Kaindra selalu mengira kalau dirinya sudah mengenal sabrina luar dan dalam selama enam tahun di penempatan di pelosok jawa , tapi perkiraannya itu ternyata meleset jauh , karena laki – laki ini ternyata belum mengenali istrinya ini secara utuh . biarpun sudah pernah tinggal bersama sabrina di satu rumah penginapan , meskipun saat itu dia dan sabrina tinggal bersama dengan beberapa anggota tim satu lainnya .
Walaupun saat ini dirinya masih ada diatas ranjang dan matanya belum terbuka sepenuhnya , kaindra masih bisa mendengar dengan jelas suara ceiling rainfall shower yang berasal dari kamar mandi . walaupun saat ini kamar utama cuma diterangi oleh cahaya kuning keemasan yang berasal dari lampu neon LED , kaindra masih bisa melihat jam dinding yang berada diatas televisi menunjukkan angka enam pagi .
Bersamaan dengan kaindra yang kembali memejamkan matanya karena masih mengantuk , suara pintu kamar mandi yang berada di sebelah kiri kamar utama ini dibuka dan ditutup , samar – samar , hidung si CEO perusahaan The HM Oil & Gas ini mencium wangi vanilla dan raspberry dari sabun mandi yang dipakai sabrina , laki – laki ini juga mencium wangi mawar yang berasal dari sampo kepunyaan istrinya itu .
Disaat seorang kaindra masih tertidur pulas sembari bergelung selimut , sabrina justru sudah mandi dan berbalut setelan tank – top dan celana pendek . bermodalkan cahaya lampu neon LED warna kuning keemasan , sabrina menyiapkan setelan kerja untuk mereka berdua . tepat jam tujuh pagi , sabrina yang genap selama satu minggu menyandang status istri ini , berjalan keluar kamar utama dan menuruni tangga linear yang berada di seberang pintu kamar utama .
Selang tiga menit setelah sabrina keluar , tiba – tiba saja ponselnya yang ada diatas head – board ranjang bertipe alaskan king size ini berbunyi dan membuat kaindra terpaksa membuka matanya , dengan menggerakkan salah satu tangannya , kaindra bisa meraih ponselnya yang ada diatas head – board ranjang , samar – samar si anak sulung yang sudah dua minggu menikah ini melihat ada notifikasi pesan masuk di ponselnya .
Asisten 1 : maaf pak ganggu tidurnya , saya sudah kirimin bahan meeting untuk pagi ini ya pak
Sabrina's Better Half : iya , nanti saya lihat
Tanpa mengulur waktu lebih lama , kaindra segera saja beranjak dari ranjang , dia membawa kedua kaki jenjangnya menuju kamar mandi , kedua sudut bibirnya tertarik keatas ketika melihat ada dua setelan kerja tergantung di gantungan baju . kurang dari satu menit , ceiling rainfall shower pun menyala dan membasahi seluruh badan kaindra yang tinggi dan tegap ini . sama seperti laki – laki pada umumnya , kaindra tidak butuh waktu lama untuk mandi dan berpakaian .
Setelah membalut badannya dengan setelan kerja yang sudah disiapkan istrinya , laki – laki ini berjalan menuju meja rias untuk menyemprotkan parfum dan juga memakaikan jam tangan pada salah satu pergelangan tangannya . selagi kaindra bersiap – siap , sabrina sendiri masih sibuk mencuci peralatan dapur yang sudah selesai dipakai dan membersihkan meja dapur setelah memasak nasi bakar sosis , membuat secangkir espresso coffee dan teh vanilla mawar .
" loh , udah bangun mas ? padahal aku baru mau bangunin " seloroh sabrina ketika mendapati kaindra sudah bangun dan sudah dalam balutan setelan formal yang sudah dia siapkan . begitu jam dinding di kamar utama ini sudah menunjukkan angka tujuh pagi , sabrina segera saja bersiap – siap . setelah membalut tubuhnya dengan blouse formal putih dan celana kulot beige . istrinya kaindra ini pun segera berdandan .
" mas juga tadinya mau nungguin kamu bangunin ay , tapi nanti kita kebablasan , terus sama – sama telat kekantor " sahutan santai yang keluar dari mulut kaindra nyatanya sukses membuat sabrina merasakan kedua pipinya terasa panas . untungnya si perempuan ini bisa menguasai diri dan melanjutkan sesi berdandannya dengan memakai blush – on berwarna orange – coral ini di kedua tulang pipinya . sementara sabrina sibuk berdandan , kaindra memakai jam tangan di pergelangan tangan kanannya ini melihat istrinya ini melalui pantulan cermin meja rias .
Tepat jam delapan pagi , baik kaindra dan sabrina sudah selesai sarapan , begitu sabrina sudah selesai membersihkan peralatan makan yang sudah selesai , keduanya segera berjalan menuju ruang tamu dan segera keluar . dikarenakan hanya ada satu mobil dirumah ini , artinya kaindra harus mengantar sabrina ke kantornya , yaitu , sebelum dirinya pergi ke perusahaannya sendiri yang jaraknya lumayan jauh .
Meskipun menjabat sebagai CEO dari salah satu perusahaan The HM Oil & Gas , kaindra tetap membiarkan istrinya bekerja di perusahaan yang dipimpin salah satu temannya yaitu Said Syeikh Muhammad Mahdhar Thayeb Shehab , atau yang biasa disapa mahdhar , selain karena mereka berdua sudah lama berteman baik , keluarga mereka pun berada di lingkup pergaulan yang sama , yaitu The Big 7 yang terdiri dari tujuh keluarga konglomerat terkaya di asia dan eropa .
Bukan cuma kaindra dan mahdhar saja yang keluarganya termasuk The Big 7 , tapi sabrina juga , nama Hadnan yang tercantum di belakang nama sabrina menunjukkan kalau sabrina pun berasal dari keluarga Hadnan yang terkenal tajir melintir . biarpun begitu , sabrina tidak merasa aneh atau malu karena bekerja di perusahaan milik keluarga Shehab , disaat sepupu – sepupunya yang lain memiliki jabatan penting di perusahaan keluarga mereka , yaitu HDN Group .
Sepanjang perjalanan menuju The Shehab Oil & Gas Company , kaindra tidak berniat melepaskan genggaman tangannya , dia hanya melepaskan genggaman tangannya ketika akan memindahkan persneling mobil . perlakuan kaindra ini membuat sabrina kewalahan untuk menormalkan debaran jantungnya ini , seakan tidak tahu kalau istrinya ini berusaha menormalkan degup jantungnya , tanpa diduga sabrina , suaminya ini tiba – tiba mengecup lembut punggung tangan istrinya ini .
" wangi banget tangan istrinya mas " tuturan kaindra yang terdengar polos ini nyatanya bisa membuat sabrina gagal untuk menormalkan degup jantungnya ini , si staf senior FPM di perusahaan The Shehab Oil & Gas Company ini bisa merasakan kedua pipinya panas , dia tidak perlu membuka kaca yang berada diatas kepalanya untuk mengetahui kondisi wajahnya saat ini , karena dia sudah tahu kalau kedua pipinya pasti memerah .
Rasa lega menghampiri sabrina ketika menyadari kalau mobil maserati levante yang dikendarai suaminya ini sudah tiba didepan perusahaan tempatnya bekerja , artinya dia akan bisa segera menormalkan degup jantungnya yang tidak berhenti dibuat heboh oleh laki – laki yang sudah resmi menjad suaminya ini . tapi sebelum sempat sabrina membuka pintu , kaindra dengan cepat meraih tangannya dan mengecup cepat bibir istrinya yang sudah terulas lip – cream warna coral pink .
" ntar pulangnya jam berapa ? biar mas jemput " tanya kaindra sebelum benar – benar membiarkan istrinya ini turun dari mobilnya , bahkan dia dengan sigap menekan tombol lock / unlock untuk pintu penumpang depan
" jam empat – an gitu mas " jawab sabrina sambil kaindra menekan tombol yang sama untuk membuka kunci otomatis pada pintu tersebut , laki – laki ini mengangguk dan akhirnya membiarkan istrinya turun dari mobil dan masuk kedalam kantor . dengan kedua sudut bibir yang terangkat , kaindra bergegas melesatkan mobil maserati levante miliknya ini menuju gedung The HM Oil & Gas yang berada lumayan jauh dari tempat istrinya bekerja ini .
KAMU SEDANG MEMBACA
Deeply In Love
RandomKaindra , si CEO Perusahaan The HM Gas & Oil Company ternyata menaruh hati pada salah satu putri keluarga Hadnan yang bekerja sebagai Staf Senior di perusahaan The Shehab Oil & Gas Company . Bahkan saking cintanya dengan cewek yang dikenal dengan na...