak ada yang dingin , kecuali kalo musim hujan , baru dingin " sahutan tegas sabrina membuat indri yang baru saja mengeluh langsung menatap tidak suka pada cewek ini .
Sabrina tentu saja tidak menanggapi tatapan kesal yang dilayangkan indri padanya , meskipun dia tahu kalau cewek ini tidak suka dirinya tegur barusan , indah sama saras sebisa mungkin menahan tawa saat melihat ekspresi indri setelah ditegur seperti tadi sama sabrina . mereka berdua berusaha fokus untuk melakukan pemantauan terhadap semua tabung gas yang berukuran raksasa ini .
Biarpun saat ini mereka sedang disibukkan dengan kegiatan visit lapangan , kaindra masih bisa terpesona pada kecantikan natural seorang sabrina , biarpun saat ini sabrina sedang mengenakan topi proyek , kacamata lapangan dan juga masker , laki – laki ini masih bisa terpesona pada pujaan hatinya ini . sembari meneliti tabel yang berisi informasi mengenai tabung gas ini , kaindra masih sempat melirik – lirik kearah sabrina dan tersenyum – senyum .
Tepat jam empat sore , kegiatan visit lapangan yang dimulai dari jam sepuluh pagi akhirnya selesai juga . kedua puluh anggota tim 1 ini kembali ke bus yang sejak tadi menanti mereka . tidak mengulur waktu lagi , bus yang memuat dua puluh orang ini akhirnya bergerak kembali menuju kota untuk bisa sampai ke tempat mereka tinggal untuk tiga tahun kedepan ini .
Mengingat mereka akan sampai di penginapan larut malam , mereka akhirnya sepakat untuk makan malam diluar saja . berbekal google – maps , mereka menemukan restoran yang jaraknya tidak jauh dari area penempatan mereka . dari sekian banyak pilihan restoran yang bisa dipilih , mereka setuju untuk makan malam disalah satu restoran yang dikawasan pasar .
" mau pesen apa mas ? mbak ? " tanya salah satu pelayan yang sigap menghampiri mereka dengan membawa dua buku menu . kurang dari beberapa belas menit , sabrina memilih untuk memesan nasi lauk ayam betutu
" saya pesen nasi lauk ayam betutu , minumnya jus alpukat satu " sabrina refleks memesan makanan favoritnya itu . si pelayan dengan sigap mencatat satu persatu menu yang dipesan oleh sabrina dan teman – temannya .
Restoran pasar yang tadinya hanya didatangi oleh beberapa orang saja , kini mendadak ramai . dua meja panjang yang ada ditengah – tengah langsung digabung oleh mereka . dibutuhkan waktu hampir satu jam untuk bisa menyiapkan pesanan untuk dua puluh orang ini . ditengah penantian makanan dan minuman mereka yang sedang diracik , mendadak ada tiga anak yang membawa keranjang plastik berisi banyak bungkusan rempeyek .
Tiba – tiba salah satu dari mereka mendekat kearah meja yang ditempatin sabrina cs dan menawarkan dagangannya .
" kak peyek kacangnya kak , lima ribu satu bungkus kak " anak perempuan yang mungkin berusia 12 tahun ini menawarkan barang dagangannya pada sabrina , sebelom sempat sabrina membeli dagangan anak ini , mendadak indri mengusir si anak ini
" gak usah , udah sana , cari tempat lain aja kalo mau jualan " dengan wajah yang tampak tidak senang , indri meminta anak ini untuk tidak menawarkan barang dagangannya disini , sabrina yang melihat ini tentu saja emosi
" lo bisa gak sih ngomong yang baik sama anak – anak ? kalo gak mau beli , gak usah pake ngusir , mereka juga pasti terpaksa jualan sampai malam , mereka jualan bukan buat foya – foya kayak lo , mereka jualan buat bisa sekolah , lo kira biaya sekolah itu murah ? ratusan ribu tau " tuturan tegas sabrina membuat mereka semua terdiam
" kakak beli lima bungkus ya peyek kacangnya , kacang gorengnya juga kakak beli lima bungkus ya , kembaliannya ambil aja buat kalian " dengan tutur bahasa yang sopan , lembut dan halus , sabrina berkata sambil mengulurkan lima lembar uang seratus ribu pada anak ini
" terima kasih banyak ya kak " si anak ini segera berpamitan dari sana dan mengajak kedua adiknya untuk bisa segera pulang kerumah mereka yang berada di belakang pasar ini .
KAMU SEDANG MEMBACA
Deeply In Love
RandomKaindra , si CEO Perusahaan The HM Gas & Oil Company ternyata menaruh hati pada salah satu putri keluarga Hadnan yang bekerja sebagai Staf Senior di perusahaan The Shehab Oil & Gas Company . Bahkan saking cintanya dengan cewek yang dikenal dengan na...