48

35 0 0
                                    

" eh itu mbak sabrina kan ya ? yang nikah sama pak kaindra ? kok mau ya pak kaindra sama dia ? "

Pertanyaan yang dilontarkan oleh salah satu staf yang bekerja di resepsionis ketika melihat sabrina melintas persis mengarah ke salah satu lift yang ada disamping kanan meja resepsionis ini , dua rekannya yang juga ada di balik meja ini pun mengiyakan untuk menjawab pertanyaan tentang sabrina barusan ini .

" cantik begitu mbak sabrina , ya pasti mau lah , siapa juga yang gak mau " jawaban staf yang sedang sibuk merapikan tatanan rambutnya ini membuat si staf yang bertanya tadi menoleh kearah si rekanannya itu , kening staf yang bernama cintya ini tampak berkerut mendengar pernyataan si staf yang juga sudah lama bekerja di perusahaan ini

Entah apa yang ada dipikiran mereka berempat sampai – sampai membicarakan sabrina dipagi hari seperti ini

" eh tapi denger – denger ya , mbak sabrina itu juga satu circle sama pak kaindra loh " tiba – tiba salah satu staf resepsionis yang baru saja kembali dari pantry yang ada dibalik tembok berjenis wall – panel ini berkata sambil membawa segelas besar kopi untuk menemaninya bekerja , perkataan dari staf yang mendudukkan dirinya di salah satu kursi ini membuat ketiganya menoleh kearahnya

" maksudnya gimana nih ? satu circle gimana ? " tanya si staf bernama cintya dan mutia ini dengan kompak , staf resepsionis yang bernama luthfina ini pun tidak langsung menjawab , dia justru menyeruput kopi panasnya lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan yang keluar dari mulut kedua rekannya ini

" ya gitu , status keluarganya mbak sabrina itu terkaya keempat , udah lama masuk ke The Big 7 , lingkarannya para kaum borjuis itu , kalo gak salah sih , udah sembilan tahunan lah " kata luthfina ini sambil kembali menyeruput kopinya ini dan membuka komputernya . si ketiga staf ini kembali bertanya pada luthfina ini dengan ekspresi penasaran yang sangat jelas

" hadnan , tau kan ya ? " jawaban singkat dari staf resepsionis yang bernama lengkap luthfina asfianti putri ini membuat ketiganya terdiam , mereka sama sekali tidak tahu kalau sabrina berasal dari lingkaran pergaulan teratas , yang artinya sabrina mengenal dengan baik dan dekat dengan atasan mereka , yaitu Said Syeikh Muhammad Mahdhar Thayeb Shehab .

Seiringan dengan kakinya yang melangkah melewati lobby perusahaan berlantai tiga puluh ini , secara samar – samar , sabrina bisa mendengar kalau dirinya menjadi bahan pembicaraan oleh para staf yang ada di meja resepsionis . tapi bukan sabrina namanya kalau sampai mendatangi kerumunan itu dan menegur siapapun yang membicarakan dirinya karena menikah dengan kaindra , karenanya , dia lebih memilih untuk mengabaikan pembicaraan itu .

Disaat nama dan kehidupannya jadi topik pembicaraan para staf resepsionis , sabrina dengan santai melangkah menuju ruang kerja pribadinya yang sudah lumayan lama kosong . suasana hening dan asing segera menyergap sabrina ketika dia membuka pintu ruangan yang pernah dia huni selama tiga tahun lamanya sebelum akhirnya dipindahkan sementara ke ruangan lain yang ada dilantai yang berbeda .

Begitu ruangan yang tadinya gelap dan pengap ini sudah terang dan dingin , perempuan ini segera saja mendudukkan dirinya di kursi putar dan mengeluarkan laptopnya , seorang sabrina tidak butuh waktu lama untuk bisa fokus bekerja . dua detik setelah semua file pekerjaan yang baru saja dikirim atasannya selesai ter – download , kesepuluh jari lentik staf senior Departemen Manajemen Lapangan dan Produksi ini segera bergerak – gerak lincah diatas keyboard laptopnya .

Ketika sabrina sedang disibukkan dengan pekerjaannya , kaindra justru sedang berada diruang di salah satu meeting yang ada di gedung perusahaan utama , The HM Group , sembari sesekali memperhatikan ipadnya , dia tampak memperhatikan salah satu sepupunya , yaitu Ibrahem yang sedang menjelaskan peningkatan saham di salah satu perusahaan mereka yang bergerak dibidang perakitan perangkat keras atau The HM Tech

" jadi begitu ya , tahun ini , ada peningkatan saham sebesar 2000% di perusahaan The HM Tech ini , jadi target untuk tahun ini udah tercapai " ibrahem berkata sembari mematikan ipadnya , tanda dirinya sudah selesai memaparkan peningkatan saham di salah satu perusahaan keluarga mereka ini didepan para sepupunya yang juga menjabat di posisi yang sama seperti dirinya , dirga , danar , kelvin dan juga kemal

" emang tahun kemaren pasang targetnya berapa ? " kaindra yang sejak tadi memperhatikan pun membuka suara untuk bertanya , sementara ibrahem yang sedang berjalan menuju kursinya yang berada didepan dirga , menjawab pertanyaan kaindra dengan santai sembari mendudukkan dirinya di salah satu kursi putar yang ada di ruangan meeting ini

" 300% , ada miss sedikit di bagian produksi motherboard , tapi udah diperbaiki " jawab ibrahem sembari menyeruput black americano coffee miliknya yang ternyata sudah tersisa setengah ini , kaindra menganggukkan kepalanya sambil menukar power – point di ipadnya karena sekarang giliran danar yang memaparkan peningkatan saham salah satu perusahaan keluarga mereka yang bergerak di bidang telekomunikasi .

Ekspresi puas tergambar jelas di wajah para CEO perusahaan keluarga Hanggono & Margono ini , karena pada Rapat internal untuk kali ini , saham masing – masing perusahaan mereka mengalami peningkatan yang bisa dibilang sangat signifikan dan juga memuaskan , karena saham di perusahaan utama saja sudah mengalami peningkatan 4000% , sementara tahun lalu , saham The HM Group baru meningkat sebanyak 1.500% .

" oke kalo gitu ya , berarti udah bisa agak tenang dikit kerjanya , kan target udah tercapai semua , jadi gak usah lembur – lembur lagi " tukas dirga sembari menutup sekaligus membubarkan meeting tahunan ini , tepat jam sebelas siang , meeting tahunan yang hanya dihadiri oleh pimpinan perusahaan ini pun akhirnya selesai setelah berlangsung selama tiga jam lamanya ini .

Karena tidak ingin menghabiskan waktu dengan naik lift dan keluar dari gedung kantor , baik kaindra , danar , kelvin , ibrahem maupun kemal sama – sama memilih untuk kembali kekantor mereka dengan menggunakan connecting bridge yang ada di setiap lantai . dengan ketiga sepupunya yaitu ibrahem , kelvin dan kemal , kaindra pun menyusuri connecting bridge yang lantai dan dindingnya terbuat dari kaca dengan ketebalan 19cm .

Cukup dengan lima puluh langkah saja , mereka bertiga sudah tiba di lantai teratas di perusahaan The HM Oil & Gas yang menjadi tempat kaindra bekerja , sementara itu , kelvin dan kemal terus saja berjalan karena gedung mereka berrdua berada di sebelah kanan gedungnya kaindra . setibanya di ruang kekuasaannya , kaindra segera saja melanjutkan pekerjaannya yang belum sempat dia sentuh , karena saat dia baru saja sampai diruangannya tadi pagi , dirga sudah meminta mereka ikut rapat tahunan .

Fokus kaindra mendadak buyar seiringan dengan pintu ruang kerjanya ini diketuk dari luar , tanpa mengalihkan tatapan matanya , kaindra mengizinkan siapa – saja yang mengetuk pintu ruangannya untuk masuk kedalam . di detik yang sama , si staf yang berposisi sebagai manajer Manajemen Finansial Internal Perusahaan (MFIP) melangkah kedalam ruangan berkonsep minimalis dan monokrom ini sembari membawa berkas – berkas yang baru saja dia print

" permisi pak , rekapan finansial internal sudah selesai pak " staf yang bernama citra ini berkata pada kaindra , sambil mengulurkan berkas ditangannya . tanpa menolehkan kepalanya sedikit pun , kaindra mengulurkan tangannya untuk menerima uluran berkas yang dibawa si karyawannya ini , tanpa disadari kaindra , citra tertegun saat melihat cincin yang tersemat di salah satu jari atasannya ini .

Diam – diam si karyawan perempuan ini tampak memperhatikan cincin silver yang tersemat di jari manis milik kaindra , entah kenapa tiba – tiba hatinya terasa perih ketika mendapati cincin berhiaskan taburan berlian swarovski salah satu jari atasannya ini . selagi si staf ini menatapi cincin tersebut , kaindra membolak – balik berkas , mendadak kaindra menaruh berkas ini diatas mejanya dan mengubah posisi duduknya

" terus , pembiayaan untuk minyak mentah sama gasnya gimana ? udah beres ? kalo udah , langsung dibahas di meeting nanti sore " titah kaindra tanpa memberikan karyawannya ini kesempatan untuk menjawab pertanyaannya

" baik pak , segera disiapkan pak " citra yang sempat tertegun karena melihat cincin yang tersemat di jari manis tangan kanan kaindra pun segera mengangguk dan segera berpamitan untuk keluar dari ruangan tersebut .


Deeply In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang