59

11 0 0
                                    

Pak Mahdhar Bos Kantor : mbak sabrina , maaf ganggu waktunya , udah sampai dikantor ? kalo sudah , bisa keruangan saya sebentar ?

My Phone : baik pak , saya kesana sekarang

Pak Mahdhar Bos Kantor : baik , ditunggu

Rasanya belum ada setengah jam sabrina mendudukkan dirinya di ruangan dan mengeluarkan ponselnya untuk memeriksa email yang masuk , kedua netranya langsung mendapati notifikasi pesan yang dikirim langsung dari atasannya ini , sambil berdecak pelan , sabrina pun segera saja beranjak dari kursi kerjanya dan bergegas keluar dari ruangannya . sabina melangkahkan kedua kakinya yang berbalut sepasang loafer berwarna cokelat ini menuju lift yang memisahkan area kanan dan area kiri gedung ini .

Kurang dari lima belas menit , sabrina sudah berada di ruangan atasannya , sebelum sempat sabrina menyapa atasannya ini , si pimpinan The Shehab Gas & Oil Company ini sudah langsung mengulurkan dua map tebal yang berisi rekapan data kasar minyak dan juga gas yang baru saja dikirimkan oleh staf lapangan . perlahan tapi pasti , ekspresi bingung langsung menghiasi wajah si manajer pengelolaan dan pengevaluasian data minyak dan gas perusaahan ini

" pak yudi barusan aja ngirim data ini langsung dari lapangan , jadi saya mau minta tolong sama kamu untuk bikin kalkulasi datanya , yang kayak biasa kamu bikin na " seakan tahu apa yang ada di dalam pikiran sabrina saat ini , si atasan perusahaan The Shehab Gas & Oil Company ini sontak saja menjelaskan maksud beliau menyerahkan dua map tebal ini pada sabrina yang kini memegang jabatan manajer Pengelolaan dan Pengevaluasian Data Minyak dan Gas (PPDMG) ini pun menganggukkan kepalanya .

" baik pak , perlu dibahas di meeting gak pak ? " sebelum berpamitan dan juga keluar dari ruangan atasannya , sabrina menyempatkan diri untuk menanyakan apakah data ini akan dibahas di meeting , entah kenapa sabrina merasa kalau pimpinan perusahaan tempat dirinya bekerja ini akan menganggukkan kepalanya , mengingat atasannya ini kerap kali memintanya untuk membuat bahan meeting setiap kali dirinya mengerjakan laporan – laporan seperti ini , tapi ternyata firasatnya meleset cukup jauh , karena si CEO ini menggelengkan kepalanya

" gak usah kayaknya na , soalnya ini masih data baru , kita tunggu laporan berikutnya aja , kalau masih stabil , ya belum perlu , tapi tiba – tiba kalo ada pergantian kurva perhitungan , baru kita bahas di meeting aja " jelas si atasan ini sambil menatap kearah sabrina dengan tatapan yang biasa saja , selayaknya atasan dan staf kantor , sedangkan sabrina menganggukkan kepalanya saja setelah mendengar jawaban dari atasannya ini , mengingat dirinya sendiri juga masih harus menyelesaikan pekerjaannya yang masih banyak ini , sabrina pun bergegas berpamitan dan kembali ke ruangannya yang ada di lantai 29 .

Helaan nafas panjang mengiringi langkah kaki sabrina yang bergerak menuju ruangannya , seiringan dengan dirinya keluar dari lift . baru saja salah satu tangannya yang bebas akan membuka pintu ruangannya ini mendadak terhenti , samar – samar dirinya mendengar kalau dia mendengar namanya disebut – sebut , begitu untuk ketiga kalinya dia mendengar namanya disebut , dengusan pelan pun keluar hidung mancungnya .

" gosip terus , kayak gak ada kerjaan aja " gumam sabrina sambil memasuki ruangan kerjanya ini , daripada menyambangi ruangan yang terdengar riuh itu dan menegur orang – orang yang menjadikan dirinya sebagai bahan obrolan kantor , sabrina memilih untuk mengabaikannya saja , seolah si manajer ini tahu kalau banyak waktunya yang akan terbuang sia – sia kalau menegur staf – staf yang sedang sibuk menggosipinya .

Sebelum benar – benar kembali mendudukkan kursinya , sabrina menyempatkan untuk mengambil salah satu kopi kemasan botol yang memang selalu dia sediakan untuk menemani dia bekerja . wangi cherry and sea – salt frappe ini segera menyebar ke seluruh ruangan kerja milik sabrina . sambil menaruh gelas berisi kopinya ini , si manajer Pengelolaan dan Pengevaluasian Data Minyak dan Gas ini segera duduk dan mengerjakan satu demi satu pekerjaannya .

Disaat sabrina sedang disibukkan dengan pekerjaannya yang masih banyak ini , kaindra justru sibuk memantau salah satu pabrik pertambangan minyak dan gas milik perusahaan keluarganya , yaitu The HM Gas & Oil . bermodalkan topi proyek berwarna putih dan masker yang menutupi separuh wajahnya , si anak sulung dari enam bersaudara ini pun tampak teliti memantai sederetan tabung – tabung raksasa dimana minyak mentah sedang dipompa untuk menuju tangki besi agar bisa diolah menjadi bahan bakar .

Selagi kaindra sibuk memantau kesepuluh tabung besi itu , tiba – tiba salah satu staf pabrik menghampirinya dan mengulurkan sebuah map tipis berwarna merah marun kearahnya , setelah map itu sudah berpindah , kaindra langsung saja membuka map tersebut dan meneliti lembar demi lembar yang ada di dalam map ini , sementara itu , seakan sudah tahu apa yang akan ditanyakan si pimpinan ini , tanpa diminta lebih dulu , staf ini menjelaskan kalau data ini ialah untuk minyak dan gas sudah selesai dipompa .

Tanpa sempat diduga staf ini , atasannya ini segera mengerutkannya setelah mendengar penjelasan stafnya ini . biarpun saat ini dirinya sedang sangat teliti memperhatikan lembar demi lembar print – out data ini , kaindra langsung saja melontarkan pertanyaan yang membuat stafnya ini seketika terdiam seketika , tentu saja pertanyaan ini tidak diduga oleh staf ini , jangankan menduga kaindra akan menanyakan hal ini , staf ini juga tampak tidak mengantisipasi pertanyaan ini .

" kok baru selesai kemarin ? bukannya datanya ini udah harus selesai di hari yang sama dengan hari pemompaan ya ? " tanya kaindra tanpa menolehkan kepalanya kearah stafnya yang mendadak saja berdiri kaku persis seperti patung disebelahnya ini , tanpa kaindra tahu , kalau saat ini stafnya tampak kebingungan untuk menjawab pertanyaannya , namun kurang dari tiga menit , staf yang bernama irwandi ini pun langsung saja merespons rentetan pertanyaan atasannya ini

" iya pak , soalnya kemarin laptop saya lagi eror pak , jadinya gak bisa langsung bikin rekapan datanya pak , begitu laptopnya udah beres , langsung saya beresin pak " jawab si staf ini sembari mengusahakan agar suaranya terdengar biasa saja , mendengar jawaban stafnya ini , tentu saja kaindra tidak langsung percaya , kendati dirinya langsung menganggukkan kepalanya .

" yaudah , data rekapan untuk minyak sama gas yang hari ini harus langsung selesai , jam dua kirim datanya langsung ke email saya , kalau gak selesai , gaji kamu bulan ini saya potong " tuturan tegas kaindra membuat si staf ini segera mematuhinya , meski dirinya sama sekali tidak ada berniat untuk mengancam , namun dirinya bisa saja memotong gaji karyawannnya ini kalau data rekapan minyak dan gas untuk hari ini belum dia terima hingga nanti siang .

" baik pak , langsung saya kerjakan pak " dengan sigap si staf ini pun membawa kakinya menuju bangunan lima lantai yang berada tidak jauh dari lapangan dimana sepuluh tabung raksasa sedang memompa berliter – liter minyak mentah dan gas alam . seperginya si staf ini , kaindra pun kembali melanjutkan kegiatan memantaunya sejenak sebelum kembali ke kantornya yang berada di pusat kota jakarta , sementara ini dirinya berada di salah satu daerah paling pelosok di jakarta .

Menjelang jam dua belas siang , si pimpinan utama The HM Gas & Oil ini melangkahkan kakinya menuju luar area pabrik , seiringan dengan langkah kakinya yang menuju kearah parkiran mobil , laki – laki ini mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan pada salah satu stafnya yang ada disini , dirinya meminta laporan kerja staf lapangan ini kemarin . sementara itu , staf yang mendapatkan pesan ini pun refleks saja membuka salah satu folder yang ada di laptopnya dan mengirimkannya lewat email .

Begitu si pimpinan tertinggi perusahaan The HM Gas & Oil ini membaca pesan balasan dari salah satu staf lapangan ini , kaindra otomatis mengangkat kedua sudut bibirnya dan mengulas senyum tipis , si CEO ini sengaja meminta staf yang menjabat sebagai manajer Pengawasan Kinerja Perusahaan Bagian Lapangan (PKPBL) ini mengirim absensi staf lapangan ini , bukan karena dia tidak percaya dengan omongan stafnya tadi , tapi dia melakukan ini karena data yang harusnya dia terima kemarin , justru dia terima di hari ini .

Dikarenakan dirinya juga masih memiliki pekerjaan yang belum selesai , kaindra bergegas melesatkan maserati levante miliknya kembali ke kantornya yang berada di area perkantoran yang diberi nama " The HM Zone " .


Deeply In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang