49

24 0 0
                                    

Tanpa kaindra sadari , kedua sudut bibirnya terangkat saat dirinya sedang melesatkan mobilnya di jalan raya , sepanjang perjalanan menuju gedung perusahaan The Shehab Oil & Gas Company yang ada di kawasan thamrin , kaindra merasa dia tidak ada bedanya dengan para sepupunya yang sudah lebih dulu menikah , terutama dirga 

Bahkan laki – laki ini ingat kalau dia pernah mengatakan dirga kalau sepupunya yang satu itu posesif , karena meminta natasha untuk selalu satu mobil dengannya , tapi ternyata setelah menikah , dirinya tidak jauh berbeda dengan dirga , karena dia juga meminta sabrina untuk berada di mobil yang sama dengannya .

Hanya berselang satu jam , mobil maserati levante milik kaindra sudah berada didepan gedung The Shehab Oil & Gas Company yang dipimpin oleh teman kuliahnya , yaitu Mahdhar Shehab , sambil memposisikan persneling mobilnya di huruf P , laki – laki ini meraih ponselnya dan mengirimkan pesan pada sabrina kalau dia sudah tiba didepan .

Sabrina's Better Half : udah bisa pulang ay ? mas udah didepan ya

Kaindra's Other Half : udah kok mas , bentar ya , lagi nunggu lift

Sabrina's Better Half : oke , santai aja ay , gak usah buru"

Kaindra's Other Half : iyaa , ntar makan malam mau dimasakin apa mas ?

Sabrina's Better Half : terserah kamu aja ay , apa yang kamu masak mas makan kok

Kaindra's Other Half : mas kok ngejawabnya kayak cewek , pake terserah

Sabrina's Better Half : wkwkwk , gak tau mau minta dimasakin apa aja

Sementara itu disisi lain , tepatnya didepan salah satu lift yang berada di lantai 28 , sabrina menggelengkan kepalanya ketika membaca pesan balasan baru yang dikirim kaindra . laki – laki itu tampaknya memang memasrahkan menu makan malam yang akan dimasak sabrina , karena laki – laki itu tidak secara spesifik meminta masakan yang memang sedang dia inginkan .

Niatan sabrina untuk membalas pesan itu ditunda dengan bunyi dentingan halus yang bersamaan dengan terbukanya pintu lift yang sejak dua menit yang lalu masih tertutup . sambil menyimpan kembali ponselnya kedalam salah satu saku celana kulot semi formalnya ini , sabrina memasuki lift ini dan menekan tombol Lobby .

Disaat lift ini bergerak turun , sabrina menyandarkan punggungnya di tembok lift . pikiran sabrina mendadak melayang ke pembahasan tentang dirinya oleh para staf resepsionis tadi pagi , sejujurnya bukan masalah besar bagi sabrina kalau menjadi bahan pembicaraan karyawan kantor , tapi dia sedikit merasa terusik saat staf resepsionis ini merasa dia tidak pantas untuk menjadi istri dari kaindra .

" you're in 1st floor now "

Lamunan sabrina mendadak dibuyarkan dengan pemberitahuan yang berasal dari lift ini , seiringan dengan pintu lift yang terbuka , sabrina pun melangkahkan kakinya keluar dan berjalan menuju pintu keluar dengan melewati lobby perusahaan ini . diam – diam sabrina menghela nafas lega karena para staf yang membicarakan dirinya tadi pagi sudah pulang .

Sembari menyapa satpam yang juga sudah akan pulang , sabrina menuruni satu persatu undakan tangga marmer dan melangkah menuju mobil kaindra yang sudah terparkir di depan gedung ini sejak tiga menit yang lalu . satu detik setelah sabrina duduk di sebelahnya dan memasang seat – belt , kaindra segera saja melesatkan mobil maserati levante miliknya menuju rumah .

Untuk kedua kalinya , kaindra meraih tangan sabrina untuk dia pegang , bukan cuma memegang , tapi dia juga menyelipkan kelima jari tangan kirinya di sela – sela kelima jari tangan kanan istrinya ini . lagi – lagi sabrina kembali dibuat kewalahan untuk menormalkan kembali kerja jantungnya yang sukses dibuat heboh karena perlakuan suaminya ini .

" udah sampai ay " kaindra berkata sembari memundurkan mobilnya memasuki garasi dan melewati pagar kayu yang secara otomatis dan perlahan – lahan bergerak membuka . ucapan kaindra membuat lamunan sabrina pecah dan pikiran si perempuan ini pun kembali fokus , tanpa menoleh kearah jendela dan melihat dari kaca depan saja sabrina sudah tahu kalau mereka sudah sampai

Dengan tangan yang saling bertaut , mereka berdua berjalan beriringan memasuki rumah , setelah melepas sepatu dan menyimpannya di dalam rak sepatu yang berada tepat di belakang pintu sebelah kanan . sambil melewati ruang tamu dan juga membuka salah satu pintu partisi , keduanya memasuki ruangan inti di kediaman baru mereka ini . setelah kaindra menyalakan lampu yang ada di ruang santai pertama ini , secara beriringan keduanya pun menaiki tangga linear di sebelah kanan

Kurang dari satu jam , sabrina selesai membersihkan wajah dan serta berganti pakaian . dengan kaos over – sized putih yang menutupi celana pendek dark – red dan rambut terikat asal - asalan ini , sabrina berjalan keluar kamar utama dan pergi kedapur . sabrina menuruni satu demi satu undakan tangga linear sebelah kanan yang langsung mengarah ke dapur yang digabung dengan ruang makan .

Sembari menunggu kaindra yang sedang mandi . sabrina mengeluarkan bahan – bahan yang akan dia masak seperti satu piring stereofoam berisi beberapa potong paha ayam , satu paprika hijau , sayur kangkung , tomat , pakis dan juga beberapa cabai merah . sore ini , sabrina berniat untuk membuat ayam goreng paprika hijau , tumisan sayur kangkung , pakis dan tomat juga sambal merah goreng .

" pantesan kamu gak ada dikamar , rupanya udah di dapur , masak apa ay ? wangi banget masakan kamu ay " seloroh kaindra ketika mendapati istrinya ini sibuk berkutat didapur , seiring dengan langkah kakinya yang mendekat kearah dapur yang berada di sebelah kanan rumah ini , hidung mancung kaindra diterpa wangi masakan yang sedang dimasak sabrina ini .

Seulas senyum simpul terulas di bibir sabrina ketika masakannya dipuji suaminya ini . karena sedang fokus memasak , sabrina sampai tidak sadar kalau laki - laki ini sudah berdiri tepat di belakangnya , tanpa berkata apa – apa , kaindra mencuri satu kecupan di pipi kanan dan kiri milik istrinya ini . kecupan kaindra yang sama sekali tidak diduga sukses membuat sabrina terkejut

" mas ih , main nyosor aja " protes sabrina ketika menyadari pipinya menjadi sasaran empuk bibir kaindra , sementara yang diprotes tersenyum dan kembali mengecup kedua pipi perempuan kesayangannya ini dan mengambilkan dua piring saji dan satu piring kecil berbahan keramik dan berbentuk oval . laki – laki ini menaruh ketiga piring saji tersebut di meja dapur didekat kompor .

" sama istri sendiri kan gapapa , asal gak sama istri orang aja " dengan santai kaindra menukas protesan sabrina sambil membantu istrinya ini menata masing – masing piring oval yang berisi tiga macam lauk yang berbeda , sementara itu sabrina yang mendengar tukasan suaminya ini , pun menggelengkan kepalanya saja dan menaruh satu mangkok besar berisi nasi yang baru saja matang ini .

Tepat jam delapan malam dan setelah sabrina membersihkan perkakas masak yang sudah selesai dia pakai untuk memasak makan malam , baik kaindra maupun sabrina pun segera menyantap masakan yang sudah matang . begitu menyuapkan suapan pertama nasi kedalam mulutnya , kaindra menggumam keenakan .

Perempuan ini tersenyum tipis ketika mendengar gumaman kaindra , sambil sesekali melihat kaindra pun menyantap masakannya dengan lahap . beres makan malam , sabrina segera saja membereskan semua peralatan makan yang sudah selesai mereka pakai , bukannya langsung kembali kekamar utama atau menonton televisi , kaindra justru memilih membantu istrinya beres – beres dapur .

Disaat sabrina mencuci semua peralatan makan yang sudah mereka pakai , kaindra mengambil penyemprot meja dan kain lap untuk membersihkan meja makan dan meja dapur . saking seriusnya membersihkan meja dapur , laki – laki ini sampai tidak menyadari kalau sabrina sudah selesai menata peralatan makan kedalam lemari makan yang berada diatas salah satu meja dapur .

Sementara itu sabrina mengulas senyum ketika mendapati kaindra mengelap meja dapur sebelah kanan dan meja makan , meski hasil bersih – bersih kaindra tidak sesempurna dirinya , tapi perempuan ini tetap saja menghargai usaha laki – laki ini untuk membantunya . setelah urusan dapur selesai , mereka langsung saja mematikan semua lampu yang ada di ruang santai pertama dan juga dapur ini , keduanya segera kembali kekamar utama melalui tangga linear yang berada di sebelah kanan

Deeply In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang