01.Prolog

762 11 0
                                    

Bangunan kecil dengan desain rumah minimalis yang di cat berwarna cokelat dan terdapat pot bunga yang disusun rapih di sekitar rumah itu. Seorang anak kecil laki-laki kira kira berumur lima tahun sedang duduk sambil bermain dengan mobil polisi kesayangan nya di teras rumah tersebut. Anak itu asik sekali bermain walaupun hanya seorang diri. Sesekali ia tertawa girang kala angin menerpa wajah nya, sungguh ia sangat senang hingga akhirnya terjadi sesuatu.

Pranggg!!!

Suara vas bunga terjatuh dari dalam rumah. Selepas itu terdengar suara teriakan wanita yang kesakitan dan juga disusul dengan kemarahan besar dari seorang laki-laki. Sehingga membuat anak itu ketakutan akan apa yang terjadi di dalam rumah nya.

"Lepaskan aku! Arkhh!" Teriakan dari seorang wanita yang sedang dijambak rambutnya oleh laki-laki itu.

"Berani nya kau menghianatiku sialan, dasar wanita kotor!" Laki laki tersebut mendorong tubuh wanita itu sampai terjatuh ke lantai yang dingin.

"Pergi kau dari rumah ku sekarang juga. Aku sudah tidak mau melihat wajahmu lagi!" Kemudian sebuah koper mendarat di sebelah wanita itu, itu koper yang berisikan pakaian miliknya. Dengan tega nya laki laki yang berstatus sebagai suami dari wanita itu mengusir nya dari rumah.

Wanita itu berusaha berdiri dengan memegangi meja bertempatkan sebuah foto anak laki-laki yang di bingkai dan tersenyum bahagia dengan mata nya yang hampir tidak terlihat jika sedang tersenyum seperti itu, perlahan tanpa di sadari oleh nya liquid bening mulai membasahi pipi tanpa aba-aba.

Ia kemudian menatap sang suami nya yang malah memutar balikkan fakta, ia dituduh oleh sang suami bahwa ia telah berselingkuh dengan laki-laki lain di tempat bekerja. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah suami nya yang bermain dengan wanita lain dan bahkan istrinya sendiri sudah mengetahui sejak bulan lalu mereka memulai hubungan gelap tersebut.

"Kau menyalahkan aku atas kesalahan mu? Baiklah kita lihat siapa yang benar dan siapa yang salah" Wanita itu pergi membawa foto anak itu dan memasukkan nya ke dalam koper nya.

Disisi lain anak itu terduduk dengan melipat kedua kaki yang menutupi wajah nya, ia sangat takut, benar-benar takut. Tidak lama kemudian ia merasa seseorang menarik tangan nya, berniat mengajak pergi. Ia mengangkat kepala dan langsung memeluk seseorang itu dengan sangat erat, ada ketakutan yang teramat jelas dari mata anak itu.

"Mama! Ma! Aku takut! Mama mau pergi kemana? Mama Jangan tinggalin aku sendirian" Anak itu menangis.

"Kamu ikut Mama ya nak? Kita pergi dari sini" Anak itu mengangguk.

"Mama saayangg banget sama kamu, dan mama nggak akan bisa hidup tanpa kamu sayang. Kamu juga sayang kan sama Mama, hm?" Wanita yang berstatus sebagai ibu dari anak itu mengusap surai hitam putra kecil nya. Ia sangat menyayangi putra nya bahkan ia rela kalau dirinya saja yang di sakiti asalkan putra nya baik-baik saja.

Anak laki-laki itu mengangguk lagi. Ia memeluk ibu nya erat, sangat erat seakan tak mau lepas. Anak itu masih memeluk ibu nya, takut ditinggalkan.

"Mama janji kan mau bawa Arka pergi dari sini? Arka nggak mau tinggal sama Papa, Mah. Papa jahat udah marah marah sama Mama dan Arka nggak suka tinggal sama Papa, Arka cuma mau sama Mama aja, tolong Mah"

Anak itu menangis lagi setelah mengutarakan isi hatinya pada sang Ibu. Ia tak mau tinggal bersama sang Ayah karena bagi nya laki-laki itu bukan lah seorang Ayah terlebih iblis yang menyamar menjadi manusia dan tinggal bersama dia dan ibu nya di dalam rumah yang sama.

Sang Ibu pun mengangguk mengiyakan. Ia berusaha membuat putra nya merasa tenang dengan mengelus lembut surai hitam anak itu. Tanpa sadar liquid bening jatuh membasahi kedua pipi nya. Hatinya juga terasa sangat sakit karena harus menyuruh putra nya memilih tinggal bersama siapa. Di usia seperti ini seharusnya putra nya bermain bersama anak anak yang lain namun itu tidak bisa ia berikan kepada putra semata wayang yang sangat ia sayangi.

ARKA MAVENDRA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang