40

253 2 0
                                    

" jadi , kedatangan saya dan orangtua saya kesini karena saya ingin secara resmi meminta izin dan restu pada om dan tante untuk bisa melamar sabrina sebagai istri saya satu – satunya " dengan nada yang sopan namun tegas , kaindra akhirnya menyampaikan maksud kedatangan dia dan orangtuanya ke kediaman sabrina .

Sementara itu , sabrina yang mendengar maksud kedatangan kaindra ini , refleks menatap laki – laki ini dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan . dirinya tidak menyangka kalau kaindra benar – benar membuktikan omongannya sewaktu dihotel beberapa hari kemarin . dia mengira kalau laki – laki ini tidak begitu serius dengan ucapannya waktu itu .

Mendapati sabrina yang te terdiam karena terkejut setelah mendengar lamaran kaindra , si ayah pun membuka suaranya

" sebenarnya keputusan untuk masalah lamar – melamar ini sudah saya serahkan sepenuhnya sama sabrina , apapun jawabannya nanti , saya yakin sabrina pasti bisa mengambil keputusan yang tepat , iya kan na ? " pertanyaan si ayah membuat sabrina yang sempat terdiam selama beberapa beberapa detik ini menolehkan kepalanya pada ayahnya dan hanya mengangguk untuk menanggapi pertanyaan ayahnya barusan .

Rasanya sabrina masih membutuhkan waktu selama bermenit – menit lamanya , atau malahan berjam – jam untuk memberikan jawaban yang paling tepat . sabrina merasa hatinya masih sangat goyah , dia tidak mampu menemukan jawaban yang bisa memuaskan rasa penasaran kelima orang yang memperhatikannya dalam diam ini . sementara waktu terus berjalan dan terlewati dengan cepat .

Ditengah – tengah kebimbangan yang masih menggelayuti hatinya ini , sabrina akhirnya menyerah untuk memikirkan masalah ini lebih lama dan memilih untuk menerima lamaran kaindra .

" na , jadi gimana na ? terima atau tolak ? " tanya si bunda dengan hati – hati ,

" sabrina menerima lamaran kaindra bun , yah " sambil terus berusaha meyakinkan hatinya sendiri kalau pilihan yang sudah dia ambil ini adalah pilihan yang terbaik untuk dirinya dan semuanya .

Kalau sabrina masih merasa gamang dengan jawabannya atas lamaran kaindra , sedangkan kaindra sendiri merasa lega dan senang luar biasa , karena pujaan hatinya yang duduk didepannya ini tidak menolak niat baiknya . bukan cuma kaindra saja yang dibuat lega dengan jawaban sabrina , tapi juga tante julistitia dan om kandra yang nantinya akan menjadi mertuanya .

" dikarenakan sabrina sudah menerima , mau pakai acara lamaran atau langsung pemberkatan ? kalau saya pribadi , mau pakai acara lamaran oke , mau pemberkatan langsung juga oke " bukan ayah yang menanyakan masalah ini , melainkan om kandra . bukan tanpa maksud papanya kaindra ini bertanya tentang masalah ini , karena ini bukan cuma melibatkan satu pihak saja , tapi juga melibatkan dua keluarga , beliau memilih untuk bertanya lebih dulu

" kalau saya sih terserah sabrina sama kaindra aja , kalo mereka mau lamaran dulu , boleh , kalau pemberkatan langsung juga gak masalah " jawaban ayahnya sabrina ternyata sama saja dengan papanya kaindra .

" kalau pakai lamaran , berarti lamaran yang ini bisa dikatakan belum resmi , kalau langsung pemberkatan , berarti lamaran ini resmi , abang sendiri maunya gimana ? mama sih terserah abang " si tante julistitia kini akhirnya bertanya pada anaknya yang sedari tadi belum membuka suara

" kalo abang sih pake lamaran boleh , gak pake lamaran juga boleh " jawab kaindra sambil meraih salah satu cangkir teh yang isinya sudah sedikit berkurang . kini kelima orang ini menatap sabrina yang sejak tadi diam saja setelah menjawab lamaran kaindra

" kalo sabrina gimana ? pake lamaran atau langsung pemberkatan ? " tante julistitia bertanya sambil tersenyum menatapi calon menantunya ini .

Untung saja sabrina sudah terbiasa ditanya secara mendadak seperti ini , jadinya dia bisa dengan cepat menjawab pertanyaan yang mengarah pada dirinya ini

" pake lamaran aja tan , gak apa – apa " entah bagaimana sabrina tahu kalau orang tua ini ingin menggelar acara lamaran , tapi yang pasti , jawaban sabrina ini membuat ortu mereka masing – masing tersenyum senang .

Ternyata masalah lamaran bukan satu – satunya yang dibahas di pertemuan dua keluarga inti ini , tapi masalah hantaran juga dibahas detil . mamanya kaindra menanyakan hantaran seperti apa yang sabrina inginkan , biarpun sebenarnya beliau sendiri sudah menyiapkan beberapa macam barang , seperti satu set peralatan make – up , satu set peralatan skincare , bodycare dan juga haircare , lima set perhiasan , lima macam tas mewah dan juga lima pasang heels mewah .

" sabrina mau hadiah apa aja buat hantaran ? biar tante siapin sebelum bahas tanggal acara lamaran " tanya si tante julistitia sambil memakan cookies cokelat buatan sabrina

" yang biasanya aja tante " jawaban sabrina ternyata dipahami baik sama si mamanya kaindra , beliau sudah tahu apa yang dimaksud sabrina ini ,

" oke , tapi kalo nanti ada tambahan , gak apa – apa ya " tutur mamanya kaindra yang memang sudah menyiapkan beberapa hantaran berupa barang – barang mewah untuk calon menantu pertamanya ini .

Sabrina cuma bisa mengangguk karena dia tidak yakin ingin menolak , selain karena tidak ingin membuat dirinya malah menjadi pusat perhatian di acara pertemuan keluarga inti ini , karena dia juga tidak punya alasan kuat untuk menolak pemberian calon mama mertuanya ini .


Deeply In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang